57

575 80 13
                                    

Malam telah semakin larut, dua orang pria melangkah malas keluar dari ruangan setelah membereskan semua panci milik mertuanya. Raut wajah tampan itu terlihat sangat lelah. Terutama tzuyu yang baru saja menjadi raja sehari. Uhg dia belum istirahat hingga kini. Di tambah menyusun panci di malam pertamanya. Semakin tak bersemangat saja dia.

Dua lelaki ini berpisah menuju kamar istri mereka masing-masing. Tzuyu menghela napas berat, saat telah berada di dalam kamar, istrinya telah terlelap. Dapat di pastikan malam ini semua rencana buyar.

Tzuyu berbaring di samping istrinya menatap wajah teduh yang sedang terlelap itu. Semakin menikmati wajah jihyo semakin rasa cinta itu membuncah. Ia lalu menarik tubuh istrinya masuk ke dalam pelukannya. Mendaratkan ciuman bertubi-tubi.

"Sayang!" bisik tzuyu dengan suara berat sungguh dia merindukan kehangatan tubuh istrinya. Namun yang terjadi istrinya itu semakin nyaman terlelap dalam dekapannya. Sama sekali tak terbangun oleh aksinya.

Tzuyu mendesah napas kasar, akhirnya pasrah. Ia pun mulai menutup kelopak matanya.

.
.

Mentari pagi telah menyambut, bias sinarnya masuk melalui celah jendela. Mengganggu tidur nyaman pemuda yang bergelung di bawah selimut.

Tzuyu tersentak saat tangannya meraba sisi ruang kosong di sampingnya. Pemuda ini membuka mata istrinya sudah tidak berada di kamar

Astaga dia kesiangan.

Berdecak, tzuyu meninggalkan tempat tidur, seharusnya kan tadi dia bisa menghabiskan waktu bersama dengan istrinya.

Setelah membersihkan diri, tzuyu menuju dapur di mana jihyo berada. Tzuyu menarik ke dua sudut bibirnya saat melihat istrinya berada di dapur.

Jihyo yang sedang berkutat di depan kompor menyiapkan sarapan. Terkejut saat merasakan sebuah lengah melingkar di pinggangnya .

"kak tzuyu," pekik jihyo.

"Kenapa tidak bangunin aku," ucap tzuyu lalu mengecup pipi istrinya.

"Aku tidak mau menggangu tidurmu," jelas jihyo lalu. "Semalam sampai jam berapa susun panci?" tanya jihyo dengan terdengar mengejek.

"Tiga," balas tzuyu singkat menempelkan wajahnya di ceruk leher istrinya, mencumbuinya.

Jihyo tersenyum lucu, membayangkan dua lelaki itu menyusun panci ibunya.

"Kak tzuyu hentikan," protes jihyo menggeliat geli saat tzuyu terus menciumnya.

"Ayo sarapan," ajak jihyo.

"tidak mau," tolak tzuyu semakin mengeratkan pelukannya.

Uhg, manja sekali dia. Membuat jihyo gemas tuan jutek ini telah berubah begitu manis.

"Mau sarapan kamu aja!" seloroh tzuyu lalu melepaskan belitan tangannya menggiring tubuh istrinya ke hadapannya. Tangan tzuyu kemudian mengangkat wajah jihyo hendak mendaratkan satu kecupan di bibir itu.

Bibir mereka akan bertemu, namun tiba-tiba.

Pletak ...

"Awww ..." keluh tzuyu mengusap kepalanya saat merasakan sebuah pukulan dari sebuah benda mendarat dari belakang.

Jihyo tercengang melihat siapa yang datang. Tzuyu pun berbalik.

"Ibu!" pekik tzuyu meringis sakit menatap ibu mertuanya dengan panci di tangan. Oh astaga mertuanya baru saja mengetuk kepalanya dengan panci.

"Mengapa ibu mengetuk kepalaku dengan panci!" protes tzuyu

"Ini ruang makan, kalau mau bermesraan lihat tempat," seru ibu jennie

Jihyo menipiskan bibirnya menahan tawa, sedangkan tzuyu mencebikkan bibirnya. Lagi-lagi kemesraannya terganggu oleh ibu mertua.

Tzuyu mengarahkan manik matanya ke meja makan menatap sana dan dahyun telah duduk berdampingan di meja. Ya ampun sejak kapan mereka ada di sana. Pasangan itu terlihat menahan tawa melihatnya, di ketuk panci.

"Jangan nempel mulu, Ini untuk kamu," kata ibu jennie menyodorkan selembar kertas ke arah tzuyu.

"Ini apa bu?" tanya tzuyu menyambut kertas pemberian ibu mertuanya.

"Itu tugas untuk kamu."

Pemuda ini lalu membaca kertas yang di beri ibu jennie

"Ibu irene membawa rantang tiga susun, ibu sowon bawa pulang mangkuk buat sup, ibu wendy memakai dua panci susun paling kecil untuk membawa pulang rendang dan acar," baca tzuyu dari sebagian yang tertulis di kertas.

"Itu daftar alamat ibu-ibu yang kemarin bawa pulang makanan saat kita hajatan. Mereka pakai wadah ibu, rantang, mangkuk, kamu minta balik gih, kalau tidak ditagih gitu nanti pada amnesia. Nggak balikin," jelas ibu jennie

Apa! Bagaimana-bagaimana tadi?

Jeduar

Tzuyu tercengang dia di tugaskan mengumpulkan wadah mertuanya.

Oh astaga menagih rantang tiga susun dan wadah lainnya.

"Ibu," protes tzuyu.

"Sudah kerjakan tugas kamu." Tekan ibu jennie tak ingin protes.

Tzuyu lalu mengarahkan pandangannya bergantian pada sana, dahyun dan jihyo semua terlihat menahan tawa mengetahui tugasnya.

Ibu jennie pun berlalu duduk di meja makan. Tatapannya beralih pada pasangan yang ada di hadapannya duduk berdampingan saling berpegangan tangan.

"Kalian juga jangan mepet-mepet terus, nanti anak ke empat kalian jadi lagi," cibir ibu jennie pada pasangan saida.

"Ya bu, kok kami," protes dahyun.

Kini giliran tzuyu yang menahan tawa melihat pasangan ini. Semua kebagian dari ibu jennie

Sarapan pagi pun di mulai mereka duduk di meja makan menyantap menu sarapan pagi terkadang di selingi obrolan ringan. Tzuyu memasang wajah masam, oh lagi kemesraannya bersama dengan istrinya tertunda, begitu banyak tugas yang ibu jennie berikan padanya.






















#Continue

Jika ada typo mohon di tag agar aku bisa perbaiki

[END] SI BURUK RUPA || JITZU Where stories live. Discover now