Part 73 || Memulai Permainan

1.2K 73 9
                                    

Sama hal nya dengan permainan catur, catur di mainkan dengan pikiran, bukan tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sama hal nya dengan permainan catur, catur di mainkan dengan pikiran, bukan tangan.

...

Hari sudah mulai menjelang malam, Melda dan Reyhan tengah diam di depan tv, dengan posisi kepala Reyhan berada di paha Melda.

"Lagi" Ucap Reyhan pada Melda.

Melda memasukan keripik kedalam mulut Reyhan.

"Mas, kamu akhir-akhir ini sibuk banget loh" Tanya Melda.

"Ya mau gimana lagi yang, gara-gara kemarin pasien mas makin banyak" Jawab Reyhan.

"Dokter anak gak kamu doang padahal" Sangkal Melda.

Reyhan membalikan tubunya menghadap perut Melda.

"Anak Abi suka bikin umi mikir yang aneh-aneh ya??" Tanya Reyhan pada perut Melda.

"Ishh mas" Melda memukul pelan lengan Reyhan.

"Kenapa sayang?"

"Aku tu kangen sama kamu, masak banyakan waktu kamu di RS ketimbang di rumah" Gerutu Melda.

"Pokoknya nanti kalau akhir November kamu harus cuti" Keluh Melda.

"Siap tuan putri" Jawab Reyhan.

"Janji gak nih?"

"Janji dong"

Ponsel Melda bergetar menandakan ada pesan masuk dari sana.

"Mas ambilin tolong" Pinta Melda pada Reyhan untuk mengambilkan ponselnya di meja.

"Makasi mas" Melda menerima ponselnya, ia membulatkan matanya, untung saja Reyhan tidak penasaran siapa yang mengubungi dirinya.

Melda segera membuka pesan dari Kai, ia mengirim sebuah pdf pada Melda.

Ia menyerngitkan alisnya, file apa ini??

"Mas mas aku pengen ke kamar mandi, berdiri dulu" Ucap Melda.

"Mau di temenin gak?" Tanya Reyhan.

"Gak usah, dasar kurang ajar" Gerutu Melda.

"Bisa berdiri?"

"Ih gak bisa keganjel, tolongin dong" Melda merentangkan kedua tanganya.

Reyhan dengan sigap membantu Melda untuk berdiri, untuk sekedar memotong kuku kaki saja Melda sudah tidak mampu.

"Bentar ya" Melda berjalan menuju kamar mandi bawah.

Ia duduk di wc duduk dan membuka file yang Kai kirimkan.

Casrandra Nur Aminah, lahir di Bandung 10 Juli 1999, pendidikan terakhir kuliah di universitas Kairo Mesir, anak dari jurusan Bahasa dan Sastra, seorang anak yang di adopsi dari panti asuhan, Muara kasih, pada 1 Januari 2001 silam, di besarkan oleh keluarga yang cukup berada, ia memiliki jejak digital yang cukup banyak, karena sejak muda ia aktif di media sosial, pada tahun 2012 saat umurnya menginjak 13 tahun, ia pernah mendapat kasus pembullyan pada teman sekelasnya, pada tahun 2013 ia mendapatkan kuota perpindahan pelajar, ia pindah ke sekolah menengah pertama yang ada di kota Bogor, di sana ia memiliki kasus yang sama, sampai akhirnya ia sekolah dengan metode home schooling.

Melda membulatkan matanya, pembullyan, gadis dengan pahatan wajah seperti Sandra memiliki kasus pembullyan yang separah itu.

"Wahh, ahaha" Melda terkekeh pelan.

Ia segera keluar dari kamar mandi, dan melihat Reyhan sudah terlelap di sofa panjang.

"Mas" Melda membelai pelan pipi Reyhan.

Reyhan hanya menggeliat pelan, dan kembali terlelap.

"Ke atas aja yuk, jangan tidur disini" Ucap Melda pelan.

"Bangun mas"

Reyhan membuka matanya pelan, ia berdiri dan mengikuti langkah kaki Melda untuk masuk ke dalam kamar.

"Tenang banget ya kamu kayaknya" Ucap Melda pelan sambil menatap Reyhan yang terlelap dalam tidurnya.

"Seolah-olah tidak terjadi apa-apa, dan tidur dengan nyenyak"

"Tunggu ya, sebentar lagi, aku akan jadi pemenang dalam permainan kalian" Melda mencium sekilas jidat Reyhan dan ikut terlelap di samping Reyhan.

Cara menjinakkan laki-laki seperti Reyhan memang harus seperti ini, dengan cara yang sehalus sutra, namun ia tak akan menyangka bahwa ada sebuah jarum di antara halusnya sutra.















Dikit banget??
Emang😭😭
Orang cuma 537 kata🌜

Surga yang terbagi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang