Bab 58 (Memutuskan)

112 5 0
                                    

Kupilih 'tuk mencintaimu dalam mimpi, karena dalam mimpiku cerita kita tak pernah berakhir
- Calvin Waymond Dimitry-

Sudah dua hari Alika opname di rumah sakit. Alhamdulillah, kondisinya tubuhnya kini semakin membaik dan sudah diizinkan pulang. Meski begitu, nyatanya rasa sakit dihatinya tidak berkurang sedikitpun.

Sejak, Reza datang menjenguk Alika 2 hari yang lalu di rumah sakit. Ia sama sekali tidak mendapati Calvin menjenguknya lagi. Sekedar bertanya kondisinya pun, juga tidak. Ia ingat terakhir kali karena emosi, Alika tidak sengaja mengusir Calvin dari ruangannya. Jujur, sekarang ia mulai menyesali hal itu. 

Mata Alika tiba-tiba kembali memanas, mungkin saja Calvin sudah tidak lagi memperdulikannya. Atau mungkin, Calvin sedang sibuk menghabiskan waktunya bersama Lancaster.

Alika menatap sebuah cincin berlian pemberian Calvin yang kini masih melingkar di jari manisnya. Mungkin saat ini, adalah waktu yang tepat untuk mengambil keputusan untuk masa depannya. Jika ia terus melanjutkan hubungan dengan Calvin, dirinya akan terus tersakiti dengan hadirnya Lancaster. 

Seumur hidupnya, baru kali ini ia dihadapkan permasalahan sesulit ini. Alika juga tidak punya pilihan lain. Meski, ia begitu mencintai Calvin, belum tentu Calvin juga mencintai Alika sebanyak cinta yang ia berikan. Karena Alika yakin, hati Calvin masih milik Lancaster seutuhnya. Alika tidak boleh egois dan menjadi orang ketiga dalam hubungan mereka berdua.

"Berhubung kita belum menikah, lebih baik kalo aku putusin aja ini semua sekarang. Aku ngga bisa maksa Calvin cinta sama aku, kalau di dalam hatinya masih ada Lancaster," lirih Alika menatap cincin pemberian Calvin.

Alika tersenyum kecut. Pernikahan impian yang selalu ia nanti-nantikan selama ini, hancur hanya dalam sekejap mata. 

Tak lama, Ayah dan Mama Alika masuk kedalam kamar Alika, untuk mengecek kondisinya.

"Gimana kondisi kamu? udah jauh lebih enakan apa belum? kalo belum kita ke rumah sakit lagi ya," tanya Ayah Alika protektif.

"Alika udah enakan, Yah. Lagian Alika juga ngga bisa izin lama-lama," jawab Alika memaksakan senyumnya.

Alika meremas ujung bajunya resah, ia harus memberanikan diri untuk mengatakan hal ini pada orang tuanya.

"Yah, Mah Alika boleh bicara sebentar?" tanya Alika berhati-hati

Pak Arta dan Bu Tika langsung berdiri, menatap Alika khawatir. Mungkin, mereka pikir Alika kesakitan karena lukanya waktu kecelakaan kemarin.

"Ada apa, Nak? Mana yang sakit?  Mau Mamah panggilin, Dokter?" tawar mama Alika halus sembari membelai rambut Alika.

"Mama sama Ayah jangan kaget, ya..." 

"Alika ngga jadi nikah sama Calvin," ujar Alika menggantung.

Bagai petir di siang bolong, Ayah dan Mama Alika sontak terkejut mendengar perkataan putri bungsunya itu. Belum lama ini, mereka bertemu dengan keluarga Calvin. Sekarang tiba-tiba saja Alika ingin membatalkan pernikahannya sendiri.

"Alika, kamu sadar kan, Nak? kamu ngga bisa mempermainkan pernikahan. Jangan buru-buru ambil keputusan. Memang apa yang sudah terjadi di antara kalian berdua?" tanya Arta sedikit emosi.

"Alika sudah pikirkan ini baik-baik, Yah. Cuman baru-baru ini aja Alika sadar, kalau Calvin bukan orang yang tepat buat, Alika. Maaf... hiks...." jawab Alika sembari menunduk.

Ia tak kuat menahan air matanya yang sudah menumpuk di pelupuk matanya sedari tadi. Alika benar-benar tak rela melepaskan Calvin untuk bersama dengan Lancaster.

"Kamu masih belum jawab pertanyaan Ayah tadi. Ada masalah apa di antara kamu sama Calvin, sampai kamu minta putus begini?" cecar Ayah Alika mendesak Alika untuk mengaku.

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now