58

666 75 8
                                    

Di sebuah kamar, terlihat seorang pemuda duduk di ranjang dengan tubuh bersandar di puncak tepat tidur. Netranya sejak tadi tak hentinya menatap selembar kertas yang berada di tangannya. Rasa haru, bahagia, tak percaya bercampur menjadi satu. Bahkan saat ini bola matanya berkaca-kaca, rasanya ia ingin meluapkan tangis bahagia.

Biarkanlah orang mengatakannya lelaki cengeng, sungguh dia terharu. Dua katung janin yang terlihat di gambar itu, membuatnya begitu bahagia. Keluarganya akan semakin ramai.

Tzuyu menitik kilas hidupnya sejak dulu dia selalu sendiri bak hidup orang yang sebatang kara, bertahun-tahun hatinya membeku dia merasakan kesepian. Kini dia akan menjadi ayah dan memiliki sebuah keluarga kecilnya sendiri. Sebuah anugerah terindah yang tuhan berikan padanya. Dia sudah tidak sendiri lagi.

Jihyo masuk ke dalam kamar tersenyum lucu saat menatap suaminya yang masih memegang kertas USG. Sudah sejak tadi tzuyu menatap kertas itu.

Perempuan ini lalu bergabung bersama dengan tzuyu, naik ke tempat tidur.

Tzuyu menyambut istrinya membawa dalam pelukannya, mengecup puncak kepala istrinya.

"Sayang terima kasih, kamu telah memberikan anugerah yang indah tiada tara, terima kasih bukan hanya menjadikanku suami tapi juga seorang ayah untuk buah hati kita," ucap tzuyu dengan perasaan membuncah.

"Dan maaf juga karena mengandung anakku keinginan terbesarmu menjadi tertunda," kata tzuyu relung hatinya kini di penuhi rasa bersalah.

Operasi wajah, impian jihyo yang membuatnya hingga ke LA.

Jihyo sangat menginginkan operasi wajah, namun kini tertunda karena sedang mengandung anak mereka.

"Tidak apa-apa, ini juga demi anak kita."

"Setelah anak kita lahir kita akan kembali ke jerman, lalu melakukan operasi wajah untukmu," jelas tzuyu akan rencananya.

"Setelah anak kita lahir? Kenapa harus setelah anak kita lahir. Kak tzuyu tidak kembali ke LA?" Alis jihyo mengerut suaminya inikan memiliki perusahaan yang harus ia urus.

"Kau sedang hamil, aku harus jadi suami siaga dan menjagamu. Dan aku pikir kau akan nyaman bersama dengan ibu," jelas tzuyu yang mengerti keadaan jihyo, bagaimana pun anak perempuan yang mengandung anak pertama kalinya akan nyaman bersama dengan ibunya.

Jihyo melengkungkan senyuman, ya ampun pengertian sekali sih suaminya ini.

"Lalu pekerjaan kakak?" tanya jihyo lagi.

"Untuk sementara aku menyerahkan semuanya pada yoongi dan jimin, aku hanya ke sana sesekali untuk memantau. Dan untuk mengisi waktu luang, sementara hingga anak kita lahir aku akan kembali menjadi juru photo pernikahan," tutur tzuyu

"Semua terserah pada kakak, tapi awas saja ya, kalau sampai tergoda sama biduan di pesta pernikahan," ancam jihyo dengan mata memicing. Padahal dia sangat tahu jika suaminya ini begitu jutek, tidak mudah untuk dekat dengan orang baru. Namun pesonanya pasti membuatnya menjadi pusat perhatian.

"Hahahahha." tzuyu terbahak lucu sekali.

"Itu tidak akan sayang, mau aku buktikan cintaku, hatiku dan tubuhku ini hanya untukmu." Senyum seringai menghiasi wajah tzuyu .

Bukti cinta

Jihyo belum mengeluarkan sepatah kata, bibir tzuyu telah menempel pada bibirnya, menyecap bibir ranum itu. Jika seperti ini jihyo sudah tahu apa yang akan terjadi. Bukti cinta yang akan selalu ia dapatkan dari suaminya.

Pasangan insan ini pun melalui malam dengan penyatuhan penuh dengan kenikmatan sebagai sepasang suami istri.

000

[END] SI BURUK RUPA || JITZU Where stories live. Discover now