Part 52 || Egois

985 48 10
                                    

Serapat dan sedalam apapun bangkai di simpan, yang namanya bangkai akan tetap tercium

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serapat dan sedalam apapun bangkai di simpan, yang namanya bangkai akan tetap tercium.

_

Tangan Reyhan terus-terusan memainkan jari jemari Melda, padahal ia sedang memangku bubur ayam yang baru saja Reyhan belikan.

"Mas aku boleh makan gak si?" Tanya Melda.

Reyhan mencium sekilas tangan Melda dan mengizinkan istrinya itu untuk makan.

"Nanti pulang mau mas anterin atau mobil ini kamu bawa?" Tanya Reyhan.

"Aku naik taxi aja boleh?" Izin Melda.

"Suruh jemput mang Ujang aja ya" Usul Reyhan.

"Oke".

Akhirnya mereka sampai di rumah sakit yang menjadi tempat Reyhan untuk mencari nafkah.

Melda berjalan di samping Reyhan sambil melewati lorong demi lorong rumah sakit, dan akhirnya masuk ke dalam ruangan Reyhan.

Di depan pintu tertulis, Dokter Anak Dr.Reyhan Adi Wiputra, Melda tersenyum sekilas melihat nama suaminya.

Harusnya Melda juga memiliki nama seperti itu di perusahaan yang akan ia teruskan, namun Melda memilih untuk menunda penyerahan anak cabang perusahaan dan memilih untuk ikut Reyhan ke Jakarta.

"Kenapa?" Tanya Reyhan yang melihat Melda memperhatikan nama Reyhan di pintu.

"Ehehe gapapa keren" Melda mengacungkan dua jempolnya.

"Ayo masuk" Melda menarik tangan Melda untuk masuk ke dalam ruanganya.

Reyhan datang lebih awal dari biasanya, biasanya ia datang ke rumah sakit tepat 5 menit sebelum loby pendaftaran pasien di buka, tapi hari ini Reyhan datang 30 menit sebelum loby di buka.

"Kok masih sepi mas?" Tanya Melda.

"Nanti jam 8 baru ada orang" Jawab Reyhan.

"Jenika udah Dateng belum ya mas?".

"Belum, nanti 10 menit lagi" Ucap Reyhan sambil melihat hasil ronsenan anak berumur 12 tahun yang punggungnya mengalami pergeseran tulang.

"Hafal banget" Sinis Melda.

"Wah parah" Ucap Reyhan pelan.

"Mas kamu dengerin aku gak siii" Gerutu Melda.

"Denger sayang denger".

"Aku ngomong apa coba?" Tanya Melda menguji Reyhan.

"Hafal banget, gitu kan?" Jawab Reyhan.

"Ih kok denger si padahal matanya lihat itu terus".

Reyhan hanya tersenyum sekilas, ponsel yang berada di saku celananya dari tadi terus bergetar namun tak Reyhan hiraukan sama sekali.

"Mas mas" Panggil Melda.

Surga yang terbagi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang