Sirius : 41. Rain

3.4K 764 120
                                    

Cuaca malam hari tanpa kelabu itu menarik perhatiannya. Sejak beberapa menit lalu ia terus memandangi langit dari jendela ruang perawatan anaknya.

Melihat bintang yang sungguh banyak, ia teringat oleh seseorang. Sosok yang akhir-akhir ini ia abaikan. Dan terakhir kali, bahkan ia harus menaruh luka pada perasaan bintang itu.

"Eomma! Lisa mau menjadi bintang! Lisa mau seperti itu!"

"Jisoo Unnie bilang, bintang yang paling terang itu adalah Sirius. Lisa mau seperti dia!"

"Eomma, apa Lisa sudah tampak seperti Sirius?"

Celotehan riang itu hinggap memenuhi kepalanya. Sora mendongak ketika merasa air matanya akan tumpah.

Kenapa ia harus menjadi ibu yang jahat? Lisa, bahkan anak itu tak pernah menyakitinya sedikit pun. Tapi kenapa ia harus menaruh luka pada anak polosnya?

Tiba-tiba, sepasang lengan memeluknya dari belakang. Ikut memandangi langit malam yang begitu indah.

"Apa kau ingat? Saat kau menangis karena bertengkar denganku, Lisa datang dan membawakanmu bunga mawar." Setelah mengatakan itu, Haneul terkekeh.

Kejadian yang sudah sangat lama, namun ia mengingat dengan baik bagaimana Lisa tiba-tiba hadir di tengah pertengkaran mereka. Membawa setangkai mawar merah untuk Sora.

"Hm. Setelah itu dia mencubit lenganmu dan memarahimu karena membuatku menangis." Sora tersenyum.

Sebenarnya, apa alasan wanita itu hingga menganggap Lisa merepotkan? Apakah karena Lisa tidak memiliki masa depan yang baik seperti ketiga kakaknya? Apakah karena Lisa akan bergantung pada orang lain selama hidupnya?

Namun jika hanya itu alasannya, Sora tentu harus merasa kalah. Karena ada lebih banyak alasan yang bisa mempertahankan Lisa sebagai manusia terbaik di keluarga mereka.

"Sora-ya, apa pemikiranmu masih sama? Apakah di matamu Lisa hanyalah anak yang merepotkan dan tidak memiliki masa depan?"

Sora menggigit bibir bawahnya. Perkataan sang suami mampu menusuk relung hatinya. Apakah ia telah beranggapan jika Lisa seperti itu?

"Maaf. A-Aku hanya... Merasa lelah?" Sora sendiri tidak yakin, mengapa ia bisa berpikir buruk mengenai Lisa. Ini seperti bukan dirinya.

"Aku... Akan meminta maaf pada Lili kita. Aku ingin memeluknya. Aku tak akan melepaskannya lagi. Aku janji---"

"Jangan berjanji." Haneul segera memotong ucapan Sora.

Ia tidak akan membiarkan istrinya kembali mengumbar janji jika kelak akan diingkari lagi. Ia tak mau ada yang terluka dengan janji itu.

"Kita hanya perlu, menjadi lebih bahagia. Aku yakin, semua akan baik-baik saja selama kita semua bersama." Haneul meneruskan.

Menarik napasnya, Sora melepaskan dekapan suaminya. Ia beralih memandang Chaeyoung yang sudah terlelap dalam tidurnya.

"Kita harus membawa Lisa kemari. Chaeyoung pun pasti sangat merindukannya."

..........

Seperti rangkaian film yang sudah ada di ujung penayangan. Semua permasalah tampak menemui titik terang dan perasaan lega mulai melingkupi mereka.

Seulgi, yang sudah tidak lagi kesepian karena kini sang ibu telah memilih berada di sisinya. Serta keluarga Haneul yang sebentar lagi akan kembali berkumpul tanpa keegoisan masing-masing.

Hari ini, setelah tiga hari akhirnya Jisoo dan Jennie memutuskan membawa Lisa pulang ke rumah. Mereka mendapatkan kabar dari Haneul, bahwa Sora akan meminta maaf pada Lisa dan itu adalah hal baik.

SiriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang