Bab 7 [Marah]

167 6 0
                                    

'Tak bisa dipungkiri, kamu memang begitu mirip dengannya'
- Calvin -


Keesokan paginya, Alika datang ke kampus seperti biasa. Hatinya sudah tidak terlalu sedih, setelah meluapkan segala emosinya semalaman penuh.

Meskipun kadang kejadian kemarin masih sering terlintas di pikirannya, dia berusaha untuk merasa baik-baik saja di depan semua orang.

"Selamat pagi, Bu Alika," sapa para mahasiswa yang berpapasan dengannya. Alika tersenyum tipis dan menjawab,

"Pagi,"

Namun sebelum Alika mencapai ruang kelas, ada 4 orang bertubuh besar menggunakan setelan jas hitam dan kacamata hitam menghalangi jalannya.

"Maaf Bu Alika, anda harus ikut dengan kami untuk menemui Tuan Calvin", jelas salah satu orang diantaranya.

Alika berdenyit heran,

"Maaf, tapi saya tidak pernah mengenal anda-anda semua, saya juga tidak pernah mengenal orang yang bernama Calvin. Mungkin anda salah orang, jadi permisi...kelas saya sudah harus dimulai", tolak Alika menatap tajam mereka semua.

(Apa jangan-jangan orang yang mereka maksud itu Calvin manusia jahat bin sombong itu? Emang mau ngapain gue coba? kemarin aja sensi banget!)

Alika geram mengingat kejadian kemarin.

Hampir satu setengah jam mata kuliah sudah berlangsung. Masih perlu setengah jam lagi agar kelas ini berakhir. Namun, rasanya begitu lama bagi Alika.

Mata Alika melirik ke arah luar kelas. Bahkan, sepanjang kelas berlangsung pun, Alika masih mendapati orang-orang itu senantiasa berdiri di depan. Apa orang-orang itu tidak punya kerjaan yang lebih penting, batinnya.

Karena merasa tak nyaman dilihati seperti itu. Alika pun akhirnya memutuskan untuk mengakhiri kelasnya saat ini juga.

"Kelasnya sampai sini saja ya? Nanti tugasnya bisa kalian lanjutkan dirumah, lalu kirimkan ke email saya. Saya tunggu sampai jam 12 malam ini. Hari ini saya ada agenda penting yang mendesak,"

"HOREEEE!!!"

"HOREEEE!!! AKHIRNYA KITA PULANG CEPET!!!"

"Oh iya, Ibu kok tumben pulangin kita sebelum waktunya?"

"Saya ada panggilan dinas di Kemenlu sekarang. Makanya saya harus kesana cepat-cepat," jawab Alika berbohong.

"Oh, begitu ya, Bu? Baik, Bu. Terimakasih banyak ya jam kosnya hehehe!!!"

"Iya sama-sama,"

Mereka semua pun langsung membereskan meja dan laptop mereka masing-masing, termasuk Alika. Melihat kelas yang segera berakhir pun membuat para bodyguard yang tadinya menunggu diluar pun sedikit masuk kedalam.

Salah satu dari mereka dengan tubuh yang paling besar, sedikit masuk kedalam kelas Alika dan berdehem.

Hal itu, tentu menarik perhatian seluruh mahasiswanya yang berada dikelas.

"Bu, itu kenapa ya banyak cowo2 badan gede diluar kelas kita? Itu bodyguard nya Bu Alika ya?" tanya mereka pada akhirnya.

Alika menghela nafas pelan. Padahal ia sendiri juga bingung mau menjawabnya bagaimana.

"Bukan, saya juga tidak kenal mereka,"

"Wah! Apa jangan-jangan mereka orang jahat yang mau nyelakain Bu dosen kita guys!"

"Ayo kita lindungin, Bu Alika!!!" sorak mereka semua langsung berdiri dan mengelilingi Alika dari setiap penjuru kelas.

Hal itu tentu membuat kepala Alika semakin pusing. "Nggak apa-apa, Nak. Sudah kalian pulang saja. Saya tau mereka bukan orang jahat, meskipun saya nggak kenal. Sepertinya saya juga ada urusan dengan mereka. Lebih baik kalian cepat pulang,"

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora