BAB 6 [Benci]

185 7 0
                                    

Aku memang wanita biasa, tapi aku selalu berjuang untuk membuat keluargaku bangga, dan itulah yang membuatku luar biasa
- Alika -
.
.
.

Tubuh Alika sontak bergetar, melihat Calvin yang mengamuk.

Matanya seketika berlinang air mata.

"A.. Aa..apa kamu bilang?" tanya Alika memberanikan diri dengan bibir bergetar menahan tangis.

Bagi Alika, mendapat hinaan seperti itu dari seorang laki-laki yang tidak dia kenal, membuat hati Alika begitu sakit.

Bahkan ayahnya sekalipun, belum pernah berbicara menggunakan nada tinggi, apalagi membentak dirinya.

Tapi pria itu. Rasanya ucapan itu sangat mudah saja meluncur dari mulutnya.

Hal itu, benar-benar melukai martabat dan harga diri Alika.

"Saya benar - benar tidak tau apa sebenarnya alasan anda menghina saya seperti ini! Tapi anda harus tau, jika saya tidak pernah meniru siapapun! Meskipun saya wanita biasa, tapi saya punya prinsip dan tidak ada siapapun didunia ini yang berhak menilai itu!" marah Alika dengan suara bergetar.

"Memang anda siapa berani menghina saya wanita murahan, Hah?! Apa karena bingkisan yang saya bawa tadi pagi?! Sadar, Pak!!! Saya bahkan tidak kenal dengan anda!!!" teriak Alika marah.

"Dan ya! Bingkisan yang saya berikan tadi pagi itu hanya bentuk terimakasih saya untuk Bapak yg sudah menyelamatkan saya. Tadi juga sudah saya bilang, Kan?! Tolong jangan terlalu percaya diri! Karena saya juga akan melakukan hal yang sama untuk orang lain!"

Urat-urat wajah Calvin makin menegang kala melihat wanita didepannya malah berani balik menjawabnya.

Calvin mendekat kearah wanita itu.

"Lalu ingat saya baik-baik! saya Calvin Waymond Dimitry, CEO Waymond Group. Saya muak melihat wajah kamu, jadi jangan pernah sekalipun muncul dihadapan saya baik saat dikampus atau dimanapun!" sentak Calvin.

"Jika tidak..., "

"Tidak apa?! Bapak kira saya takut? Kenapa saya yang harus menghindari anda?! Kalau anda emang nggak mau ngelihat wajah saya, ya jangan lihat. Saya tidak salah sedikitpun di sini, Oke?!"

"Lihat saja apa yang bisa saya lakukan. Kamu sangat mencintai keluargamu, Kan?!"

Seakan berhasil menemukan titik kelemahan wanita didepannya, Calvin seketika menunjukkan seringainya.

"Saya yakin kamu wanita yang cukup pintar untuk tidak berbuat kesalahan semacam itu,"

Air mata Alika lolos dari pelupuk matanya. Bagaimana ada orang yang begitu membenci dirinya separah ini.

"Jangan pernah sekali-kali mendekat pada keluarga saya, kalau kamu memang masih mau hidup, Pak!!!"

"Kalau begitu kamu sudah tau apa yang harus kamu lakukan, Bukan?"

"Bapak mau saya menghindar dari penglihatan Bapak begitu?! So, Fine! saya juga tidak tertarik melihat wajah seorang iblis!

Alika mengusap air matanya kasar, dan langsung melenggang pergi dari Cafe itu.

Tangis Alika pecah di pinggir jalan, mendengar value-nya direndahkan dengan sangat buruk. Julukan 'wanita murahan' dan 'wanita peniru' masih terngiang jelas di telinga Alika. Ia tidak pernah menyangka kata-kata orang lain bisa membuatnya begitu hancur.

Alika tidak jadi menelfon ayahnya. Ia takut ayahnya akan panik melihatnya menangis sampai seperti ini.

"Aku juga ngga mungkin nelfon ayah sekarang. Ayah pasti marah," ucap Alika sambil mendongakkan kepala dan berusaha mengusap air matanya yang tidak bisa ia kendalikan.

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora