Bab 72 (Merelakan)

101 2 0
                                    

Alika duduk terdiam di kursi ruangan Calvin. Ia tidak berani memulai pembicaraan dengan suaminya, yang kini sedang fokus dengan laptop di depannya setelah memarahi karyawannya habis-habisan di bawah tadi.

Alika membuka ponselnya dan mengscrollnya asal, seakan terlihat sibuk dengan benda pipih itu. Padahal, dia merasa sangat bosan.

"Nanti kamu mau makan apa?" tanya Calvin melembut.

Alika hanya diam dan menyipitkan mata ke arah Calvin.

"Kamu mau makan apa, Alika?" tanya Calvin menghentikan kegiatannya dan menatap Alika.

"Kamu masih marah?" kata Alika polos balik bertanya membuat Calvin tersenyum.

"Saya tidak marah lagi, Alika" jawab Calvin.

Alika tersenyum lebar, "Nah, gitu dong dari tadi" timpal Alika.

Alika berdiri dan duduk di kursi yang ada di depan meja Calvin.

"Aku mau makan apa aja, terserah kamu" jawab Alika kemudian membuat Calvin menggelengkan kepala dan meminta pegawainya membawakan makanan ke kantor atas.

"Tunggu sebentar ya, sekitar 5 menit lagi nanti makanannya sampai" kata Calvin.

Calvin menaruh handphonenya dan beralih menggenggam tangan Alika.

"Saya minta maaf ya, baru hari pertama kamu disini sudah dapat masalah dari pegawai saya" ujar Calvin lembut.

"Iya, aku ngga apa-apa kok. Lagian kamu juga udah hukum mereka di depan semua orang. Jadi, bisa buat pelajaran juga buat yang lain untuk menghormati pembeli, siapapun itu"

"Terimakasih ya" ujar Alika tulus menatap Calvin.

"Itu kewajiban saya menjaga kamu. Saya tidak akan membiarkan orang lain berani mencari masalah dengan kamu. Karena kamu adalah istri saya, Alika Yunaira Adelia Dimitry" tegas Calvin membuat Alika tersenyum bangga.

"Iya suamiku" jawab Alika mencubit kedua pipi suaminya gemas. Sampai membuat Calvin tersenyum tipis.

Alika kemudian beranjak keluar dari ruangan Calvin. Namun, Calvin buru-buru menahan lengan Alika.

"Kamu mau kemana lagi? Diam di sini saja sama saya" ujar Calvin menghentikan Alika.

"Aku bosen di dalem, mau belanja lagi sama muter-muter mall. Tadi, kamu main narik aku aja di bawah, kan aku belum selesai belanja" protes Alika mengerucutkan bibirnya.

"Iya sudah, kalau ada apa-apa langsung telfon saya saja. Nanti saya langsung ke bawah" ujar Calvin.

"Oke Bos!" jawab Alika sigap.

"Jangan lama-lama, nanti hilang, inget kata-kata saya" tegas Calvin kembali membuat Alika menghela nafas.

"Iya... iya suamiku, cintaku, duniaku" ujar Alika menahan kesal.

Padahal, tadi Calvin sudah memarahi dan mengumpulkan seluruh karyawannya. Memangnya siapa lagi yang berani mencari mati dengan mengganggunya di mall suaminya sendiri, batin Alika.

Alika kemudian berjalan keluar mall menuju ke gedung lainnya yang berdekatan untuk berjalan-jalan.

Ini baru pertama kalinya dia masuk ke gedung ini. Ada begitu banyak lukisan dari pelukis ternama yang digantung di setiap penjuru gedung, layaknya pameran. Alika beruntung karena turun di waktu yang tepat. Sehingga, ia bisa melihat seluruh mahakarya indah itu. 

Saat, Alika melihat salah satu lukisan. Ada sebuah tangan yang menyentuh pundak Alika dari belakang.

Alika membalikkan badan dan terkejut bukan main, sampai hampir jatuh kebelakang. 

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now