Part 76 || Andai

1.5K 98 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jika poligami mu sehat, aku akan dengan sangat ikhlas menerima wanita ini berada di antara kita

...

Melda merebahkan tubuhnya di atas kasur, di temani oleh Reyhan yang menatap Melda dengan serius.

"Capek banget kelihatannya" Ucap Reyhan.

Melda hanya mengangguk sambil memejamkan matanya.

Reyhan menggeser tubunya dan membawa Melda dalam dekapanya, Melda hanya diam dan membalas dekapan Reyhan.

"Capek banget mas, pegel semua badan nya" Keluh Melda pada Reyhan.

"Sini mas pijitin, duduk dulu" Reyhan membantu Melda untuk duduk.

Reyhan memijat pelan bahu Melda, di dalam hati Melda terus terusan berandai-andai.

"Andai aja sejak awal kamu jujur mas"

"Andai aja kamu berbagi apapun ke aku"

"Andai kamu jujur"

"Andai kamu gak datang malam itu"

"Dan seandainya kamu tutup mata dan tutup telinga perihal dia"

"Seandainya"

"Sayang" Panggil Reyhan yang melihat Melda melamun.

"Hei kenapa?" Reyhan beralih menjadi di hadapan Melda.

"Cerita sama mas kenapa, ada yang gak enak di hati hm?" Tanya Reyhan sambil membelai pelan pipi Melda.

"Aku capek, mau berhenti sebentar aja" Racau Melda pada Reyhan.

"Aku udah bawa anak kita disini mas, aku capek" Melda menjatuhkan kepalanya pada dada Reyhan.

Reyhan tidak tahu apa yang di maksut Melda namun ini mungkin masuk ke dalam fase akhir saat ibu hamil akan melahirkan.

Reyhan membelai pelan punggung Melda, menenangkan istrinya agar lebih berfikir jernih.

Ponsel Reyhan berdering, ia tau bahwa itu dari suster yang merawat Sandra, namun Reyhan sesekali ingin egois dan lebih mementingkan Melda dari pada Sandra.

"Mau aku masakin gak?" Tanya Reyhan.

"Masak apa?" Tanya Melda.

"Sup maybe?"

Melda tersenyum sekilas "let's go"

Reyhan menggandeng tangan Melda dan turun ke bawah untuk membuat kan Melda semangkuk sup hangat.

Melda memandang lekat suaminya yang tengah sibuk memotong sayuran.

"Kamu itu definisi sempurna mas" Ucap Melda tiba-tiba.

"Haa, gak ada manusia yang sempurna yang" Jelas Reyhan.

"Mas aku mau tanya"

"Apa?"

"Andai kata aku bohong nih sama mas, kamu marah gak mas?" Tanya Melda memancing.

"Tergantung"

"Kalau aku bohongnya soal cowok" Lirih Melda.

"Maksutnya kamu selingkuh gitu?"

"Emm maybe" Jawab Melda ragu-ragu.

Reyhan segera meletakan pisaunya dan mencuci tanganya, ia segera menyusul Melda yang duduk di bar dapur.

"Gimana tadi, selingkuh ya?" Reyhan memepetkan wajahnya pada wajah Melda.

"Aku gak bilang selingkuh sih" Jawab Melda sambil terus mengalihkan pandangan nya.

"Serius kamu tanya?" Tanya Reyhan memastikan.

"Yaa dong"

"Yaa mas lepas tangan sama kamu, apapun asal jangan perselingkuhan, mas langsung telefon orang tua kamu" Jawab Reyhan mantap.

"Oke, aku pegang kata-kata kamu ya" Ucap Melda.

"Kenapa kamu mau selingkuh?" Tanya Reyhan bercanda.

"Iya dong"

"Sama siapa hmm??"

"Siapa kek, yang ganteng" Ucap Melda asal.

"Heh" Reyhan mencubit hidung Melda.

"Nanti anak kita denger" Peringat Reyhan.

Melda segera menunduk dan membelai pelan perutnya "Gak ya nak ya, kamu kan tau perasaan umi" Jelas Melda.

Reyhan diam dengan pernyataan Melda, iya ini yang tidak Reyhan tau soal Melda, perasaan.

Sama hal nya dengan dirinya, ia disini berlagak seolah-olah tidak terjadi apa-apa namun, rupanya ini lebih buruk dari air keruh, seakan tak ada titik terangnya untuk kembali jernih.

"Huh bengong, sup nya gak jadi-jadi" Sindir Melda.

"Baiklah nona, akan segera saya selesaikan"

"Yang enak Yaa"

"Siap nona"

Melda tersenyum sekilas, Kesya sudah mengabari dirinya bahwa, Sandra kondisinya sedang kritis.

Bahkan cuci darah yang ia lakukan 3 kali dalam seminggu seakan tak berpengaruh apa-apa pada penyakit Sandra.

Melda sedikit senang, kala Reyhan lebih memilih menemaninya di bandingkan menyusul Sandra, seperti yang ia lakukan setiap harinya.

















Ini pada kemana Weh;)
Gak ada yang komen masakkk

Surga yang terbagi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang