Bab 34 (Wajah Yang Mirip)

108 4 0
                                    

"ternyata cinta hanya sebuah awal dari rasa sakit dan kehilangan" ujar Alika lirih sambil menatap sedih handphonenya. Alika menangis mengingat hari-hari selama mereka bersama.

Masih teringat jelas bagaimana Calvin mengatakan kepada Alika untuk tidak takut dan khawatir karena dia akan selalu menjaga dirinya disampingnya. Tapi, ternyata kejadian hari ini benar-benar menghancurkan Alika.

Alika menangis sejadi-jadinya, "Hiks...hiks kenapa kamu harus bersikap seperti itu, kalau kamu sudah punya hubungan dengan orang lain, Vin... hiks...hiks?!" teriak Alika sambil memukul tumpukan bantal yang ada disampingnya.

"Kenapa kamu harus mengatakan semua hal itu!?" serak suara Alika menangis menumpahkan seluruh kekesalannya. Biarlah untuk hari ini saja, dia membiarkan dirinya untuk merasa lemah.

"Aku wanitamu? wanita yang keberapa maksud kamu, Vin?!?" tangis Alika.

Saat acara tadi, Calvin benar-benar tidak memikirkan perasaanya sama sekali meskipun dia tahu kalau Alika juga ada disitu. Miris, padahal Alika juga sudah menaruh banyak harapan kepada Calvin. Bahkan, harapan masa depannya.

Ya. Mungkin saja Alika salah karena sudah menaruh banyak harapan kepada orang baru. Tapi, hati Alika tidak bisa memilih siapa orang yang harus dia percayai.

Alika melepas handuk di kepalanya. Dengan rambut yang masih basah, Alika akhirnya tertidur sambil menangis karena kesedihan yang ia rasakan.

***

Calvin pov

Lancaster memeluknya dengan sangat erat, sehingga Calvin tidak bisa menolaknya. Yasha membisikkan sesuatu di belakangnya, "Vin, disini banyak media. Ada Alika juga. Kontrol diri lo!" marah Yasha kepada Calvin. Yasha memang harus meluruskan Calvin, karena untuk masalah Lancaster sudah menjadi titik kelemahan Calvin sejak dulu.

Calvin mengangguk, dan langsung menggandeng Lancaster keluar dari ruangan auditorium perusahaan itu. Diikuti oleh papanya dan seluruh dewan direksi utama.

Calvin membawa Lancaster dan mengarahkan semua direksi untuk memasuki ruangan VIP di restoran perusahaannya. "Sebelumnya saya berterimakasih kepada seluruh dewan direksi dan pemegang saham yang sudah hadir untuk press conference perusahaan kita hari ini. Sedikit rangkaian acara penutup hari ini sekaligus perayaan pembukaan cabang perusahaan baru saya, disini sudah saya sediakan special dinner untuk kita semua" Ujar Calvin yang langsung disambut tepuk tangan oleh mereka semua.

"Kami selalu percaya dengan kemampuan kamu memimpin perusahaan ini, Vin. Kamu bahkan sudah hampir mampu menyaingi kemampuan ayahmu hahaha" gurau salah satu direksi bernama Bapak Sitompul. Papa Calvin tertawa mendengar candaan Bapak Sitompul, "like father, like son" saut Mr. Waymond.

Mereka semua makan dan membicarakan beberapa obrolan ringan seputar desain interior perusahaan baru, material, arsitekur, dan sebagainya. Calvin dan Lancaster tidak bergabung obrolan tersebut. Mereka fokus dengan pikiran mereka sendiri.

Setelah, acara makan malam selesai. Calvin membawa Lancaster keluar perusahaan. "Lancaster, sekarang ikut saya keluar" panggil Calvin.

Lancaster mengangguk dan mengikuti Calvin keluar perusahaan. Sesampainya di lobby utama, Calvin berhenti dan berbalik kepada Lancaster.
"Sekarang tidak ada media disini. Tolong, jelaskan mau apa kamu kesini?" tanya Calvin tegas pada Lancaster.

Lancaster tersenyum, mendengar pertanyaan Calvin
"Hei, Tentu saja untuk melanjutkan hubungan kita. Kamu ingat? hubungan kita tidak pernah putus sekalipun Calvin?" jawab Lancaster.

Calvin mengepalkan tangannya, menahan emosi
"hubungan kita sudah putus sejak kamu meninggalkan saya, kamu tau?" sarkas Calvin.

Raut wajah Lancaster langsung berubah total mendengar jawaban dari Calvin. "Calvin, ada apa sama kamu? bukannya kamu selalu menunggu aku untuk kembali?" tanya Lancaster memastikan. Calvin tidak bisa berkata tidak, karena pernyataan Lancaster juga tidak salah. Butuh waktu 10 tahun bagi Calvin untuk melupakan dendam kemarahannya pada Lancaster.

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now