Part 15 || Tentang Dia

1.1K 69 0
                                    

DiaSeorang bidadari tanpa sayapSeorang ratu tanpa mahkota Dia yang di beri gelar IBU

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia
Seorang bidadari tanpa sayap
Seorang ratu tanpa mahkota
Dia yang di beri gelar IBU

...

Djihan Renata, wanita malang berusia 24 tahun, orang tuanya meninggal karena kecelakaan tunggal, suaminya meninggal karena serangan jantung, dan anak nya yang berusi 5 tahun meninggal karena DBD.

Hidup nya baik, sebelum suaminya meninggal dan perusahaan mereka bangkrut ZE Compeny, perusahaan ekspor impor barang yang sangat berkembang pesat.

Renata berdiam diri duduk memandang matahari terbenam di ujung kafe, nafas nya terhembus kasar meratapi nasib nya yang sangat berbanding terbalik.

"Roda itu berputar Taa" Ucap Renata meyakinkan dirinya.

"Cuma kamu yang kuat menghadapi ini, makanya Allah kasih kamu cobaan ini Renataa"

Tangan nya memegang perut yang berisi janin mungil titipan Allah "Sayang, kamu yang kuat ya, kita berjuang bareng-bareng, mamah janji setelah kamu melihat indah nya dunia, mamah gak akan biarin kamu merasakan betapa kejam dan egois nya dunia ini"

"Mbak" Panggil Nia yang sedari tadi mendengar pembicaraan Renata dengan dirinya sendiri.

"Eh Ni, kenapa?" Tanya Renata.

"Aku pengin peluk mbak Ren" Mata Nia memerah menahan tangis nya.

"Ada apa, sini cerita sama mbak" Meskipun mereka baru mengenal tadi pagi, entah kenapa Nia sudah di anggap seperti adik kandung Renata.

"Nia sayang mbak Ren" Nia memeluk Renata dengan erat, tangisan nya pecah membayangkan betapa tegar nya wanita yang di sebut ibu ini.

"Aduh aduh, Mbak juga sayang kamu" Renata terkekeh pelan dan menepuk-nepuk pundak Nia.

Nia menyenggol perut buncit Renata "Ih nanti dedek nya kegencett" Nia menjauhkan tubuh nya dari dekapan Renata.

"Ya enggak dong masak kegencet sihh" Renata terkekeh pelan.

"Hei kamu, nanti kalau kamu udah lahir panggil aku onty Nini okeyy" Ucap Nia pada perut Renata.

"Iya onty, nanti dedek bakal nakal sama onty" Jawab Renata dengan nada nada anak kecil.

"Ahahaha, eh mbak Ren tinggal dimana?" Tanya Nia.

"Mbak tinggal di Dream Hotel deket sini"

"Wah gila mbak itu hotel semalem bisa tembus 500 ribu" Ujar Nia yang membuat mata Renata membulat sempurna.

"Hah, yang bener kamu?"

"Iya mbak" Nia merogoh ponsel nya, mengetikan nama Dream Hotel di pencarian Google.

"Nih liat" Nia menyodorkan handphone nya pada Renata.

Renata membekap bibir nya sendiri, ia menerka dan menghitung jika semalam saja 500 ribu berarti satu bulan.

"Wah gila dokter ituu" Ucap Renata.

"Dokter siapa mbak?"

"Hah engga, maksutnya dokterr itu gak tau deh" Renata terkekeh garing.

"Mbak mau makan gak?" Ajak Renata.

"Ayok, aku laper banget"

"Ponakan aku gak pengen apa-apa gitu?"

"Pengen kerak telor deh Ni"

"Aku ada rekomendasi kerak telor terenakk" Ucap Nia yang membuat mata Renata berbinar.

"Dimana??"

"Lapangan, nanti malam ayo sekalian kita jalan-jalan malam mbak" Ajak Nia.

"Ayo deh, udah lama juga gak kayak gini" Renata terkekeh, sudah cukup lama setelah suaminya meninggal ia tak lagi merasakan yang namanya jalan-jalan.














Semakin sedikit
Ayo protes dongg aku pengen kalian protess

Mana si yang baca, perasaan ada beberapa kagak ada yang berkutik sama sekali

Kalian bernafas dan bernyawa kan??

Bercanda:)

Jadi ikut pengin kerak telor

Aku sayang kaliaann

Ketahuilah aku berbohong

Surga yang terbagi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang