Part 26 || Milik siapa

963 53 1
                                    

Jika hati mulai bergerakMaka logika mulai hilang akal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika hati mulai bergerak
Maka logika mulai hilang akal.

...

Reyhan telah bersiap-siap untuk pulang, jas yang biasanya tetap berada dalam ruangan nya, sekarang ia bawa pulang untuk di cuci.

"Gak pulang Nu?" Tanya Reyhan pada Ibnu yang nampak masih duduk di kursi depan Rumah Sakit.

"Gue khawatir sama Jenika Rey" Jawab Ibnu lemas.

"Jenika kenapa?"

"Hak asuh Syifa lagi di pertarungin sama keluarga kakak iparnya"

"Lah, Andik kan masih hidup, ngapain pada ngurusin hak asuh?"

"Gak tau gue, Jenika lagi usaha mati-mati an pertahanin Syifa" Reyhan menatap nanar Ibnu, dalam beberapa tahun ia berteman dengan Ibnu baru hari ini lah, wajah pelawak Ibnu tertutup kabut.

Reyhan mendudukan tubuh nya di samping Ibnu, menepuk pelan pundak Ibnu "Nu lo percaya sama Jenika kan, hak asuh akan tetap jatuh di tangan dia, secara ayah nya masih hidup, bekerja, berkecukupan, right??" Jelas Reyhan panjang lebar.

Ibnu mengangguk setuju, karena memang benar adanya apa yang di katakan oleh Reyhan.

Reyhan mengulas senyumnya dan beranjak dari kursi nya "Aman bro, ayo pulang"

"Duluan, gue ambil barang-barang dulu" Titah Ibnu.

"Oke, assalamualaikum"

"Waallaikumusllam"

Reyhan menghentikan mobil nya pada pedagang martabak telur yang di pinggir jalan, ia memesan satu porsi spesial pesanan Melda.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya pesanan nya sudah siap di bawa pulang, di perjalanan Reyhan berfikir apakah Renata benar-benar menginginkan dirinya?.

Reyhan berdoa dalam hati supaya rumor sialan itu tidak sampai pada telinga Melda, padahal dirinya sudah memilih untuk menjadi dokter karena tak ingin hidupnya benar-benar di atur oleh publik, namun apalah daya sang ibu adallah seorang publik figur yang sedang naik daun, ayah nya pun seorang pengusaha yang cukup dan mampu untuk di jadikan topik hangat berita.

Reyhan memarkirkan mobil nya dan masuk ke dalam rumah, Melda duduk di ruang tamu dengan toples krupuk berada di samping nya.

Reyhan tersenyum sekilas melihat istrinya yang fokus menatap layar tv, hingga kedatangan nya pun tak tercium oleh nya.

Reyhan mendekatkan dirinya pada Melda dan mencium sekilas pipi Melda.

"Heii mass, martabak aku mana?" Tanya Melda yang tersadar jika suaminya sudah berada di samping nya.

"Martabak telur spesial dengan banyak daging" Jawab Reyhan sambil menenteng kresek bening berisi kardus martabak.

"Waahh masyaallah aromanyaa" Melda mengendus endus martabak tersebut, ia membuka kardus tersebut dan berbinar melihat martabak nya yang gendut gendut dan penuh akan daging.

Melda mengigit martabak tersebut "Emmmm enaakk bangett"

"Mas mau?" Tawar Melda.

"Enggak sayang kamu aja"

"Ihh aaaaaa" Melda memberi kode pada Reyhan supaya membuka mulutnya.

Reyhan terkekeh pelan dan menuruti permintaan istrinya.

"Enak kan" Tanya Melda yang di balas anggukan oleh Reyhan.

"Mas mandi dulu ya, ini jas nya mas tarok mana??"

"Sini aja nanti biar Melda rendem"

"Oke, mandi dulu yaa" Reyhan mencium sekilas kening Melda dan beranjak untuk mandi.

Setelah di rasa kenyang, Melda membereskan sisa martabak nya yang bisa di katakan masih sangat banyak.

Melda menenteng jas Reyhan dan membawanya ke belakang untuk di rendam, layak nya seorang raja, jas dokter Reyhan benar-benar di spesialkan dari pakaian pakaian lain nya.

Melda merogoh kantung jas Reyhan, untuk mengecek apakah ada kertas kertas yang bisa membuat jas Reyhan kotor, namun bukan nya kertas Melda menemukan sebuah lipstik kecil di kantung Reyhan.

"Lipstik siapa ini" Melda meneliti lipstik tersebut, ia berpikir bahwa itu milik nya, namun Melda tak pernah memakai lipstik merk tersebut.

Melda masih berfikir jernih karena bisa saja ini milik Jenika, ia tau betapa jail nya seorang gadis bernama lengkap Jenika Cellyn itu.

Ia meninggalkan jas Reyhan yang akan di rendam beberapa menit, Melda mengantongi lipstik tersebut, ia meraih ponsel nya ingin menghubungi Jenika, ia terkikik geli kali ini ia tak akan tertipu dengan kejailan Jenika.

"Hallo Mel ada apa?"  Tanya Jenika dari sebrang telefon.

"Lipstik di jas mas Rey punya kamu kan??"

"Lipstik apa tuh, kek nya gue pernah ninggalin lipstik di ruangan Reyhan"

"Lipstik warna nude, merk nya Switu" Jelas Melda.

"Sorry ya Imelda Mikayla Soraya, seorang dokter Jenika tidak memakai lipstik dengan merk itu, apa lagi warna apa tadi?? Nude?? Bukan tipe ku" Jelas Jenika yang membuat senyum manis di wajah Melda seketika luntur.

"Boong, ketinggalan nih di jas mas Rey" Ucap Melda lagi memastikan.

"Astaga anak ini, gue aja hari ini ambil cuti, ngurusin hak asuh nya Syifa Imelda" Jawab Jenika.

Nafas Melda seakan tak muncul kembali, ponsel yang ia genggam sudah jatuh di pangkuan nya, otak nya benar-benar keruh tidak bisa berfikir jernih sama sekali.

Yang ada di pikiran nya saat ini adallah, wanita mana yang sedang terpikat pada suaminya.


















Konflik nya samar samar
Abu-abu lah lebih tepat nya
Jadi aku menganggap ini konflik ringan
Asek..

Surga yang terbagi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang