2

770 98 14
                                    

LA

17 bulan kemudian ...

Di depan sebuah kamar hotel terlihat dua gadis cantik berdiri berdampingan menatap keadaan sekeliling dengan wajah terpukau akan bangunan hotel.

"Apa benar ini tempatnya?" tanya gadis bertubuh mungil, berambut hitam panjang terurai yang sedang menjinjing kotak make up, dia adalah jihyo yang telah bekerja sebagai asisten seorang makeup artist di LA

"Ya, menurut informasinya di sini," jawab gadis bertubuh tinggi berambut pirang bernama umji.

"Wah! Pelanggan kita orang kaya." jihyo berdecak kagum.

Umji menarik kedua sudut bibirnya kemudian mulai mengetuk pintu kamar.

Setelah beberapa saat pintu kamar terbuka terlihat perempuan cantik, bertubuh tinggi, ramping bak model berdiri di ambang pintu menatap mereka, memasang wajah datar. Tak menunjukan keramahan.

"Dengan nona alexa?" sapa umji lebih dulu dengan seulas senyum lembut.

"Saya umji dan ini asisten saya jihyo. Kami perias yang Anda minta untuk datang," jelas umji memperkenalkan diri.

Sejenak perempuan ini menatap dengan tatapan menilai dua gadis di hadapannya, kemudian tak lama.

"Masuklah," titah perempuan bernama alexa ini bergeser dari ambang pintu mempersilahkan dua gadis ini masuk.

Jihyo melangkah sembari menatap keadaan kamar terlihat begitu mewah dan berkelas

Alexa melangkah lebih dulu menuju sebuah meja hias, mendudukkan tubuhnya menyilang kan kaki terlihat keanggunan berbalut keangkuhan.

Umji dan jihyo pun melangkah mendekat.
"Aku dengar kalian sangat andal dalam merias," ucap Alexa sembari menatap pantulan wajah cantiknya di cermin.

"Iya nona, teman saya ini sangat hebat," puji jihyo dengan bangga meletakkan kotak make up di meja bersiap melakukan tugas.

"Nona katakan saja ingin di rias seperti apa soft, glamor, gotik Anda tinggal katakan. Saya akan membuat aura kecantikan Anda semakin terpancar hingga anda menjadi yang paling cantik," timpal umji bermulut manis di depan kliennya.

"Aku tidak ingin di make up seperti itu. Aku tidak ingin menjadi sangat cantik!" sambar nya perempuan itu membuat umji dan jihyo bungkam.

"Aku ingin dengan keahlian make up kalian, kalian membuat wajahku terlihat lebam, penuh luka bekas pukulan dan tamparan," ucap alexa dengan tatapan tajam ke arah cermin.

What ... Make up membuat wajah lebam? Terlihat habis di pukuli.

Umji dan jihyo sontak terkejut, alis mereka mengerut saling melemparkan tatapan. Bertanya-tanya apa maksud perempuan ini?

"Maksud nona?" tanya umji tak mengerti, belum pernah dia mendapatkan klien yang tidak ingin cantik malah ingin terlihat menyedihkan.

"Kalian pasti pernah lihat luka palsu di tv. Itu teknik merias yang hebat kan?" tanya alexa dan diangguki oleh keduanya.

"Dan aku ingin seperti itu, dengan teknik make up kalian harus membuat wajahku terlihat seperti babak belur seperti korban penganiayaan."

Umji dan jihyo sontak membulatkan matanya. Ada apa ini? Mengapa perempuan ini meminta hal yang aneh seperti itu. Umji yang berdiri berseberangan menatap jihyo meminta jawaban atas permintaan aneh kliennya.
Jihyo pun menggeleng pelan. Tanda menolak.

"Nona, kami ..." kalimat umji menggantung saat alexa memotong.

"Kalian tidak bisa? Aku mendengar kalian sangat hebat," sosornya.

[END] SI BURUK RUPA || JITZU Where stories live. Discover now