Bab 54 (Orang Tua Calvin)

86 4 0
                                    

Saat di dalam mobil, Alika mengambil selembar tissue yang ada di dalam tasnya, lalu merobek-robeknya menjadi bagian bagian yang sangat kecil dengan jarinya. Tak sadar, Calvin sedari tadi melirik kearahnya dan memperhatikan dirinya.

"kenapa?" tanya Calvin

Alika memutar tubuhnya menghadap kearah Calvin dan memikirkan sesuatu sebelum menjawabnya.

"Emmm, Vin" panggil Alika balik. Calvin menoleh sekejap, "iya?" jawab Calvin singkat yang lalu kembali fokus menyetir.

"Jawab jujur waktu kamu ketemu orang tua aku nervous ngga sihh?!?? " tanya Alika mengeluarkan seluruh unek-uneknya tanpa jaim.

Calvin hanya tersenyum mendengar pertanyaan Alika, "ihhh... kamu kok malah senyam-senyum sihh...Nih, kamu pasti ke GR-an aku bilang kamu cakep mulu tiap hari," cerocos Alika yang merasa gugup membayangkan pertemuannya pertama kali dengan calon mertua.

Calvin menggelengkan kepalanya perlahan.

"Nervous. Tapi, saya santai, karena niat saya baik untuk berkenalan dengan orang tua kamu. Jadi, kenapa harus takut? " jawab Calvin santai dengan fokus menyetir

Alika berfikir, "iya bener juga ya?" gumam Alika lirih yang masih bisa didengar Calvin

"Orang tua saya nantinya akan jadi orang tua kamu. Nggak seharusnya kamu nervous, malu, atau malah takut sama mereka," tambah Calvin lanjut menceramahi Alika.

"T...tapi, tetep aja aku raguuu, Calvin. Gimana kalo nanti mereka ternyata ngga suka sama aku. Terus malah mau pisahin aku sama kamu kaya di film-film. Atau mereka mau nyogok aku biar aku pergi ninggalin kamu.  Aku ngga siappp, Vin. Ayo anterin aku pulang ajaaa," rengek Alika frustasi.

"Saya tau pilihan saya, Alika. Mau tidak mau, mereka harus menerima gadis yang ingin saya nikahi,"  jawab Calvin mengeratkan genggaman tangannya pada setir mobil, tanpa mengalihkan pandangannya.

"Tapi, aku ngga bisa masak kaya chef-chef hotel bintang lima," 

"Saya terima,"

"Aku juga suka marah-marah,"

"Saya terima,"

"Aku..."

"Saya terima kamu apa adanya, Alika. Karena saya tulus mencintai kamu," 

DEG!

Pipi Alika langsung memerah. Jantungnya berdetak sepuluh kali lebih cepat dari biasanya entah untuk keberapa kalinya.

"Saya percaya kamu bisa menaklukkan kedua orang tua saya, Alika," tambah Calvin membuat hati Alika menghangat.

Alika mencerna kata-kata Calvin, dan menghentikan kegiatannya. Calvin mungkin benar, mungkin dirinya sudah berfikir terlalu banyak. Alika mengambil nafas dalam dan menurunkan kaca yang ada di atasnya, "oke, Alika. Kamu bisa, Fighting!" tegas Alika melihat pantulan dirinya sendiri di kaca

Sudut bibir Calvin terangkat melihat Alika yang sedang menyemangati dirinya sendiri. Merasa dilihat, Alika menoleh, "Kenapa? Jangan ketawa ya! Ini ritual aku buat ngilangin nervous tauu" marah Alika dengan bibir yang cemberut.

Calvin berdehem, menahan senyumnya mati-matian agar tidak mengembang didepan kekasihnya itu. Daripada jadi dodol ya kan?

"Ada saya, jangan takut" ujar Calvin menenangkan.

(Alika tersenyum)
Kalimat itu,
Kalimat itulah yang selalu bisa menenangkan kerisauan Alika. Hatinya selalu saja menghangat saat kalimat itu keluar dari mulut orang yang sangat dicintainya baru-baru ini.

Meskipun dari luar, Calvin terlihat begitu dingin, ganas, dan cuek seperti beruang kutub. Tapi, Calvin adalah orang yang sangat bertanggung jawab. Ia juga selalu melindungi Alika kapanpun dan dimanapun. 

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now