Bab 32 [Rasa Sakit Mencintai]

136 3 0
                                    

Para reporter-reporter itu sangat heboh melihat kedatangan wanita itu. Memang tak bisa dipungkiri Alika. 'Dia, terlihat begitu cantik' batin Alika yang sama sekali tidak berkedip

Wanita itu berjalan tenang dengan senyum mengembang di tengah kehebohan para reporter. Menatap kedepan. Alika mengikuti arah pandangnya.

Calvin

Raut wajah Calvin seperti terkejut sekaligus marah melihat kedatangan wanita itu

'siapa wanita itu? ' batin Alika bingung

Namun, Alika masih tetap berusaha untuk berpikiran positif. Alika menghela nafasnya berat. Huft

Dio melirik Alika, seperti mengerti apa yang sedang digelisahkan rekannya. Dio menepuk bahu Alika,
"fokus, Al" ujar Dio

Alika mengangguk

Wanita itu langsung naik ke atas panggung, memeluk Mr. Waymond hangat. (sepertinya mereka sudah kenal lama) batin Alika yang masih berusaha melihat. Setelah dari Mr. Waymond, Wanita itu beralih dan membuka tangan menyambut Calvin. "Calvin, I'm home dear" ujar lancaster yang bisa didengar oleh semua reporter

Para reporter langsung heboh dan tidak ingin melewatkan waktu mengabadikan hal itu

"Dia sudah jelas pacarnya Calvin"
"Mungkin mereka akan menikah sebentar lagi?"
"Aku tidak sabar melihat Calvin menikah"
"Mereka cocok sekali"
"Ambil gambar sebanyak-banyaknya"
dan masih banyak lagi keriuhan para reporter itu

Calvin berbalik badan ke arah wanita itu, "Saya minta kamu pergi dari sini sekarang!" tegas Calvin pada wanita itu tanpa melihat wajahnya. Wanita itu tampak sangat terkejut dengan perlakuan Calvin. "Calvin, kamu kenapa? aku pulang, aku di depan kamu sekarang" jawab wanita itu.

"Kenapa kamu datang?!!?" bentak Calvin dengan sorot mata yang berapi-api. Ayah Calvin menarik kasar tangan Calvin ke sisinya, "What the hell are you doing, Calvin?" bentak ayah Calvin lirih. Calvin mengibaskan tangan ayahnya, "don't argue with me now, let me do my own business, Dad!", jawab Calvin dingin.

"Calvin, Aku pulang. Karena aku mau kita hidup bersama selamanya. Kita penuhi semua mimpi kita yang dulu" jawab Lancaster sambil mata berkaca-kaca berusaha meraih Calvin

Suara Calvin mulai bergetar, "I ask you to stop there, Please!" ujar Calvin meminta wanita itu tidak melanjutkan langkahnya. Mata Calvin berkaca-kaca melihat ke arah wanita itu,

deggg

Calvin menunduk berusaha menahan emosinya agar tidak meledak. Sedangkan, Lancaster. Tanpa mempedulikan perintah Calvin untuk berhenti, Lancaster tetap memutuskan untuk maju dan memeluk Calvin

Calvin tadinya begitu marah dengan wanita itu. Namun, saat wanita itu memeluknya, Calvin sama sekali tidak memberikan perlawanan.

"Heii, aku sudah disini, Vin. Please, Maafin aku" ujar Lancaster meminta maaf sambil menepuk-nepuk punggung Calvin

'Calvin melihatnya? atau sengaja tidak melihat dirinya?'

Alika melihat itu, dengan jelas. Jelas sekali. Hatinya merasa sangat panas. Tidak terasa air matanya menetes melihat hal didepannya.'Mungkin aku yang sudah berfikir terlalu jauh' Ujar Alika lirih sambil menunduk.

'Apa dia harus marah? Apa Alika memiliki hak untuk marah? '

Alika hanya duduk terdiam di kursinya melihat adegan didepannya. Untuk pertama kalinya Alika merasa tidak bisa melakukan apapun sesuai kehendak hatinya. Alika hanya bisa melihat dari jauh. Dengan tetesan air mata di pipinya.

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now