Bab 48 (Awal Jumpa)

102 4 0
                                    

Alika menghentikan langkahnya sejenak dan menoleh,

"iya?" tanyanya.

Calvin mendekat dan meraih pergelangan tangan Alika perlahan. Ia menggenggam tangan putih, kecil, nan' halus itu.

Matanya mulai berkaca mengingat betapa buruknya hinaan yang pernah ia lontarkan kepada Alika dulu.

'wanita peniru'

'wanita murahan'

'penggoda'

Semua hinaan itu kembali terngiang-ngiang di telinga seorang Calvin Waymond Dimitry. Entah bagaimana dia bisa melakukan itu semua hanya karena wajah Alika yang mirip Lancaster. Kebencian yang ia bawa dari masa lalu, hampir saja merenggut masa depan Calvin.

Begitu buruknya perlakuan Calvin pada Alika. Tapi, apa yang dilakukan Alika sebagai balasan? Tidak, Alika bahkan tidak membalas Calvin sedikitpun. Wanita cantik yang berada tepat didepannya itu, malah memilih untuk meminta maaf meski tidak melakukan kesalahan apapun. 

Alika memilih untuk mengerti Calvin seperti teman, yang membantunya keluar dari segala kesedihannya. Dan Hanya Alika-lah, yang berani melakukan itu semua.

Calvin sudah sangat bersalah pada Alika. Ia tidak pantas menerima itu semua.

"Maaf Alika" lirih Calvin memejamkan matanya.

"Saya minta maaf, karena waktu pertama kali saya bertemu kamu, saya membentak kamu sangat buruk dengan alasan yang tidak jelas. Saya minta maaf sekali" imbuhnya kembali membuka matanya yang mulai berkaca.

"kamu pasti mengalami hal yang berat sejak saat itu, karena saya," imbuhnya.

Mendengar hal itu, membuat Alika terpaku ditempatnya. Entah apakah dia harus bingung atau sedih mendengar seorang Calvin mengucapkan hal itu. Kalimat maaf yang sangat ia tunggu dari Calvin Waymond Dimitry waktu itu, kini lolos dari mulutnya dengan begitu mudahnya.

Alika mengusap setitik air mata yang turun di pipinya. Kini Alika tidak membutuhkannya. Alika menyadari jika, pertemuannya dengan Calvin adalah sebuah takdir.

Alika menatap kosong kedua bola mata Calvin, menerawang masa lalu.

Jika ia tidak bertengkar dengan Calvin saat itu, mana mungkin ia akan bertemu dengan jodohnya?

Alika mengambil nafas dalam. Kini ia percaya segala bentuk awal perjumpaan mereka adalah skenario dari tuhan. Ia tidak membutuhkan kata maaf mengenai hal di masa lalu, tidak juga pula menyesali apapun yang sudah terjadi. 

Sudah jadi pilihan Alika untuk berteman dengan Calvin sejak awal mereka bertemu dulu. Dan ia tidak akan merubah hal itu. Karena, Alika tau betapa kesepiannya seorang Calvin sebenarnya.

"aku sudah maafin kamu, Vin. Tolong jangan terus merasa bersalah untuk hal itu, hati kamu juga merasa berat, kan? mulai sekarang kamu bisa cerita apapun ke aku. Jangan dipendam sendiri, atau bahkan melampiaskan ke orang lain" ujar Alika dalam.

Calvin mengangguk, dan memeluk tubuh ramping Alika. Ia merasa beruntung sekali menemukan wanita setulus Alika.

"tolong jangan pernah tinggalkan saya, Alika" pintanya.

Calvin memeluk Alika, hingga membuat Alika sedikit mundur ke belakang. Ia membalas pelukan Calvin.

Calvin merenggangkan pelukannya,

"Kenapa kamu bisa begitu baik sama saya, Alika?" tanya Calvin heran.

Calvin penasaran, selama ini ia tidak pernah bertemu orang yang menyukai dirinya dengan tulus. Apalagi Calvin sadar, jika dia orangnya sangat dingin pada orang lain. Tapi, kenapa tidak dengan Alika?

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now