Part 16 || Menginginkan

1.2K 65 1
                                    

Mari kita ulangi semuanya Sebagai dua orang yang tidak pernahSaling mengenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mari kita ulangi semuanya
Sebagai dua orang yang tidak pernah
Saling mengenal

...


Melda dan Reyhan sudah berada di kerumunan para pembeli kerak telor legend yang terkenal di kota mereka.

"Rame, pegell mass" Rengek Melda.

"Capek ya, sini nyender" Reyhan menarik pinggang Melda dan menahan tubuh nya agar Melda tidak terlalu pegal.

Melda menatap suaminya dengan senyum yang melekat di wajah nya.

"Ngapain senyum-senyum" Tanya Reyhan sambil ikut tersenyum, meskipun ia tak paham apa yang membuat bibirnya ikut melengkung ketika melihat senyuman Melda.

"Mas kok kamu ganteng" Bisik Melda supaya tidak terdengar oleh orang-orang.

"Masak"

"Iya ih lihat, Allah memahat wajah mas tuh sempurna banget, bibir mas, hidung mas, mata mas, garis wajah mas, sukak deh" Puji Melda yang membuat Reyhan ingin menggigit pipi Melda yang merah merona.

"Ini rame loh sayang" Peringat Reyhan.

"Aku lihat mamas" Jawab Melda sambil terkekeh pelan.

Renata dan Nia berjalan dari jauh, menyebrang jalanan yang sangat ramaii.

"Itu mbak yang jualan" Nia menunjuk seorang ibu-ibu yang di kerumuni banyak orang.

"Wah rame ya Ni"

"Wah pasti mbak namanya juga Kerak Telor legend, rasanya heemmmm mantepp" Nia mengacungkan dua jempol nya.

"Ayok mbak keburu habis" Nia menarik tangan Renata perlahan sambil menyebrang jalan.

Mata Renata terfokus pada salah satu pembeli yang amat sangat ia kenal, ia menatap serius wajah pria itu yang tertawa ceria dengan seorang perempuan yang berada di samping nya.

"Cantik sekali" Ucap Renata tiba-tiba.

Nia menepuk pelan pundak Renata "Ah mbak Ren bisa aja, makasih loh mbak" Ujar Nia yang membuat Renata kikuk.

"Ahaha Ni Ni" Renata terkekeh melihat tingkah laku Nia.

Renata mengikuti langkah kaki Nia, dan sial nya Nia malah mengarah ke dekat Reyhan dan Melda.

"Sini aja mbak, kita bisa nyelinap" Bisik Nia licik.

"Eh gak boleh gitu, antri" Renata menepuk pelan lengan Nia.

"Ihihihi gak papa mbak, sekali-kali"

Renata tidak sengaja mendengar pembicaraan Melda dan Reyhan, meskipun mereka hanya berbisik bisik pelan, tapi posisi Renata benar-benar persis di samping Melda.

"Mas habis ini kita beli tteokbokki di supermarket ya"

"Eits, makanan instan tidak di perbolehkan untuk kamu sayang, nanti dedek nya ga ngembang ngembang"

"Yahhh, iya dehh"

"Nanti buat aja di rumah, mas bantuin"

"Serius?"

"Iya sayang nya mas"

"Kamu emang suami terbaik mas"

Renata tersenyum kaku mendengar perbincangan mereka, dalam hati nya ia merutuki perasaan sesaat nya pada dokter yang sudah berbulan bulan menolong Doni.

"Ya tuhan, apa sebuah kesalahan jika aku juga menginginkan nya" Ucap Renata dalam hati.

Bagaimana ia tak jatuh hati pada Reyhan, jika laki-laki yang mengenalnya hanya sebatas ibu dari pasien nya saja bisa sebaik ini padanya, bagaimana jika lebih?

Manusia memang serakah, di kasih sedikit namun meminta lebih, itu yang Renata rasakan, ia ingin lebih di perhatikan lagi.

"Astagfirullah yaallah, ampuni hamba" Bisik Renata pelan, ia selalu saja begini jika sudah membahas soal Reyhan.









Mbak Renata gak boleh gitu yaa

Kalau kalian mau tau part ini aku ketik dengan total 532 kata

Hanya 500 kata, aku bisa sampai 1000 kata sayang nya otak ku tak memadai untuk di ajak mikir alur panjang.

Maka dari itu kalian protes lah supaya aku terdesak dan bisa up dengan part yang lebih panjangg.

Babay

Part ini di tulis
27-12-21

Surga yang terbagi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang