19

345 74 11
                                    

Di ruangan presdir seorang pemuda tampan terlihat duduk di kursi kebesarannya, terlihat bergonta-ganti membuka sebuah berkas laporan ke tumpukan berkas laporan lainnya, mencoba untuk fokus meneliti apa yang tersurat.

Namun yang terjadi semakin kesal saja dia. Sejak tadi ia tak bisa berpikir dengan baik. Tak ada daftar perkerjaan di otaknya.

"Ahhh, Vampir China itu, berani-beraninya dia marah padaku!" gerutu david menutup kasar berkas laporan yang ada di tangannya.

Ya, david masih mengingat pertengkaran pertamanya dengan Vampir China itu, perdebatan hanya karena kotak makan. Betapa mengerikan perempuan itu saat murka.

"Apa aku benar-benar harus mengacak-acak kantorku dan satu kota LA hanya untuk mencari kotak makannya!" david kembali menggerutu sembari membuang berkas laporan yang ada di tangannya.

Ya ampun ini gila.

David menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi sambil memijat pangkal hidungnya, kepalanya teras berat memikirkan kemarahan Vampir China.

Bayangan tadi pagi terlintas di kepala david bagaimana saat sarapan bersama Vampir China itu tidak seperti biasanya hanya diam.

Flash back ...

David baru saja duduk di ruang makan untuk sarapan bersama tercengang menatap hasil masakan jihyo yang ada di meja makan. Menu nasi goreng yang telah tersaji dihadapannya namun jika di teliti porsi di piring itu sangat sedikit hanya beberapa suap.

David menatap jihyo yang telah makan lebih dulu.

"Hei, kenapa kau memasak sedikit sekali," protes david menatap makan di piringnya.

Jihyo hanya diam tak menjawab, hanya menatap piring nasi gorengnya, asyik menyuap makanan. Ya dia masih kesal pada lelaki yang ada di hadapannya ini yang dengan santainya menghilangkan kotak makan ibunya.

Mengerti Vampir China ini masih merajuk karena perdebatan semalam. David pun memutuskan diam, mulai menyuap makanannya.

David baru merasakan satu suapan terkesiap akan rasanya.

"Nasi goreng ini kering dan keras sekali," protesnya lagi.

Ya, ampun menu sarapan pagi ini sangat lain sekali. Tidak enak seperti biasanya.

Namun jihyo hanya diam tak menjawab.

"Nasinya keras banget kaya bikinan anak pramuka," celetuk david tanpa sadar.

Oh, astaga david kelepasan ...

Mendengar itu pandangan jihyo seketika terangkat, melayangkan tatapan tajam penuh kilat amarah pada david

Apa dia bilang? Dia masih kesal, pemuda ini masih bisa mencibir masakannya.

Tatapan mata jihyo bak pisau yang akan menghunus tubuh david, mengerikan sekali.

Pandangan mereka beradu, david menelan salivanya lalu dengan cepat mengalihkan pandangannya pada piring, tertunduk diam sembari menyantap nasi gorengnya.

Ya Tuhan, ia membuat Vampir China semakin marah, wajahnya semakin mengerikan. David diam tak ada pembicaraan lagi darinya. Takut Vampir China ini semakin murka.

Flashback off

David mengusap wajahnya frustrasi membayangkan pagi yang di lalui bersama jihyo. Menu sarapan yang berimbas karena kemarahan jihyo dan tak ada kata-kata ramah maupun senyuman. Benar-benar kotak makan yang menyebalkan.

Sampai kapan Vampir China itu akan marah?

Ada perasaan tak tenang menyelimuti perasaan david, wajah marah itu selalu terkenang membuatnya tak bisa berpikir.

[END] SI BURUK RUPA || JITZU Where stories live. Discover now