52

573 81 11
                                    

Sementara david yang terjebak di atas panggung. Seorang perempuan berdiri dari kejauhan, mengamati tingkah david yang sedang menghabiskan waktu bersama sahabatnya. Seperti biasa ke tiganya akan menggila jika berada di atas panggung.

Jihyo terkekeh lucu dia sangat senang melihat tiga sahabat itu yang walau waktu telah berlalu bertahun-tahun, mina dan sana telah memiliki anak namun tak ada yang berbeda mereka tetap solid dan kompak. Jihyo terkadang iri dengan persahabatan kakaknya. Betapa beruntungnya memiliki teman seperti mereka.

Jihyo hanya bisa menatap david dari jauh, seperti biasa tak ingin menampakkan diri, walau dia sangat merindukan pemuda jutek itu.

"Kamu tidak makan hyo?" suara lembut seorang perempuan yang tiba-tiba menyapa membuat jihyo tersentak kaget.

Jihyo menatap ibunya yang menghampiri. "tidak lapar bu," jawab jihyo singkat.

"Selama pulang dari LA ibu lihat kamu jarang makan," ucap ibu menatap putrinya sedikit cemas.

"jihyo tidak selera makan bu, mungkin lidah jihyo terbiasa makan masakan LA, seperti umji," balas jihyo

Ya entah mengapa dia tidak memiliki selera makan sesampainya di sini. Setiap makan perutnya terasa bergejolak.

Ibu jennie mengerti dengan alasan jihyo hampir dua tahun putrinya berada di LA tentu saja punya kebiasaan dalam makanan.

Ibu jennie kemudian beralih pada pemandangan yang sejak tadi di lihat oleh jihyo dari kejauhan.

"Kamu lihat mereka dangdutan ya," ibu jennie sangat tahu jihyo senang melihat ketiga sahabat itu menggila.

"Iya bu, mereka lucu," balas jihyo dengan senyuman.

"Kakakmu itu sudah punya anak tiga masih saja suka dangdutan sama mereka. Mereka itu benar-benar tidak pernah berubah dari dulu."

Jihyo hanya membalasnya dengan senyuman.

"Nak tzuyu sudah datang, nanti ibu akan temui dia, jarang-jarang ibu ketemu sama dia, ibu hanya ketemu kalau ada acara seperti ini," ujar ibu jennie

Jihyo hanya diam, mengukir cengiran samar. Rasa bersalah terbesit dalam diri jihyo telah merahasiakan hal besar pada ibunya yaitu sebuah pernikahan dengan pemuda yang di kenal ibunya sebagai tzuyu. Dan telah berakhir sebelum mengungkapkan semuanya.

Oh jihyo harap rahasia ini tetap terus tersimpan rapat. Toh dia dan david juga tidak akan bertemu lagi sebagai pasangan suami-istri. Sekarang dia hanya akan memiliki hubungan sebagai jihyo dan kak tzuyu.

"Ayo ikut ibu, kamu harus makan," kata ibu jennie lalu menarik tangan putrinya ke arah ruang makan.

"Ibu, jihyo tidak lapar," rengek jihyo bak anak kecil.

"Nanti kamu sakit, kalau tidak makan," ujar ibu jennie khawatir akan keadaan putri bungsunya.

Ibu dan anak ini telah berada di ruang makan. Ibu jennie tidak mengajak jihyo untuk berbaur di acara pesta karena tahu putrinya ini pasti minder dengan keadaannya.

Jihyo duduk di kursi makan dengan wajah memberengut saat ibunya mengambilkannya makanan selayaknya dia anak kecil, yang masih di perhatikan. Padahal Kan dia tidak ingin makan.

"Ini makan dulu." ibu jennie menyodorkan piring yang terisi nasi di hadapan jihyo .

"Ibu." Protes jihyo.

"Sudah kamu makan. Ibu mau ke depan dulu, ibu mau ketemu dengan tzuyu, jarang-jarang ibu ketemu dia," kata ibu jennie tak sabar.

Bertemu tzuyu.

Jihyo terdiam. Dia tahu ibunya sangat menyukai tzuyu dan telah menganggap sahabat putrinya itu sudah seperti anaknya sendiri. Dan kini malah menjadi menantunya.

[END] SI BURUK RUPA || JITZU Where stories live. Discover now