27

368 69 25
                                    

Cahaya jingga menghiasi langit senja. Malam akan segera menyambut. Sesosok pemuda tampan melangkah penuh pesona keluar dari sebuah gedung tinggi. Hari ini semua berjalan dengan lancar.

Wajah tampannya terhias senyum samar. Bak ada sesuatu yang sejak tadi menggelitik perasaannya.

Di depan akses keluar gedung dia telah di sambut oleh seorang lelaki berjas hitam yang berdiri di samping mobil.

Lelaki itu memberi hormat saat pemuda tampan itu mendekat.

"Apa semua sudah siap?" tanyanya memastikan.

"Sudah tuan, saya sudah menyiapkan semua pesanan Anda, bahan makanan seperti daging ayam, daging sapi dan sayur serta bahan dapur lainnya dan juga cemilan semua telah sedia. Ada di bagasi belakang mobil, Anda tinggal membawanya," ujar jimin walau sedikit heran dengan permintaan bosnya ini. Kenapa dia malah di suruh mengurus belanjaan dapur. Jimin berdecak dalam hati semakin hari semakin aneh saja bosnya ini.

Kedua sudut bibir david tertarik mendengar laporan asisten pribadinya ini.

Di tambah senyum di wajah itu, lagi jimin tak habis pikir.

"Baguslah," puji david kemudian tangannya terulur di hadapan jimin.

"Mana kunci mobilnya, aku akan pergi menemuinya," pinta david.

Sesuai perintah jimin memberikan kunci mobil pada sang tuan. David pun menerimanya lalu tanpa berlama-lama lagi pemuda itu masuk ke dalam mobil. Mengendarai kendaraan mewahnya menuju sebuah tempat.

Sejak tadi rencana ini mengudara di pikirannya. David akan ke rumah Vampir China untuk mengantarkan bahan makanan. Dan malam ini dia punya alasan untuk menikmati makan malam masakan jihyo dan makan bersama dengan Vampir China itu. Sebuah rencana yang telah ia susun rapi.

Yes, akhirnya david punya alasan untuk menikmati masakan jihyo lagi. David tersenyum membayangkan dia akan melihat aksi jihyo yang berkutat di depan kompor dan dia akan menunggunya di meja makan. Momen makan malam yang selalu terjadi antara dia dan Vampir China.

Setelah berpacu beberapa saat, kini david telah sampai di rumah jihyo.

Membawa banyak belanjaan yang telah di siapkan jimin tadi. David terlihat kepayahan membawa barang yang lumayan banyak. Tangannya penuh dengan kantung belanjaan.

David memencet bel rumah jihyo menunggu tak sabar. Tak lama pintu rumah terbuka menampakkan jihyo yang berdiri di ambang pintu.

Jihyo terkesiap, memasang raut wajah masih sama seperti saat david datang bertamu ke rumahnya di tengah malam. Seakan tak percaya.

Lelaki jutek ini lagi. Oh astaga, kenapa ada di sini lagi. Tentu saja jihyo heran apalagi melihat david membawa barang belanjaan. Ada apalagi ini?

"Kak david! Kakak kemari lagi, kakak ingin bertamu lagi." pekik jihyo mengingat alasan david yang bertamu tengah malam di rumahnya.

Kemari lagi, bertamu lagi sebuah kata yang membuat david merotasi mata malas. Memangnya kenapa kalau dia kemari? Anehkah?

"Aku membawakanmu bahan makanan, kau bilang kau tidak punya apa-apa," jawab david mengingat semalam jihyo hanya memberinya makan mie instan.

"Untukku!"

Bahan makanan untuknya. Jihyo tercengang perhatian sekali dia.

Dengan memasang wajah datar david lalu seperti biasa menerobos tubuh jihyo masuk tanpa permisi maupun izin tuan rumah terlebih dahulu.

David melangkah menuju dapur untuk meletakkan bahan makanan yang ia bawah. Sementara jihyo mengekori dari belakang.

"Wah banyak sekali," decak jihyo saat memeriksa yang di bawa oleh david untuknya.

[END] SI BURUK RUPA || JITZU Onde histórias criam vida. Descubra agora