Part 83 || Aku kembali

2K 91 3
                                    

Maaf seorang istri itu seluas samudera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf seorang istri itu seluas samudera

...

Reyhan duduk di tepi kasur, menatap kasur besar yang biasanya ada dirinya dan Melda, sekarang hanya ada dirinya sendiri.

"Mell" Reyhan masih terus saja menangis, bahkan makan dan bekerja saja dia tidak ingin.

Reyhan sadar bahwa dirinya tak mempunyai seorang sahabat satu pun, hidupnya hanya berputar pada Melda Melda dan Melda.

Jenika dan Ibnu pun sibuk di RS, mereka punya kesibukan masing-masing.

Reyhan meluruh ke samping kasur dan menutup wajahnya rapat-rapat, ia ingin berhenti menangis namun hatinya tak bisa berbohong.

Semua memori memori manis terputas bak kaset rusak di fikiran Reyhan, tawa Melda, rengekan Melda, wajah Melda, senyum Melda dan semuanya tentang Melda.

Pintu kamar Reyhan terbuka, memperlihatkan seorang wanita yang tengah mengacau di fikiran Reyhan.

"Mas" Panggil Melda.

Reyhan menutup telinganya rapat-rapat, ia terus saja berhalusinasi bahwa Melda datang kemari dan memanggil namanya.

"Sus, keluar dulu ya" Bisik Melda pada seorang suster yang menggendong anak nya.

Melda mengambil alih Akbar dari gendongan suster.

Melda menghampiri Reyhan yang tengah terduduk di lantai, ia menyentuh perlahan lengan Reyhan.

"Mas ini aku" Ucap Melda.

Reyhan segera mengangkat kepalanya dan benar saja, di hadapannya ada Melda dan Akbar yang sangat ia rindukan.

"Sayang" Lirih Reyhan.

"Hei, jangan nangis mas" Melda menghapus air mata Reyhan yang terus terusan meleleh.

Melda tersenyum sekilas dan merapikan rambut Reyhan yang acak-acakan.

"Maafin aku ya mas" Ucap Melda.

Reyhan menggeleng cepat "Mas yang harusnya minta maaf sama kamu"

Reyhan menyatukan dahi mereka berdua, merasakan desiran darah yang seakan kembali menjadi normal.

Saat Melda dan Reyhan hanyut akan kehangatan mereka, tiba-tiba Akbar menangis dan menyadarkan mereka.

"Ehh anak umi" Melda segera bangkit dari duduknya dan di bantu oleh Reyhan.

"Kamu capek kan yang, biar mas aja yang gendong" Pinta Reyhan.

"Ihhh gak boleh, kamu bau, mandi dulu sana ah nanti main sama Akbar" Ucap Melda.

"Jangan pergi lagi ya" Rengek Reyhan.

"Iya mas, Melda disini tapi kamu mandi dulu ya"

"Janji?"

"Iya sayang janji" Melda mengulas senyumannya dan membiarkan Reyhan untuk mandi.

Melda tertawa dengan kondisi Reyhan, bagaimana bisa di sehancur itu hanya di tinggal dirinya dalam kurun waktu satu minggu.

Melda turun ke bawah dan memberikan Akbar pada suster, ia menuju dapur dan masak sesuatu untuk Reyhan makan, Melda yakin bahwa Reyhan belum makan dari kemarin.

"Sayangg"

"Yang kamu dimana" Teriak Reyhan dari atas.

"Masak mas di dapur" Langkah kaki Reyhan terdengar hingga bawah membuat Melda tertawa.

"Aaaa sayang, mas kira kamu pergi lagi" Keluh Reyhan.

"Enggak mas enggak, Melda disini"

"Makan dulu yuk, kamu belum makan kan?" Timpal Melda.

"Akbar mana?" Tanya Reyhan.

"Di luar sama Suster Sofi, kenapa?" Tanya Melda sambil menyiapkan makan untuk Reyhan.

"Mas boleh lihat Akbar lagi gak?" Tanya Reyhan ragu-ragu.

Melda tertawa dengan pertanyaan Reyhan "Ya boleh lah mas, Akbar kan anak kamu juga, sebentar Melda panggil dulu" Melda meletakan piring Reyhan dan keluar.

Jujur Reyhan masih merasa tidak enak dengan Melda, kesalahannya bukan lah kesalahan yang kecil.

Namun Melda masih dengan kelapangan dadanya dan kesabaranya kembali, dan membuang semua sakit hatinya.

Keberuntungan terbesar Reyhan bisa menjadi suami dari Imelda Mikayla Soraya, seorang wanita yang mampu bila mencari seorang suami yang lebih lebihh dari Reyhan.

"Tuh Abi pengen liat kamu sayang" Melda datang bersama dengan Akbar berada di gendongan ya.

Reyhan segera menepis air matanya dan tersenyum menyusul Akbar.

"Assalamualaikum anak Abi" Sapa Reyhan.

"Waallaikumsallam Abi" Jawab Melda.

"Ini kok wajah Abi ada di kamu semua ya sayang, umi nya gak kebagian" Reyhan terkekeh karena memang Akbar adalah fotocopy dari Reyhan.

"Gatau ih, aku yang hamil eh dianya mirip kamu" Gerutu Melda.

"Ya gak papa dong, yang penting umi dan anak nya sehat"

"Kamu kurus banget si mas, aku tinggal seminggu doang padahal" Keluh Melda melihat tubuh Reyhan yang tiba-tiba menjadi kurus.

"Aku mikirin kamu sayang" Ucap Reyhan dramatis.

"Halahh, basi" Melda melenggang dan duduk di kursi makan.

Ponsel Reyhan berdering memperlihatkan sebuah nama yang menjadi batu sandungan di keluarga mereka.

"Yang" Panggil Reyhan.

"Hmm apa?" Melda menengok dan melihat ponsel Reyhan.

Nama Casandra terpampang disana "Angkat aja mas"

"Serius?" Tanya Reyhan memastikan.

"Iya"

Reyhan menghidupkan lospacker dan mengangkat telfon Casandra.

Reyhan dan Melda bungkam saling menatap tak percaya akan ucapan seseorang di sebrang sana.












Hayoloh kenapa tuh:v

Ahhh gak ada yang komen, masak cuma 3 sih😭😭
Aku berharap di detik² terakhir ini rame loh:v

By.Author banyak mau♡

Surga yang terbagi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang