56

621 85 18
                                    

Pesta telah berakhir, dua insan manusia kini berada di dalam kamar. Jihyo telah membersihkan diri, berbaring di kasur dengan tubuh bersender di puncak tempat tidur.

Irama jantungnya berdetak dengan cepat. Malam ini adalah malam pertama kalinya lagi ia akan satu ranjang dengan suaminya setelah semua yang terjadi.

Ya, karena ibunya tidak membiarkan tzuyu bersama dengan jihyo, jika belum mengadakan acara pernikahan. Yah seperti di pingit, sebab itulah tzuyu dan jihyo belum banyak bicara. Dan malam ini mereka berada di dalam satu kamar lagi, entah mengapa jihyo begitu gugup. Bak pengantin baru saja dia. Ya ampun padahal dia kan, selalu melalui malam panas bersama dengan lelaki itu, kenapa sekarang dia malu-malu.

Jihyo tersentak saat menatap tzuyu telah membersihkan diri dan mengenakan pakaian santai melangkah mendekat ke arah ranjang. Tzuyu duduk di sisi tempat tidur dihadapan jihyo.

Tzuyu menatap wajah jihyo dengan intens, sungguh dia masih tak percaya jika perempuan yang telah menjadi istrinya ini adalah adik yang ia sayangi.

"Kak tzuyu," lirih jihyo pelan tertunduk malu saat tzuyu terus menatap wajahnya dengan tatapan lembut.

Tzuyu mengukir senyum di wajahnya, lalu tangannya terulur menarik pelan telinga jihyo

"Aduh kak tzuyu kenapa menjewer ku," pekik jihyo mengusap telinganya.

"Dasar nakal, berani sekali pergi ke LA sendiri, membohongiku lagi," ucap tzuyu berkata layaknya jika yang ada di hadapannya ini adalah jihyo adiknya. Kini dia punya waktu untuk membahas semua masalah dengan jihyo

Jihyo membalas dengan cengiran. "Kalau aku bilang pada kak tzuyu pasti saat itu juga kak tzuyu pasti akan menyuruhku pulangkan!" balas jihyo

Tzuyu mendengus, "Aku tidak akan menyuruhmu pulang, tapi aku sendiri yang akan menyeret mu pulang," balas tzuyu

Tuh kan, karena itulah jihyo bertahan tak memberi tahu tzuyu jika dia adalah adik kesayangannya, tujuannya pasti terhenti saat itu juga.

Tzuyu meraih tangan lembut itu, menatap manik jihyo. "Maaf, saat itu aku berbuat kasar padamu," ucap tzuyu dengan penuh rasa bersalah. "Aku bahkan tak memanggilmu dengan baik, kau pasti terluka saat itu." Kenang tzuyu dia awal pernikahan mereka.

Jihyo menarik ke dua sudut bibirnya, melihat wajah jutek itu telah berubah lembut. Inilah tzuyu abraham yang ia kenal lembut dan penyayang.

"Kak tzuyu sudahlah, aku suka dengan nama itu. Vampir China. Anggap saja nama kesayangan."

Tzuyu lalu berganti posisi sejajar dengan jihyo menarik tubuh istrinya masuk ke dalam dekapannya mencium puncak kepalanya dengan sayang.

"Aku tidak akan memanggilmu seperti itu lagi."

Tzuyu mengangkat wajah jihyo, pandangan mereka saling mengadu dalam tatapan binar cinta.

"Kita akan memulai semua dari awal, aku berjanji akan menjadi suami yang baik, menjadi kepala rumah tangga yang baik untukmu dan anak kita." tzuyu beralih mengusap perut jihyo yang masih rata. Lagi dia terharu buah cintanya telah tumbuh di perut istrinya. Tak lama lagi dia akan memiliki keluarga kecil.

Tzuyu terus mengusap perut jihyo, membelai dengan lembut membuatnya merasa nyaman. Jihyo Menutup matanya merasakan lembut belaian tangan itu terasa hangat dan penuh dengan sayang.

Kelopak mata jihyo yang tertutup seketika terbuka lebar saat tangan tzuyu telah nakal menyelusup di balik baju tidur yang ia kenakan.

Jihyo menatap suaminya pancaran matanya telah berubah.

"Kak tzuyu," protes jihyo.

"Sudah berapa hari ini kau tidak menjalankan tugas istri," bisik tzuyu membuat tubuh jihyo seketika meremang.

[END] SI BURUK RUPA || JITZU Where stories live. Discover now