Part 42 || Ongeluk

644 35 1
                                    

Datang dan pergiSemuanya siklus yang tidak bisa kita tolak apalagi kita tahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Datang dan pergi
Semuanya siklus yang tidak bisa kita tolak apalagi kita tahan.

_

Reyhan dan Melda membelah ramainya kota Bandung di pagi hari, saat semua sedang sibuk mengejar waktu, bekerja, sekolah maupun hanya bepergian biasa.

Sekitar pukul 08.00 WIB Reyhan dan Melda sudah mulai memasuki jalan tol.

"Mas" Panggil Melda.

"Hm apa sayang?" Reyhan mengalihkan pandangan nya ke arah Melda.

"Aku boleh naik pesawat gak?" Tanya Melda.

"Gak boleh kayaknya Mel, tanya Jenika dulu coba".

"Emang kenapa sayang?" Imbuh Reyhan sambil membelai kepala Melda.

"Pengen ke Amsterdam deh mas".

"Nanti ikut mas ke Rumah Sakit ya, tanya Jenika dulu, kalau boleh mas pesen piket langsung".

"Serius mas?" Tanya Melda dengan mata berbinar.

"Iya sayang" Reyhan tersenyum sekilas, bahagia rasanya melihat Melda yang seperti sekarang, mata yang jujur, senyuman yang murni, dan ekspresi yang sesungguhnya.

"Masih mual Mel?" Tanya Reyhan yang di balas gelengan oleh Melda.

"Bobo aja ya, semalam kamu gak bobo kenapa?".

Melda terkekeh memperlihatkan deretan giginya, pasalnya ia juga tak tahu, kenapa mata indah itu tak mau sedikitpun terpejam, hanya untuk sekedar terpejam dengan kesadaran penuh pun mata itu enggan.

"Jangan senyum kayak gitu di depan laki-laki lain".

"Papah gak boleh gitu?" Tanya Melda polos.

"Ya gak gitu sayang"

"Ya terus gimana"

"Yang bukan mahram kamu" Final Reyhan.

Melda terkekeh pelan "Siap Suami ku".

Kedua nya tertawa ringan, namun tiba-tiba sebuah bus berwarna ungu metalik menyalip mobil Reyhan dengan ugal-ugal an.

"Ada masalah hidup apa si pak, kalem" Keluh Reyhan.

"Rindu dia sama istrinya mas" Balas Melda.

Semua berjalan seperti alurnya, hingga bus berwarna ungu metalik yang tadi menyalip Reyhan, menabrak sebuah truk bermuatan di depan nya.

"Innalillahii" Reyhan berusaha membelokan mobil nya untuk menghindar dari kecelakaan di depan nya.

"Yaallah, Astagfirullah, Allahuakbarr" Melda menutup matanya, memegang perut yang sedang ada malaikat kecil di dalam nya.

Naas nya usaha Reyhan untuk menghindari kecelakaan tersebut berakhir sia-sia, mobil mereka menabrak panjang nya bus tersebut, terguling beberapa kali hingga menabrak pembatas jalan.

Rasa sakit yang tak bisa di definisikan menjalar di seluruh tubuh Melda, darah berwarna merah segar mengalir dari balik hijab Melda.

"Yaallah jika hamba boleh meminta sekali lagi, tolong selamatkan bayi yang ada di kandungan hamba dan suami hamba ya rob, setelah itu hamba tak minta apa-apa lagi" Ucap Melda di dalam hati, pandangan nya nampak kabur, hingga suara Reyhan membuat Melda menahan matanya untuk tidak terpejam.

"Sayang...." Reyhan meraih tangan Melda, air mata mereka meluruh, merasakan sakit yang seakan ingin membunuh mereka.

"Tetep bernafas Mel" Ucap Reyhan hingga akhirnya kesadaran nya hilang sepenuhnya.

Melda masih mendengar samar-samar suara ambulance yang bersaut-saut an, semakin keras dan semakin dekat, sampai kesadaran Melda ikut hilang sepenuhnya.

Langit sudah memperlihatkan turunnya matahari dibawah cakrawala,  dan sbentar lagi akan mengundang malam, namun kedua insan yang menjadi salah satu korban kecelakaan beruntun yang menewaskan 2 orang itu masih setia memejamkan matanya.

Bunyi EKG khas ruang ICU masih terus berbunyi, alat bantu pernafasan dan beberapa selang yang menempel di badan Melda.

Zena hanya menangis dalam diam, melihat menantu dan anak nya yang jauh dari kata baik-baik saja.

"Anak-anak kita pah" Adu Zena pada Torix.

"Papa tau ma, sekarang yang bisa kita lakukan adalah berdoa" Ucap Torix berusaha membuat istrinya itu berhenti menangis, meskipun kenyataan nya, dirinya juga menangis, baru saja mereka keluar dari badai yang mengguncang kan kapal mereka, namun sekarang mereka sudah berada di ambang hidup dan mati.

"Allah sayang kalian berdua"  Ucap Torix dalam hatinya.





















Part selanjutnya di perkirakan update minggu depan.
Saya mau ujian dulu, kurleb 2 minggu, nanti kalau sempat saya update ya.
See you dada babayyyyyyy
Maaf kalau alur nya g sesui ekspetasi kalian, mumumumu sayang deh 😂😂





Surga yang terbagi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang