Sirius : 31. Water

3.5K 732 106
                                    

Chaeyoung kembali muntah, dan kali ini mengotori pakaian dan kedua tangan ibunya sendiri. Membuat gadis itu merasa sangat bersalah.

"E-Eomma, mianhae." Chaeyoung menatap ibunya sendu.

"Gwenchana. Ah, Eomma harus mengambil tissue sebentar. Tunggu, eoh?" Ketika Sora menyadari tissue yang dibawanya telah kotor, wanita itu bangkit.

Sebelum benar-benar pergi, Sora menatap Lisa yang berada tak jauh dari mereka. Ia merasa sedih karena kini anak bungsunya itu sering bermain sendirian.

"Sayang, jangan berlari. Nanti jauh." Sora menegur Lisa, sebelum akhirnya benar-benar masuk ke dalam rumah dengan langkah cepat.

Lisa diam. Mendengus kesal karena ujaran sang ibu mengacaukan kesenangannya. Baiklah, ia hanya akan bermain dengan tenang kali ini. Tanpa berlari seperti tadi.

Melihat ibunya pergi, Lisa kembali menerbangkan pesawat kertas yang semula telah dibuatkan oleh Seulgi dengan sempurnya.

Namun matanya membulat ketika pesawat itu tak terbang ke arah yang Lisa inginkan. Terpaksa ia harus melanggar perintah sang ibu. Lisa berlari dengan panik karena pesawatnya akan jatuh ke kolam berenang.

"Ah! Jangan kesana!" Lisa berteriak, tepat ketika pesawat itu benar-benar jatuh dan mengambang di kolam dengan bentuk yang tak sama lagi seperti tadi.

"An-dwe, Lisa!"

Bukan hanya Lisa yang merasa panik, tapi Chaeyoung yang melihat adiknya berlari ke arah kolam renang membuatnya gelisah.

Lisa tidak bisa berenang. Bagaimana jika ia terjatuh ketika ingin mengambil pesawat kertas itu. Pikiran-pikiran buruk mulai tercipta di kepala Chaeyoung di waktu yang amat singkat itu.

Hingga entah keberanian dari mana, Chaeyoung berusaha berdiri. Ia berhasil menghasilkan tiga langkah, yang mampu menghentikan semua pikiran buruknya.

Ia menangkap lengan Lisa, tepat ketika selangkah lagi Lisa berada di tepi kolam. Namun ketika ia menyadari keseimbangannya mulai goyah, Chaeyoung melepaskan tangan Lisa. Membiarkan tubuhnya yang harus merasakan dinginnya air kolam.

"U-Unnie," lirih Lisa yang merasa bingung dengan situasi seperti ini.

Napasnya memburu, melihat Chaeyoung yang kesulitan di dalam ir membuat Lisa ketakutan. Ia tak memiliki kekuatan untuk berdiri. Lisa mulai merangkak, mendekati tepi kolam berenang.

"U-Unnie..." Lisa mengulurkan tangannya, berharap Chaeyoung mau meraih itu.

"Astaga Chaeyoung!"

Teriakan itu membuat Lisa menarik uluran tangannya. Ia terduduk ketika sang ayah datang bersama ibunya, lalu terjun ke kolam untuk meraih tubuh Chaeyoung yang tidak berdaya.

Lisa tidak berani bersuara. Bahkan ketika ayahnya berhasil membawa tubuh Chaeyoung ke tepi kolam. Lisa merasa, ada sesuatu yang asing mengusiknya. Ia tak pernah merasakan ini sebelumnya. Apakah... Ini yang dinamakan rasa bersalah?

"Chae, Appa mohon bernapaslah!" Haneul terus memompa dada Chaeyoung, sangat ketakutan ketika wajah anaknya membiru.

"Chae---"

"Uhuk!"

Jennie baru saja tiba. Dengan wajah terkejut ia hendak menyebut nama Chaeyoung, namun terhenti ketika adiknya terbatuk dan mengeluarkan banyak air.

Ia tidak paham situasinya saat ini, karena semula niatnya hanya ingin melihat Lisa dan Chaeyoung sebelum berangkat ke sekolah. Namun justru mendapati kejadian mengejutkan seperti ini.

SiriusWhere stories live. Discover now