Bab 79 (Kecewa)

101 5 6
                                    

Setelah tiba di kebun strawberry, Alika langsung turun dan menghirup nafas dalam-dalam. Aroma strawberry yang begitu segar kala terkena terik sinar matahari pagi tercium begitu harum di hidung Alika. Bahkan, seperti 10 kali lipat lebih harum dari biasanya.

Alika mengusap air liur nya yang hampir menetes. Pasti rasa strawberry itu juga sangat segar, batinnya.

"Sudah siap?" tanya Calvin sembari memakai sarung tangan.

"Siappp dong!!!" sorak Alika langsung berlari lebih dulu masuk ke dalam, hingga membuat Calvin tergelak.

Alika berlari kesana kemari memetik buah strawberry dengan sangat girangnya. Ia bahkan sampai lupa mengambil keranjang. Sehingga, Alika menggunakan baju nya sebagai wadah.

Alika menggulung baju oversized nya keatas untuk membentuk lengkungan, sampai tanpa sadar perutnya terekspos. Melihat itu, Calvin langsung berlari menyusul Alika.

Calvin menghentikan tangan Alika dan memindahkan seluruh strawberry yang ada di baju Alika ke dalam keranjang.

"Tunggu! Berhenti sebentar" panggilnya.

Alika yang sedikit terkejut melihat Calvin tiba-tiba mendekat padanya dan hanya menyisakan sejengkal jarak dengan dirinya, membuatnya mundur tersentak ke belakang.

"Kamu ngapain, Calvin?! buah nya masih banyak ditengah itu ya Allah!!!" geram Alika menyangka Calvin akan menghentikan kegiatannya.

"Iya, saya pindahkan dulu strawberry nya kesini sebentar. Kasihan nanti anak kita yang ada di dalam perut kamu kedinginan" jawabnya sembari menurunkan baju Alika.

Tak hanya itu, Calvin juga mengusap perut Alika perlahan dan menutupi perut Alika dengan jaket rajut milik Alika yang ia bawa di mobil tadi.

"Aku ngga mau pake jaket, panas banget, aku lepas aja ya?" marah Alika berusaha melepaskan jaket yang diikatkan Calvin di perutnya.

Bagaimana tidak, cuaca hari ini sangat panas. Sementara, Calvin menutupi bagian perut bawahnya dengan jaket. Manusia mana yang tidak kepanasan?

"Coba kamu buka kalau bisa" jawabnya.

Mata Alika menyipit, menatap tajam ke arah Calvin. Tidak mungkin suaminya itu akan meng-iyakannya semudah itu.

Alika lantas melihat jaket yang diikatkan begitu erat oleh Calvin dan berusaha membukanya sendiri. Namun, setelah berkutat cukup lama membuka untaian itu, talinya tetap tidak bisa dibuka, "Tuh Kan? ngga bisa dibuka. Ayo, sekarang bantu aku bukain talinya," rengeknya.

Calvin sedikit mundur beberapa langkah dan menatap ke arah lain, "Saya juga tidak bisa" jawabnya melipat tangan diatas dada.

Alika mulai bersungut kesal, "kok bisa kamu gabisa bukain, sih. Orang kamu yang naliin jaketnya" marah Alika.

"Ya sudah kalau memang tidak bisa dibuka, tidak usah dilepas. Itu artinya jaketnya harus terpasang di situ, biar anak kita tetap hangat di dalam perut kamu," timpal Calvin mengelus perut Alika sembari menahan tangan istrinya agar tidak melepaskan jaket di perutnya.

"Ishhhh kamu ini nyebelinn!!!" marah Alika meninggalkan Calvin.

Melihat istrinya yang begitu marah, membuat Calvin mengejarnya. Calvin berusaha menggenggam tangan Alika untuk memberikannya sesuatu.

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now