Part 81|| Kebimbangan

1.8K 79 4
                                    

Puncak nya mencintai adalah meng ikhlaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Puncak nya mencintai adalah meng ikhlaskan.

_


Keesokan harinya akhirnya Melda keluar dari rumah sakit, setelah kondisinya membaik, dan ia sudah mulai sehat.

"Nak ayo" Ajak Michale yang sedari tadi melihat Melda melamun di atas kasurnya.

"Mah, mas Rey kesini gak?" Tanya Melda.

"Tadi disini, pas kamu tidur Reyhan kakak suruh pulang" Timpal Jordan yang baru saja masuk ke ruangan.

"Jordan" Tegur Michale.

"Mah, gak papa" Ucap Melda menengahi.

"Kak, anterin Melda yuk" Ajak Melda.

"Heh gak boleh pulang dulu ya, ke rumah papah deh kalau belum mau pulang ke rumah" Ucap Michale dan di balas anggukan oleh Melda.

Torix membantu Melda untuk berjalan, dan Jordan membawa tas kecil berisi pakaian Melda, mereka menuju ke perumahan menengah, tak begitu luas juga tak begitu sempit.

Dan Michale menggendong cucunya yang begitu tampan.

"Alhamdulillah, ayok turun yukk" Ajak Michale.

Melda tersenyum, setelah sekian lama ia akan menginap di istana ini lagi, rasanya dirinya kembali menjadi gadis kecil yang selalu duduk di taman bersama seorang laki-laki paruh baya yang ia panggil kakek.

Sekilas otak nya memutar ulang segala kenangan di rumah ini, kenangan bersama kakek nenek nya yang sudah di panggil oleh Allah.

"Ini tanggal 17 November ya mah?" Tanya Melda.

"Iya kenapa sayang??"

"Aku kangen nenek sama kakek deh mah, nanti ke makam nenek sama kakek ya" Ajak Melda.

"Iya sayang" Michale memapah Melda untuk masuk ke dalam, Jordan di belakang Melda berusaha untuk menghapus lelehan bening yang mengalir di pipinya, sakit rasanya melihat adik nya yang narsis ini menjadi sosok perempuan pendiam.

Michale membawa Melda ke kamar nya dulu, sungguh kamar itu benar-benar tak berubah, kamar dengan warna purple dan banyak sekali boneka yang bertengger di sana, tak satupun yang berdebu semua bersih, rapi dan wangi.

"Lucuuu" Ucap Melda.

"Ini kasurnya masih muat di aku mah?" Tanya Melda sambil terkekeh pelan.

"Muat dong, ini kan singel bad"

"Ya udah kamu istirahat ya, mamah ke luar dulu, biar Akbar mamah yang jagain" Ucap Michale.

"Makasi ya mah"

"Ya udah mamah keluar ya"

"Iya"

Michale keluar bersama Akbar dan menyisakan Jordan yang masih diam mematung di dekat pintu.

"Ngapain berdiri di situ?" Tanya Melda, Jordan hanya tersenyum sekilas dan meletakan tas kecil di atas meja, Jordan menyusul Melda dan ikut duduk di kasur kecil tersebut.

Terdengar bunyi sedikit retak ketika Jordan ikut duduk.

"Astagfirullah, heh mau roboh kak" Melda terkekeh melihat Jordan yang segera bangkit dari kasur.

"Dah lah gak layak emang ni kasur" Jordan duduk di atas boneka boneka besar yang terjejer di samping kasur.

"Mau ngapain sih??" Tanya Melda.

"Tadi mau ngajak kemana?"

"Gak jadi deh" Jawab Melda.

"Really?"

"Yeah"

"U happy Mel?" Tanya Jordan.

"I'm happy"

"Thats my girl" Tangan Jordan terangkat untuk membelai kepala Melda.

"Adek gue cantik banget kalau kayak ginii" Jordan merentangkan tangan nya dan langsung di terima baik oleh Melda.

"Makasi, udah jadi kakak yang baik buat Melda, Sorry if Melda is stubor"

Reyhan tertawa "Kacau banget bahasa inggris lo cil, udah jadi orang sini ya lo, stubborn" Ucap Jordan.

"Oh udah ganti ya??" Tanya Melda.

"Dari dulu gituu emangg" Ucap Jordan prustasi.

"Kalem kalemm" Melda terkekeh di pelukan Jordan.

Ia bersyukur atas segala yang terjadi, pahit manis, suka duka rumah tangga telah ia rasakan.

Salah satu kesalahan terbesarnya adalah, mencintai manusia terlalu berlebihan hingga membuat Allah cemburu, terlalu menganggap Reyhan sempurna itu juga sebuah kesalahan.













Insyaallah akan ada 3 part lagi untuk ending, kalian mau langsung aku up semua apa satu² aja nih??

Surga yang terbagi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang