Sirius : 1. Not Perfect

12.8K 1.8K 697
                                    

Di dunia ini tidak ada yang sempurna. Tentu saja kalimat itu adalah benar. Tapi sepasang suami istri itu tak pernah menganggap ketidak sempurnaan anak bungsu mereka adalah petaka. Mereka menerimanya dengan lapang dada. Walau cemooh selalu datang menghujam setiap waktu.

Sejak lahir, Lisa sudah ditetapkan mengidap penyakit Spectrum Autisme. Dimana dia tak akan bisa tumbuh seperti ketiga kakaknya yang lain. Memiliki berbagai kelemahan yang tak pernah diinginkan siapa pun.

Tapi siapa sangka jika seseorang hanya sepintas melihat Lisa, tak akan mengira jika gadis bungsu Kang itu memiliki Spectrum Autisme.

Gadis itu tumbuh dengan wajah yang cantik, tubuh yang tinggi dibandingkan kedua kakaknya selain Rosé. Hanya saja, tubuh gadis itu selalu kurus. Di usianya yang ke enam belas tahun, berat badan Lisa hanya mampu mencapai 37 kilogram.

"Unnie! Lihat! Bagus!"

Lisa berlari kecil menghampiri seorang gadis berambut blonde yang sedang membaca buku di gazebo mansion itu. Menyodorkan sebuah buku tulis yang sudah sobek di beberapa bagian karena Lisa mengguntingnya.

Anak ketiga Kang Haneul itu tertegun sejenak. Itu adalah buku tugasnya yang harus dikumpulkan besok. Padahal, Rosé mengerjakannya hingga tiga hari karena ada seratus soal yang harus dia jawab disana.

"Lisa-ya, itu buku tugas Unnie." Lirih Rosé yang entah mengapa merasa amat sedih. Dia hanya kecewa karena hasil dari tiga harinya berakhir sia-sia. Sedangkan besok, dia harus mengumpulkan itu jika tak ingin mendapat hukuman dan nilai kosong.

"Tu-gas? Apa?" Lisa memiringkan kepalanya. Menatap sang kakak penuh tanya karena dia tak mengerti.

Rosé menggeleng pelan. Berusaha menampilkan senyumannya untuk sang adik. Lalu beralih membenarkan kaca mata Lisa yang hendak terlepas.
"Gwenchana, Unnie akan mengerjakannya ulang."

Selalu seperti itu. Karena, siapa yang bisa marah dengan Lisa? Ketiga gadis Kang selalu mengerti kondisi sang adik. Menuruti Lisa, adalah keharusan untuk mereka.

Kesalahan bungsu Kang itu selalu termaafkan. Walau sangat berat sekali pun. Bahkan jika Lisa ingin membunuh kakaknya, mereka tak akan pernah marah.

.........

Tahun ini, adalah tahun pertama Jisoo memasuki bangku perguruan tinggi. Biasanya, setiap pagi dia berangkat bersama kedua adiknya. Namun kali ini dia harus pergi sendiri. Mengendarai mobil baru pemberian Ayahnya.

Jisoo pikir, hari pertamanya berkuliah akan menyenangkan. Tapi lihatlah, di papan mading gedung kampus itu bahkan sudah tertempel sebuah surat kabar beberapa tahun lalu dengan judul yang membuat Jisoo muak.

Kang Jisoo, Model Remaja yang Memiliki Adik Penderita Spectrum Autisme

Dengan kesal, gadis berambut hitam itu melepas paksa sobekan koran yang sungguh merusak pagi Jisoo. Setelah dia melakukan itu, bahkan beberapa orang menatapnya dan berjalan menjauh.

"Kenapa kau lepas? Bukankah kau bangga memiliki adik idiot seperti itu?" pertanyaan sinis itu sukses membuat perasaan Jisoo meradang.

Segera dia berbalik, dan menatap gadis yang usianya satu tahun di atas Jisoo. Dia adalah kakak sepupunya yang sangat menyebalkan. Tentu bersama dua adiknya yang lain. Mereka tak pernah lelah untuk merendahkan keluarga Jisoo. Terutama Lisa.

"Apa keuntunganmu melakukan ini terus-menerus?" Jisoo bertanya dengan mata memerah. Tahu jika surat kabar lama itu berada di mading karena Seulgi.

Sial untuk anak sulung Kang Haneul itu, dia selalu saja berada di sekolah yang sama dengan Kang Seulgi. Dan disetiap awal masuk ke sekolah, ada saja ulah Seulgi yang membuat semua memandang Jisoo tak suka. Tentu saja dengan membeberkan kelemahan adik bungsunya.

SiriusWhere stories live. Discover now