Part 58 || Firasat

771 55 17
                                    

Diamku adalah bahaya bagimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Diamku adalah bahaya bagimu

...


Sudah dua hari Reyhan menginap di tempat Sandra, percaya tidak bahwa selama dua hari itu Reyhan hanya berperan sebagai suami yang miliki tanggung jawab.

"Saya pulang dulu ya" Pamit Reyhan.

"Iya a', hati-hati ya" Ucap Sandra.

Sandra merasa senang, meskipun hanya dua hari dalam satu minggu, ia bersyukur karena Reyhan memikirkan dirinya.

Melda diam menatap layar laptop nya, tadi ia sedang vidio call dengan Jenika, ia sedang libur dan memilih untuk healing ke pulau Dewata Bali bersama keponakanya.

Namun ada hal gila yang terungkap dari vidio call yang awalnya hanya sebuah keisengan Melda.

"Di RS gak ada dokter yang di kirim ke desa terpencil, RS sana belum ngadain itu dari dulu"

Ucapan Jenika itu terngiang-ngiang di telinga Melda, jadi dua hari ini suaminya pergi kemana, Jenika tidak mungkin berbohong, tapi Reyhan juga tidak mungkin berbohong.

Entah Melda harus percaya pada siapa, ia mencoba mencari di internet kira-kira berapa hari waktu pengabdian seorang dokter di desa terpencil.

Namun ia tak menemukan apa-apa disana, apa ia menghubungi Ibnu atau bagaimana.

Kepala tanggung Melda nekat menelfon Ibnu padahal harusnya itu tidak boleh.

"Assalamualaikum nu, anu boleh nanya gak si?" Tanya Melda saat sambungannya terhubung.

"Waallaikumsallam tumben, tanya apa tuh?" Jawab Ibnu.

"Di rumah sakit ada gak si kayak dokter di suruh ngabdi ke manaa gitu" Tanya Melda.

"Ahhh kayak gitu biasanya nanti di pilihin dari kepala rumah sakit, misal 5 atau 7 orang gitu" Jelas Ibnu.

"Di RS sana ada?"

"Engga, belum pernah gue denger ada dokter yang mengabdi" Jawab Ibnu.

"Kemarin-kemarin juga gak ada gitu?"

"Gak ada Mel, kenapa si?" Tanya Ibnu.

"Pengen tau aja si, kepoan aku soalnya" Melda terkekeh pelan.

"Eh btw Reyhan kenapa ambil libur dua hari, berdua duaan mulu dah kalian berdua" Goda Ibnu.

"Hah, ah bisa aja, udahan ya aku tutup dulu, assalamu'alaikum"

"Waallaikumsallam"

Melda metelakan ponselnya lemas, ada yang tidak beres dengan Reyhan, namun Melda belum tau pasti apa yang Reyhan lakukan.

Selingkuh kah, atau tengah merencanakan apa, atau dia punya masalah besar yang tak Melda ketahui.

Melda menepis pikiran jahatnya saat mobil Reyhan masuk ke halaman rumah, ia segera menghapus log panggilan di laptop dan di ponslenya.

Ia segera turun ke bawah untuk menemui suaminya, ia sangat sangat sangat merindukan Reyhan.

"Assalamualaikum"

"Mass Reyy" Melda memeluk erat pundak Reyhan.

"Adudududuh sayang" Reyhan membalas pelukan Melda erat, ia juga sangat merindukan Melda.

"Aaaaa kangen banget" Melda masih memeluk erat bahu Reyhan, sedikit tercium samar samar aroma strawberry dari rambut Reyhan.

"Mas pakai sampo apa?" Tanya Melda.

"Gak bawa sampo ahaha mas keramas pakai sampai sachet di warung" Jawab Reyhan sambil terkekeh.

"Apa merk nya, sedep banget baunya"

"Lupa yang"

"Baunya kayak sampo punya Melda, tapi yang varian Strawberry" Jelas Melda.

"Udah ah jadi bahas sampo, kangen banget aku sama kamu" Reyhan mencium kedua pipi Melda.

Melda tersenyum sekilas, mata Reyhan seakan tak menyimpan kebohongan sedikit pun.

Sangat pandai mengatur ekspresi.

"Ke atas yuk" Ajak Reyhan.

"Bentar Melda ambil air putih dulu"

Melda naik ke atas bersama dengan Reyhan, Reyhan terus bercerita bagaimana ia disana, anak-anak kecil yang lucu dan ramah, lingkungan yang cukup kumuh, membuat semuanya seolah-olah benar terjadi.

Melda hanya menatap Reyhan yang sangat antusias bercerita.

"Seru kayaknya" Balas Melda.

"Seru banget yang, jadi pas aku mau pamitan pulang kayak pada, om dokter Minggu depan kesini lagi kan, terus aku ketawa, mana bisa kesana terus gitu kan" Reyhan tertawa dengan ceritanya.

Melda juga ikut tertawa, bukan menertawakan cerita Reyhan, namun menertawakan diri sendiri, jika ia bisa bertepuk tangan sekarang, ia akan segera bertepuk tangan di depan Reyhan sambil berucap.

Ikut casting jadi aktor gih, di bayar dari pada gini gak ada yang bayar.

Tapi semuanya terkunci di bibir Melda, dan yang keluar hanya sebuah senyuman.

Surga yang terbagi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang