Bab 13 [Dari Calvin]

166 6 0
                                    

Alika dan Calvin kembali menuju kedalam ruang kelas.

Pak Budi rupanya sudah kembali dari rektorat lebih dulu dan kembali ke kelas Alika.

Pak Budi langsung berdiri menyambut kedatangan Alika dan Calvin.

"Nah, Anak-anak berhubung Pak Calvin dan Bu Alika sudah kembali. Saya ingin sekaligus menyampaikan survey tentang pembangunan gedung yang baru di tengah periode tahun pembelajaran kalian ini"

Salah satu mahasiswa bertanya, "Jadi, nanti akan ada gedung baru Pak? "

"Iya anak-anak dan perlu diketahui kalau dana yang digunakan untuk pembangunan merupakan investasi dari Pak Calvin dari Waymond group. Jadi saya mohon ketersediannya mengisi kuesioner ini ya", Jawab Pak Budi

Para mahasiswa itu pun tersenyum dan memberikan apresiasi pada Pak Calvin dengan memberikan tepuk tangan,

Terdengar di telinga Alika para mahasiswi-mahasiswi nya berbisik tentang ketampanan dan kebijaksanaan yang dimiliki Calvin

'aduh... udah ganteng banget, kaya, pinter lagiii'
' AAAA MAU DONG DIKENALIN'
' aduh gila gila dia beneran kaya oppa oppa kaya in real life'

dan masih banyak lagi,

Hal itu, membuat Alika kembali bergidik
(ngeri juga ya, mahasiswi gue udah pasti umurnya jauh sama si Calvin tapi masih mau aja)

Pak Budi memberikan survey kuesioner itu ke pada Bu Alika

Lalu, salah satu mahasiswi Alika ada yang memberanikan diri bertanya,

"Pak Calvin, Kira-kira udah ada pacar belum? Kalau semisal belum saya mau mendaftar, Pak? ", tanya mahasiswi tersebut bernama Dina sambil tersenyum

Dina merupakan mahasiswi yang bisa dibilang cantik dari teman-tsman seangkatannya. Mungkin bisa dibilang satu-satunya yang sedikit bisa menyaingi kecantikan Bu Alika

Lalu, hal itu disahuti oleh mahasiswi mahasiswi yang lain,

" Saya juga pak! "
"Saya juga, "
"Saya rela jadi yang kedua, Pak! ",

Hal itu membuat Calvin memasang muka yang sangat datar, dia tidak suka meladeni keributan seperti ini.

Calvin melihat Alika, bagaimana pertanggung jawabannya sebagai dosen. Kenapa muridnya bisa lepas kontrol seperti ini.

Sementara, wanita itu hanya memasang wajahnya masamnya,

"Aduh malu-maluin banget si mahasiswi gue yaampun", gumam Alika merutuki dirinya sendiri karena tidak mampu mengendalikan muridnya.

Tapi bukan hanya itu, dia juga sebenarnya tidak suka melihat ada wanita lain yang menyatakan cinta terang-terangan didepan Calvin

"Saya sudah akan menikah! Silahkan tanya Bu Alika", jawab Calvin menatap Alika yang sedari tadi menunduk

blush

Pipi Alika memerah, karena pernyataan Calvin

(Serius Calvin mau nikahin gue? Gue akuin kalo gue sebenernya udah mulai ada rasa sejak awal ketemu. Tapi, ya ga gini jugak kali. Masa iya dilamar depan murid-murid!), batin Alika menghayal menyangka Calvin akan melamarnya sebentar lagi.

Alika mengangkat wajahnya dan tersenyum paksa kepada para mahasiswa- mahasiswinya,

"Iya, betul," jawab Alika malu-malu.

Para mahasiswa Alika semakin tidak terkontrol. Pak Budi yang sejatinya merupakan Dekan kampus, langsung menghentikan itu semua dengan satu tangannya.

"Baik anak-anak kalau begitu, saya rasa saya dan Pak Calvin sudah tidak ada keperluan. Maka kita bisa melanjutkan kelasnya, bukan begitu Bu? ", tanya Pak Budi memberi isyarat lewat kedipan kepada Bu Alika dan Pak Calvin agar bisa mengalihakan kondisi kelasnya yang ribut.

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now