Part 10 || Bunuh diri

2.3K 98 0
                                    

Tidak semua orang pantas di cintaiJangan mencintai orang yangMelukai, dan Merugikan Orang lain, karena bagi merekaCinta hanyalah sebuah permainan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak semua orang pantas di cintai
Jangan mencintai orang yang
Melukai, dan Merugikan
Orang lain, karena bagi mereka
Cinta hanyalah sebuah permainan.

-Vincenzo

...

Jam menunjukan pukul 22.00 WIB, Reyhan beranjak dari kursi nya membuka jas dokternya dan mengambil kunci mobil yang berada di dalam laci.

"Pulang lo?" Tanya Dokter Ibnu yang melihat Reyhan.

"Iya, lo jaga malam?" Tanya Reyhan.

"Yoi, sama dokter Jenika" Balas Ibnu sambil terkekeh ringan.

"Good luck" Reyhan menepuk bahu sebelah kanan Ibnu.

"Balik duluan gue Nu" Pamit Reyhan.

"Hati-hati lo, udah malem ini" Peringat Ibnu dan di balas acungan jempol daei Reyhan.

Reyhan memutar setirnya menuju gerbang keluar dari Rumah Sakit Stay Healty.

"Hati-hati pak dokter" Ucap pak satpam.

"Iya pak, duluan ya" Reyhan melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang, sampai ia melewati sebuah jembatan panjang yang cukup sepii.

Ia melihat seorang gadis yang berdiri di tepi jembatan, mata Reyhan memicing apakah yang di lihat ini manusia atau kah makhluk ghoib.

Semakin dekat mobil nya dengan wanita itu, Reyhan membulatkan matanya, nampak wanita itu ingin mengakhiri hidup nya.

"Astagfirullahaladzim" Reyhan menepikan mobil nya dan bergegas keluar dari mobil.

"Mbak astagfirullah, mbak ngapain jam segini disini" Ucap Reyhan yang membuat wanita itu mencari sumber suara.

"Dokter Reyhan" Balas wanita itu lirih.

"Astagfirullah bu Renata, bu jangan begini bu, bunuh diri itu bukan akhir dari segalanya" Panik Reyhan.

"Untuk apa dok saya hidup, untuk apaa Dion sudah meninggalkan saya, lalu untuk apa saya hidup dok" Teriakk Renata yang menggema di lautan di bawah sana.

"Demi anak yang sedang ibu kandung"

Renata terdiam memandang perutnya yang sedikit buncit, tangan nya terangkat membelai perut nya sendiri.

Kaki Renata lemas, tubuh nya meluruh dan menangiss dalam isakan nya.

"Maafkan mamah sayang, maaff" Lirih Renata.

Reyhan kasian melihat ibu tunggal yang satu ini, ia ikut jongkok menyetarakan tubuh nya dengan Renata.

"Ibu pulang ya, jangan bunuh diri, ibu masih sehat walafiat, masih bisa kerja, jangan biarkan bayi yang sedang bu Renata kandung ini merasakan apa yang ibunya rasakan" Ucap Reyhan panjang lebar.

"Saya gak punya rumah dok, bahkan biaya Rumah Sakit pun saya tidak tahu siapa orang yang telah melunasi nya" Ujar Renata lirih.

Reyhan menghembuskan nafasnya kasar, tidak mungkin wanita ini ia tinggal, apa lagi dia bawa pulang ke rumah, sangat tidak mungkin, ia memutar otak nya dan melihat sebuah bangunan  besar yang bertuliskan Dream Hotel.

"Saya akan sewakan hotel di sekitar sini, ibu Renata istirahat ya" Ucap Reyhan yang menenangkan Renata.

Renata mengangguk setuju, ia berdiri dengan susah, tangan Reyhan tak ada pergerakan untuk menyentuh Renata dan membantu nya untuk berdiri.

Reyhan berjalan duluan di mobil dan di ikuti oleh Renata dari belakang, Reyhan putar balik untuk menuju Dream Hotel.

Renatan nampak kedinginan dengan rok selutut dengan lengan sesiku yang ia kenakan.

"Pakai jas saya, kasian anak ibu" Titah Reyhan.

"Apa gak papa dok?" Tanya Renata hati-hati.

"Gak papa"

Renata menarik jas yang tersampir di sandaran tempar Renata duduk.

Reyhan menyewakan kamar hotel dengan jangka waktu 1 bulan.

"Saya sewakan hotel disini 1 bulan, dalam 1 bulan bu Renata bisa cari kerja, dan cari kontrakan di sekitar tempat bu Renata kerja" Jelas Reyhan.

"Terimakasih dokter, saya janji akan membayar utang saya pada dokter" Balas Renata dan Reyhan hanya mengiyakan perkataan Renata.

"Ibu di antar oleh staf disini, saya harus pulang istri saya sudah menunggu" Jelas Reyhan dan ia langsung pergi meninggalkan Renata di hotel.

Bagai di sambar petir Renata mendengar kata istri yang keluar dari mulut Reyhan, ia sedikit menyesal mengapa tak melirik jari manis Reyhan yang melingkar sebuah cincin pernikahan.

Renata mengabaikan pikiran nya dan memilih mengikuti salah satu staf hotel dan masuk ke dalam kamar nya untuk beristirahat.








note nya adallah.
Baik boleh, tapi kadang ada orang yang salah paham akan kebaikan kita.

Gitu ga sih wkwkwk

Aku tuh kayak pernah lihat adegan kayak yang aku tulis di atas, entah di cerita, film atau di komik, aku lupa kalau misal ada yang tau,aku terinspirasi dari sana ya cmiiw

Part ini di tulis
26-12-21

Surga yang terbagi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang