BAB 8 [Wanita Peniru]

207 6 2
                                    

Calvin melihat punggung Alika yang mulai menjauh dari cafe,

"Tidak bisa saya pungkiri kamu benar-benar mirip dengannya,"

***

Setelah beranjak dari cafe, Alika berusaha mengalihkan pikirannya tentang Calvin dengan pergi menuju perusahaan yang menaungi program acara Alika. 

Kepiawaiannya untuk menjadi jurnalis sejak dulu, membuat gadis cantik itu dipercaya oleh Reza membawakan program acaranya sendiri. Dan benar saja, Alika berhasil.

Kini program acaranya selalu menduduki rating pertama dari channel berita Nasional dan Internasional.

"Alika kamu langsung standby ke tempat aja yah, nanti aku suruh Dio siap-siap" ucap Dewi salah satu crew studio, menyambut kedatangan Alika.

Dio merupakan juru kameramen yang selalu ditugaskan untuk membantu Alika melakukan siaran langsung.

"Oh, oke... Makasih ya infonya, Dew", jawab Alika langsung bergegas menuju ruangannya untuk mengambil bahan wawancara.

Setelah membaca sekilas dokumen yang disiapkan Dewi tersebut, Alika langsung beranjak menuju studio.

"Oke, bisa kita mulai sekarang aja ya, Yo?" tanya Alika meminta persetujuan Dio.

Dio mengangguk dan langsung memfokuskan kameranya ke arah Alika dan narasumber yang sudah duduk didepannya.

"Okee 1, 2, 3... Set, Go!" teriak Dio memberi Alika aba-aba.

Alika pun mulai membaca prompt di depannya dan membawakan acaranya.

***

Alika baru selesai melakukan pekerjaannya pada jam 8 malam, sebelum pulang ia harus memberikan laporan ke kantor bersama Dio.

Alika mengetuk pintu Direktur,

"Tok... Tok... Tok...Permisii ", ucap Alika meminta izin untuk masuk.

"Masuk," teriak orang yang berada di dalam ruangan.

"Selamat malam, Pak. Ini saya mau memberikan hasil laporan siaran dan wawancara hari ini", ujar Alika sembari tersenyum dengan memberikan berkas.

"Bagus, Alika. Nanti akan saya tanda-tangani... Terimakasih ya?" jawab Pak Reza atasan Alika tanpa mengalihkan pandangannya dari komputer didepannya

"Baik, Pak. Kalau sudah tidak ada pekerjaan lagi, saya dan Dio ingin pamit izin pulang terlebih dahulu," ujar Alika.

Pak Reza pun mengangguk,

"Iya, Alika dan Dio silahkan"

Alika pun langsung bergegas pergi menyusul Dio, melihat Reza yang sepertinya sedang sibuk. Namun sebelum ia sempat menyentuh gagang pintu, Reza kembali memanggilnya.

"Alika," 

"iya? Pak," tanya Alika

"Maaf, saya sibuk jadi tidak memperhatikan kalian bicara tadi," 

Reza merasa bersalah karena tidak memperhatikan Alika dan Dio dan malah sibuk dengan komputer dan laptopnya. Mau bagaimana lagi, hari ini pekerjaan kantor sangat menumpuk di depan mata Reza.

Sementara, Alika tersenyum.

"Santai aja, Bos. Kaya sama siapa aja hahaha,"

Alika merubah gaya bicaranya menjadi friendly, karena sudah diluar jam kerja.

"Emang lagi sibuk banget ya?" tanya Alika dengan duduk di sofa milik Reza, sembari mengambil camilan cokelat cha-cha yang khusus disediakan Reza untuknya.

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now