Lima Belas

641 107 281
                                    

Mohon bijak, banyak kata-kata kasar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mohon bijak, banyak kata-kata kasar....

Glosarium ada di bagian bawah ya....

...

"Yo, gue ...." Reinaldi membuka mulut setelah Kayla mengikuti Zita meninggalkan kantin.

"Mau apalagi, Rei?" Pertanyaan bernada jengah Theo ucapkan. "Zita selalu ngindarin lo, seharusnya lo tahu apa artinya."

Iddar yang duduk di tengah-tengah mereka hanya menyimak tanpa minat. Enggan turut campur dalam permasalahan pribadi orang lain.

"Jujur sama gue! Apa ada cowok lain yang Zita suka sampai di-"

Pandangan menusuk langsung Theo tujukan padanya. "Lo segitu putus asanya sampai mikir Zita mutusin lo karena cowok lain?"

Reinaldi menggeleng. "Kemarin ada cowok yang deketin Zita. Bertingkah kayak mereka udah kenal lama. Gue belum kenal bahkan nggak pernah ngelihat cowok ini sebelumnya."

Ridan. Hanya nama itu yang melintas di otak Theo.

"Please, Yo!" mohon Reinaldi yang entah sudah keberapa kali meminta bantuannya berbicara dengan Zita untuk menyelesaikan perkara yang belum usai.

...

Theo berhenti di tepi lapangan. Dari kejauhan ia melihat Zita berjalan mengikuti Reinaldi ke suatu tempat. Helaan nafas kontan lolos dari sela bibirnya.

Kedatangan Zita sore kemarin memberinya ide brilian sekaligus terbodoh yang pernah ia pikirkan. Menjadikan alasan rapat tim hanya untuk memberikan Reinaldi waktu bicara empat mata dengan sepupunya itu.

Rasa bersalah karena telah membohongi Zita membuatnya tak bisa tinggal diam. Theo memutuskan untuk mengikuti keduanya. Persetan jika ia dianggap ikut campur. Toh, nyatanya dirinya memang sudah terlanjur jauh terlibat.

"Kenapa? Apa ini masih terlalu baik menurut lo?"

Suara Reinaldi tertangkap telinga saat Theo memilih berdiri di ujung lorong untuk mengawasi.

"Rei, lepas!"

"Gue juga punya batas kesabaran, Ta! Dan saat ini kesabaran gue nyaris habis."

Theo mencoba mencerna apa yang sedang terjadi di antara keduanya.

"Jangan pasang wajah memelas, Ta! Nggak mempan! Kalau lo nggak bisa kasih penjelasan yang masuk akal, gue bakal buat lo jadi milik gue apa pun caranya."

Sialan!

Emosi Theo terpantik. Langsung saja ia memasuki lorong. Matanya membulat saat melihat sebelah tangan Reinaldi tengah memegang pipi Zita dengan wajah nyaris mendekat.

"SIALAN!" bentak Theo. Ditariknya bahu Reinaldi, satu kakinya langsung menjejak perut hingga lelaki itu terjerembab. "LO UDAH GILA, YA?! Gue nolongin lo bukan buat ini, BANGSAT!"

My True Me (END)Where stories live. Discover now