16

361 68 26
                                    

Waktu berlalu dengan cepat, tak ada yang berubah. Jihyo masih hidup serumah bersama dengan suami juteknya.

Malam menyambut seperti biasa jihyo sedang menyiapkan menu makan malam.

"Sudah kak," ucap jihyo setelah menghidangkan semua masakannya di meja makan.

David menghentikan bermain ponsel lalu menatap ke arah meja makan. Menu masakan kali ini adalah ayam goreng dengan sayur capcay sungguh menggugah selera, dari tadi dia memang sudah kelaparan. Apalagi menu kali ini dari ayam yang merupakan kesukaannya.

Jihyo masih berdiri melayani david mengisi nasi di piringnya. Oh dia sudah seperti berperan sebagai istri yang baik saja.

Jihyo duduk setelah tugasnya selesai. Ia pun hendak mengisi piringnya namun terhenti saat suara dering ponselnya berbunyi.

Jihyo meraih ponsel di saku celana membaca nomor yang tertera.

Alisnya mengerut saat tak mendapati nama di layar ponselnya.

"Nomor siapa ini? Apa telepon pekerjaan," gumam jihyo.

Jihyo menatap david yang makan dengan lahap.

"Nanti saja aku jawab, jika aku menjawab sekarang dia tidak akan menyisakan aku makanan," batin jihyo

Jihyo meletakkan ponselnya di pinggir meja. Dia pun memutuskan tak mengangkatnya, dia tidak ingin jika menjawab panggilan, sama seperti yang sudah-sudah david akan menghabiskan makanan.

"Kenapa kau tidak menjawab?" tanya david saat melihat jihyo hanya diam.

"Tidak nanti saja!" sahut jihyo. Apalagi dia sudah melihat david terlihat telah mengambil ancang-ancang.

"Gawat jika aku menjawab panggilan, dia pasti akan memakan semuanya, apalagi ini ayam goreng," batin jihyo sudah tahu kebiasaan pemuda ini. Kali ini dia tidak akan tertipu.

Mengabaikan panggilan jihyo lalu mengisi piringnya setelahnya mulai makan bersama dengan david.

Jihyo mengira jika mengabaikan panggilan maka bunyi ponselnya akan berhenti, ternyata tidak. Ponselnya terus berdering.

"Vampir China ponselmu berisik sekali, mengacaukan selera makan saja! Pergi dan jawab panggilanmu itu!" usir david

Mengacaukan selera makan katanya, jihyo mencebikkan bibirnya, ini yang kau tunggu aku pergi dari meja makan ini, gerutu jihyo dalam hati.

Tak punya pilihan jihyo lalu meraih ponselnya mulai menjawab panggilan, tapi kali ini dia bertahan tidak mau pergi dari tempatnya.

"Halo!" ucap jihyo. "Dengan siapa ini?"

"Ini aku yoongi," jawab suara di seberang sana.

"yoongi."

Yoongi, ya ampun seketika wajah jihyo merona. Demi apa artis ini menghubunginya.

David berhenti menyuap makanan ke mulut. Mengapa sepupunya itu menghubungi jihyo

Jihyo menarik napas memperbaiki detak jantungnya. Jiwa noraknya kembali meronta.

"Ya yoongi, ada apa?" tanya jihyo dengan tersipu malu.

David yang melihat tingkah jihyo mendesah kasar saat melihat jihyo yang bak putri malu yang di sentuh layu, meleleh saat tahu dia mendapatkan telepon dari artis.

"Minggu depan pemutaran filmku dan Besok akhir pekan, aku libur, bagaimana jika bertemu. Sekalian aku akan memberimu tiketnya."

"Besok ya."

"Iya, ingat kau juga punya hutang traktir padaku."

"Tunggu sebentar." jihyo menjauhkan ponselnya. Menatap ke arah david.

[END] SI BURUK RUPA || JITZU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang