31

447 68 13
                                    

Mentari pagi menyambut, bias sinarnya masuk melalui celah jendela menyilaukan mata pemuda yang sedang terlelap bergelung memeluk erat tubuh gadis yang juga terlelap di sampingnya. David menyipitkan mata menyesuaikan cahaya yang masuk, saat hendak meregangkan badan untuk mengumpulkan separuh jiwanya, dia tersadar jika saat ini tangannya melingkar di pinggang jihyo yang masih memunggunginya.

Tidur bersama ...

David menarik kedua sudut bibirnya, tersenyum lucu menatap posisi tidur jihyo yang masih sama seperti semalam memunggunginya. Bagaimana tidak semalam jihyo seakan tak bergerak dalam pelukannya.

David menatap jam digital di nakas. Astaga, ternyata sudah saatnya ia pergi ke kantor.

Perlahan david melepaskan uluran tangannya di pinggang jihyo. Menarik bahu gadis itu pelan agar merubah posisi menjadi telentang tidak ingin tubuh jihyo merasakan pegal karena semalaman tidak berganti posisi, bahkan tidak bergerak sama sekali dan entah pukul berapa jihyo terlelap, jihyo ini pasti baru saja tertidur hingga matahari telah menyambut perempuan ini masih belum juga bangun.

"Aku baru memelukmu kau sudah tidak bisa bergerak, bagaimana jika aku meminta hakku," gumam david berbaring miring seraya tangannya merapikan rambut yang menutupi wajah jihyo

"Ck, ck. Dia ini benar-benar tidak bisa ya jika tidak berdandan, bahkan saat tidur pun. lihatlah bedaknya terlihat sangat tebal benar-benar tidak akan luntur, ini tahan air bahkan badai sekali pun," gumam david menikmati wajah jihyo dari dekat.

Puas menikmati wajah jihyo yang terlelap, david kemudian bangun. Dia harus ke kantor. Tapi ia tak tega membangunkan jihyo. Biarkan saja istrinya itu beristirahat.

"Aku pergi dulu," kata david mengecup sekilas bibir jihyo lalu mengusap bibir ranum itu dengan ibu jari.
Setelahnya meninggalkan jihyo yang masih terlelap.

.

Di ruang kantor david duduk di kursi kebesarannya. Mengamati sebuah foto yang berada di layar ponselnya.

Netranya fokus ke arah ponsel, menatap wajah perempuan berkacamata yang ada di ponselnya dengan senyum teduh.

"Aku tidak menyangka, setelah sekian lama hatiku bisa berpaling darimu," ucap david terus menatap layar ponselnya, kini tak ada getaran rindu lagi saat menatap foto itu.

"Aku telah mencintai perempuan lain," akui david

"Kali ini aku tidak akan diam saja sama seperti saat aku menyukaimu, Andai dulu aku tidak membuang waktu. Aku salah dulu hanya mengungkapkan dengan tindakan dan perhatian. Ternyata cinta juga butuh di ungkapkan dengan kata-kata agar semua jelas, Andai dulu aku mengatakannya padamu mungkin saat ini kau telah menjadi milikku," kenang david akan nasib cinta pertamanya yang gagal.

"Tapi, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Kali ini, Aku akan mengungkapkan perasaanku padanya. Aku tidak akan mengulangi yang sama seperti dulu, cinta butuh ungkapan kan," guman david dengan senyuman membayangkan wajah perempuan dengan make up tebal.

Apalagi saat membayangkan semalam bagaimana jihyo yang begitu tegang tidur bersamanya bahkan menolaknya dengan Alasan yang lucu. melihat Perempuan itu kebingungan dengan sikapnya. Menggemaskan sekali vampir Chinanya itu.

David hanyut dalam pikirannya tak menyadari jimin masuk ke dalam ruangan.

"Tuan ini laporan proyek yang Anda minta," kata jimin berdiri dihadapan david. Meletakkan map laporan di meja.

David tersadar, huh. Sejak kapan jimin masuk ke dalam ruangannya.

David lalu meletakkan ponselnya di meja.

Meraih laporan yang di bawa jimin mulai membacanya.

"Saya permisi tuan," ucap jimin membungkuk sekilas lalu berbalik hendak keluar ruangan.

[END] SI BURUK RUPA || JITZU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang