Bab 28 [Rencana Manis]

128 6 2
                                    

Calvin, didampingi Yasha dan seluruh body guardnya ke balai desa. Di sana juga sudah ada Alika dan Dio yang sudah siap untuk pulang dengan barang-barang bawaan mereka

"Kami pamit, Pak. Bu. Dan warga-warga semuanya. Terima kasih sudah berkenan menerima kami semua dengan sangat baik di sini" ujar Alika

"Saya juga berterima kasih kepada kalian semua, Nak. Karena sudah memberikan banyak bantuan untuk warga kami. Kami beruntung bisa mengenal anak-anak muda yang peduli seperti kalian" jawab Bu Cit yang matanya mulai berkaca-kaca

Melihat itu, Alika memeluk Bu Cit erat

"Kedepannya kami akan sering-sering berkunjung, Bu. Jadi, mungkin kami juga harus merepotkan kalian semua" tambah Calvin saat melihat Alika dan Bu Cit berpelukan

"Hahahaha, jangan khawatir, Nak. Kosarek akan selalu terbuka lebar untuk kalian semua. Kami tidak keberatan untuk direpotkan kalian. Betul Bapak-Bapak Ibu-ibu?" jawab Bu Cit

"BETULLL"
"BETULLL"
"BETULLL"

Jawab seluruh warga yang juga antusias mengantar mereka pulang

"Lihat? Kami sudah menganggap kalian sudah seperti putra-putri kami sendiri. Jadi, jangan pernah ragu untuk kembali kesini ya? " tambah Kepala Desa Kosarek

"Baik Pak" jawab Calvin, Dio, dan Alika bersamaan

"Untuk perihal preman kemarin, saya akan mencari akar masalahnya tanpa menggunakan kekerasan. Saya harap kalian bisa tenang, dan tidak perlu khawatir atas kejadian ini" ujar Calvin memberi tahu apa rencananya

(Sebenarnya apa yang sedang kamu rencanakan, Vin) batin Alika menatap khawatir ke arah Calvin yang ada disampingnya

"Baiklah, Nak. Kami tenang kalau kamu sudah mengerti. Akan kami tunggu informasi dari kamu selanjutnya" jawab Bu Cit

"Iya, Bu. Akan selalu saya kabari informasi terbarunya melalui anak buah saya yang tinggal disini" saut Calvin menyetujui

Setelah, mereka semua berpamitan. Alika, Dio, Calvin, dan Yasha menuju ke lapangan Kosarek menggunakan mobil offroad-nya untuk naik helikopter milik Calvin, yang sering digunakan untuk berpergian selama ia berada di Wamena.

Tapi, sepertinya Calvin tidak berencana langsung membawa Alika dan Dio pulang

Karena hari yang sudah mulai gelap, tidak ada yang memulai percakapan saat di mobil. Alika yang tidak tahan dengan situasi itu kembali membuka suara

"Calvin, tadi di depan warga desa kamu bilang kamu punya rencana untuk ngurus kelompok preman kemarin. Kamu mau ngapain?" tanya Alika penasaran sekaligus khawatir

Yasha yang sedang menyetir di depan tiba-tiba berdehem,

"Sebentar lagi, kamu dan Dio akan tau, Alika. Saya tidak pernah membiarkan siapapun bermain-main dengan orang terdekat saya" bisik Calvin lirih di telinga Alika, agar tidak terdengar oleh Yasha dan Dio

Alika terdiam,

Dari jalanan yang penuh lumpur, batu, dan kerikil itu mobil bergeronjal hebat. Membuat semua yang ada di dalam mobil berpegangan erat dengan pegangan tangan di atas mobil

"Hati-hati di depan licin, Yash" ujar Dio mengingatkan Yasha

"Santai, Bang. SIM-A punya ane udah tingkat 5" jawab Yasha bercanda

"Emang ada tingkatan-tingkatan begitu?" heran Dio

"Maksud gue tes nya buat kerja sama Calvin harus 5 kali, Bos. Harus bener-bener tinggi kriterianya. Apa daya gue yang awalnya cuman remahan rempeyek" jawab Yasha membodohi Dio

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now