17

327 68 7
                                    

Jihyo masih berada di dapur berdiri di depan kompor. Hendak memindahkan masakannya ke piring saji. Tangan jihyo telah menyendok makanan di wajan namun terhenti saat ia mendengar suara langkah kaki mendekat.

"yoongi!" Manik mata jihyo berbinar senang saat pandangannya mengarah pada si artis tampan melangkah mendekat dan di belakangnya ada david memasang wajah datar.

Jihyo menghentikan kegiatannya lalu melangkah mendekat.

"yoongi! Kau ada di sini! Ayo duduk," sambut jihyo telah berada di meja makan lalu menarik kursi untuk pemuda itu.

Uhg, sekali lagi rumah ini kedatangan artis.

David memutar bola mata jengah melihat tingkah jihyo yang begitu ceria. Pemuda ini pun ikut duduk.

Yoongi pun duduk lalu mengulurkan dua lembar kertas.

"Aku kemari mengantarkan tiket menonton filmku, ini untukmu dan sahabatmu," ujar sang artis.

Dua tiket

Wah jihyo semakin senang.

"Tiket gratis," decak jihyo membayangkan dia akan pergi bersama umji

Jihyo duduk di samping yoongi menatap tiket yang telah berada di tangannya.

"yoongi film ini ending ceritanya tidak seperti di Indonesia kan?" beralih menatap yoongi.

"Ending ceritanya? Memangnya kenapa?"

"Iya, di negaraku cerita adegan terakhirnya kalau tidak di tabrak mobil atau berakhir di rumah sakit kena stroke," jelas jihyo tentang kisah yang sering ia tonton.

Yoongi tercengang dengan mulut terbuka mendengar cerita jihyo tentang adegan akhir itu. Terdengar menyeramkan.
David tergelak mendengkus.

Ya ampun perempuan ini benar-benar polos, dia tidak bisa membedakan apa LA dan negaranya.

"Hei! Kau pikir itu FTV azab! Yang kalau mati kerandanya terbang!" sentak david gemas sekali dia.

Jihyo mencebikkan bibirnya di hadapan david, selalu saja jutek dia.

"Hahahahah." yoongi terkekeh lagi-lagi perempuan ini membuatnya tertawa.

"Tentu saja tidak, ini sangat romantis dan berakhir happy ending," lanjut yoongi

Jihyo melengkungkan senyuman.

"Terima kasih yoongi. Maaf telah merepotkanmu dengan mengantarkannya sendiri kemari," ujar jihyo merasa bersalah. Rasanya tak tahu diri saja sudah di beri tiket gratis diantarkan pula.

"Tidak apa-apa. Masih ada lain waktu, Ingat kau masih punya janji traktiran padaku."

Jihyo mengembangkan senyuman lalu mengangguk.

Lain waktu ...

David memasang wajah jengah, mereka akan mengatur waktu lagi.

Jihyo tergelak, ia teringat jika dia baru saja memasak masakan spesial.

"yoongi karena hari ini aku tidak bisa menraktirmu. Kau harus makan di sini saja, aku baru saja selesai memasak!" ucap jihyo

David tercengang, matanya membulat mendengar ajakan jihyo pada sepupunya. Enak saja dia mengajaknya untuk makan bersama. Inikan rumahnya, keputusan ada padanya.

"Apa boleh?"

"Tentu saja boleh, kau tunggu di sini aku akan menyiapkannya!" ucap jihyo dengan semangat lalu bangkit menuju dapur.

"Hei!" tangan david terulur hendak menahan jihyo namun perempuan itu telah melangkah cepat.

Uhg, gemas sekali dia. Enak sekali dia mengambil keputusan sendiri.
Setelah beberapa saat jihyo telah menghidangkan masakannya di meja.

[END] SI BURUK RUPA || JITZU Where stories live. Discover now