46

383 66 14
                                    

"jihyo jangan pergi," rengek umji kini telah berada di rumah jihyo ekor matanya mengeluarkan cairan bening saat melihat jihyo telah menarik kopernya. Sahabat terbaiknya akan meninggalkannya.

"umji, aku harus pulang, ibuku menungguku," balas jihyo dengan suara bergetar menahan tangis, menangkup pipi umji yang basah.

"Aku tidak punya teman lagi."

Jihyo hanya tersenyum getir, sama dengan umji dia juga pasti akan merindukan sahabat mesumnya ini.

"Kau harus sering-sering menemuiku di Indonesia," tekan jihyo

"Iya tapi kau harus mengenalkanku dengan pemuda yang tampan," candanya.

"Dasar kau ini, berhenti berpikir mesum."

Umji lalu menubruk tubuh jihyo memeluknya erat.

"Pasti sepi tanpamu," keluh umji.

"Sudah!" jihyo mengelus punggung umji

"Ayo nanti aku terlambat," ujar jihyo.

"Sopirku akan mengantarkan koper mu dan aku akan membonceng mu," jelas umji tahu jika sahabatnya ini trauma mengendarai mobil.

Jihyo mengangguk.

"Tapi umji aku harus menemui kak david untuk terakhir kalinya," jihyo dengan dada teremas kuat, entahlah mungkin dia sangat merindukan david hatinya terasa kosong.

Jihyo ingin sekali melihat wajah pemuda itu untuk terakhir kalinya sebelum dia pergi meninggalkan LA. Hingga seakan logika menghilang, dia tidak peduli david akan marah dan menumpahkan kekecewaannya saat bertemu dengannya yang penting dia sudah melihat wajah itu mendengar suara ketusnya. yang justru itulah yang akan sangat ia rindukan.

Lagi pula jihyo merasa harus berpisah dengan david secara baik-baik.

"Ini masih pagi, aku akan menemuinya sebelum dia ke kantor," ucap jihyo sembari melihat jam di pergelangan tangannya.

"Baiklah, aku akan mengantarkan mu," balas umji.

.

David telah rapi mengenakan jas berwarna abu-abu, pemuda tampan itu kini berada di ruang makan menyantap sarapan pagi dengan tak bersemangat. Sebenarnya dia tidak sedang nafsu makan namun hari ini dia membutuhkan energi yang kuat, hari ini adalah hari pemilihan presdir di kantornya.

Moment ini akan menjadi hari yang melengkapi kehancuran hatinya sudah tidak bisa bersama dengan jihyo sekarang posisinya pun akan hilang.

"Tuan ada nona jihyo menunggu di depan rumah," sapa bibi kim memberi informasi.

David menghentikan makannya.

Jihyo datang ke rumah ini ...

David tidak tahu apakah dia harus sedih atau senang jihyo menemuinya. Ah sial. Hatinya selalu saja berdesir jika mendengar nama itu.

Memasang wajah dingin david keluar dari rumah menemui jihyo.

Di luar jihyo telah menunggu david, dia akan pamit sebelum pergi ke bandara. Di luar gerbang umji telah menunggunya.

Jihyo sengaja tidak masuk ke dalam rumah david karena merasa sudah tidak memiliki hak lagi menginjakkan kaki di dalam rumah itu.

Tak beberapa lama menunggu akhirnya.

Kaki jihyo terasa lemas seakan tak kuat menopang tubuhnya saat menatap david telah keluar dari pintu untuk menemuinya.

Tahan jihyo, ucap jihyo dalam hati, dadanya seakan sesak melihat david yang melangkah mendekat. Air matanya ingin tumpah, ini terakhir untuknya berhadapan dengan david si jutek. Oh Tuhan rasanya jihyo tak kuasa berpisah, sedih sekali.

[END] SI BURUK RUPA || JITZU Where stories live. Discover now