7

385 72 2
                                    

Jihyo menarik napas panjang hari ini rasanya sungguh sangat lelah, sejak tadi dia berdiri menemani david menjamu para tamu undangan di pesta pernikahan.

Memperkenalkan diri sebagai istri david sembari bibir terus mengulas senyum.

Kini jihyo duduk untuk mengistirahatkan tubuhnya, lagi pula pesta pernikahannya juga akan segera berakhir tamu undangan mulai berpulangan.

Jihyo juga akan pulang ke rumah setelah pesta selesai toh ini hanya sebuah pernikahan dadakan, bukan pernikahan pada umumnya yang membawa sang istri untuk ikut bersama suaminya. itu tidak mungkin.

Jadi dia akan pulang ke rumah setelah pernikahan ini. Rumah. Ya, walau pun dia tinggal di LA untuk bekerja keras mencari uang, tentu saja masih ada campur tangan keluarganya, terutama sang kakak dan suaminya yang memberikannya tempat tinggal yang baik dan nyaman di negara ini.

Jihyo menatap jauh david yang masih menjamu beberapa tamu undangan, jihyo masih merasa semua seperti mimpi jika dia menikah dengan pemuda itu.

"Ibu, Kak sana aku sudah menikah dengan kak tzuyu, apa yang akan kalian lakukan jika tahu pernikahan kami," batin jihyo keluarganya pasti syok jika tahu ia menikah dengan tzuyu

Suara dering ponsel dalam genggaman jihyo berbunyi membuatnya tersentak.

Jantung jihyo seakan terjun bebas ke dasar perut saat suara ponselnya berdering. Dan itu pasti sang ibu yang selalu rutin meneleponnya untuk bertanya kabar.

Dengan perasaan gugup jihyo menjawab panggilan ibunya.

"Ya hallo bu. Apa kabar?" sapa jihyo dadanya terasa sesak mengingat menyembunyikan hari penting ini pada ibunya.

"Ibu baik-baik saja sayang. Bagaimana kabarmu?"

"jihyo baik-baik saja Bu."

"Kamu sedang apa hyo? Kok kedengaran suara musik?"

Jihyo tersentak, gawat ibunya bisa mendengar suara lantunan musik dari pesta pernikahan. Oh, astaga dia lupa mencari tempat yang aman. Ibu posesifnya pasti akan terus mengoceh.

"Anu bu ... Ini bu, jihyo sedang jalan-jalan bersama umji lalu makan di restoran, biasa bu anak muda," jelas jihyo berbohong agar ibunya tidak khawatir dengan keadaannya.

"jihyo jangan banyak keluar malam, kamu anak gadis jaga diri kamu, jangan suka ngumpul-ngumpul," jennie mulai ngerocos cemas.

"Iya, bu. Cuma jalan-jalan sama makan aja."

"Ingat pesan ibu jangan pacaran sama bule di sana." ucap jennie di usia putrinya sekarang pasti akan merasakan percintaan anak muda.

Tuh kan, ibu jihyo mulai dengan kecemasannya dengan lawan jenis.

"Iya bu, jihyo akan jaga diri."

"Ingat pesan ibu. Kalau di ajak keluar ngumpul-ngumpul sama teman trus ada cowok, lalu di traktir makan sama cowok makan aja makanannya tapi jangan di minum minumannya, nanti siapa tahu di kasi obat bius," pesan ibu jennie kebiasan anak muda yang suka berkumpul dan agar putrinya terhindar dari modus lelaki yang punya tipu daya.

Hanya makan tidak minum pesan macam apa itu. Jihyo pun memutar mata malas akan pesan ibunya yang berlebihan.

"Ibu, jadi gimana dong kalau makan aja tidak minum seret dong bu,"

"Ya, gimana kalau minumannya di kasi obat bius biar kamu tidak sadar terus dia apa-apain," ucap jennie dengan pikiran bak sinetron.

"Ya ampun bu, jihyo baik-baik saja di sini." jihyo menepuk jidatnya akan pikiran-pikiran liar ibunya tentang dunia para bule-bule.

"Iya sudah jaga dirimu dan jangan lupa. ingat pesan ibu jangan pacaran dengan bule. Jangan terima minuman dari laki-laki," pesan ibu jennie.

[END] SI BURUK RUPA || JITZU Where stories live. Discover now