Hatred (5)

157 9 14
                                    

Sebenernya gak mau update karena diri ini bener-bener kesulitan menjabarkan rumitnya pikiran dan hati Galen dalam bentuk kata-kata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebenernya gak mau update karena diri ini bener-bener kesulitan menjabarkan rumitnya pikiran dan hati Galen dalam bentuk kata-kata.

Yang niatnya mau jadi 5 part, akhirnya molor karena buat bikin satu part ini aja aku butuh 2107 kata, itu pun setelah ku revisi berkali-kali biar gak terlalu berbelit walau tetap rasanya masih nggak puas sama penyampaian part ini.

Tapi yaweslah, kapan-kapan ku revisi lagi, pokoknya kira2 beginilah posisi Galen malam itu. Kalau ada poin yang bikin bingung, tolong kasih tahu yaa. 

Aku mau lanjut mellow2 dulu, wkwk

...

Nyatanya, harapan Zivana hanya tetap menjadi harapan. Galen tetap menolak untuk duduk bersama dengan dirinya dan Sherly. Bahkan saat Zivana meminta izin untuk membawa Sherly ke rumah agar Galen bisa berinteraksi dengan lebih bebas, Galen tetap menolaknya dengan tegas.

Galen tahu resiko pekerjaannya. Selain persaingan dari kelompok lain yang mengincar pasarnya untuk memperbesar keuntungan di bisnis busuk itu, para petinggi yang menjadi sekutu pun pasti akan mencari-cari kelemahannya agar bisa memasang tali kekang padanya. Jadi, membiarkan fakta hubungan darah antara dirinya, Zivana dan Zitania terungkap, tentu akan membahayakan nyawa mereka.

Untuk menutupi kecurigaan dari orang yang mungkin sedang memata-matainya, Galen membuatkan Zivana identitas baru sebagai Kayla Aditama saat masuk SMA. Ia juga menyiapkan tempat tinggal lain untuk Zivana tempati bersama Iddar yang ia percaya untuk menjaganya.

Selain itu, agar bisa tetap berinteraksi tanpa menimbulkan kecurigaan, Galen menyamarkan posisi Zivana dan Iddar sebagai salah satu dari beberapa anak yang akan ia jadikan calon pengganti di masa depan. Juga saat dirinya memeluk Sherly dan tak mampu membendung tangisnya dengan berbagai pasang mata yang melihatnya, Galen beralibi jika dirinya tengah mabuk dan tak sengaja memeluk orang random yang berada di dekatnya.

Dengan semua skenario yang telah ia buat, bagaimana mungkin Galen merusaknya dengan duduk sekian menit bersama Zivana dan Zitania hanya untuk melepas rindu?

Mau bagaimanapun, keselamatan kedua adiknya tetaplah yang utama meski ia harus melihat kekecewaan di wajah Zivana karena penolakan kerasnya itu.

...

Malam itu.

“Virgin Pina Colada, please.”

Suara tak asing itu membuat Galen menoleh, mendapati Zitania--atau mungkin Sherly--kini duduk di sampingnya.

Terakhir kali mereka bertemu beberapa bulan lalu, Galen sempat mentraktir gadis itu Grey Goose sebagai ucapan terima kasih karena telah membiarkan dirinya menangis dipelukannya, dan karena minuman itu terasa manis di lidah, Sherly bercanda dengan mengatakan jika dirinya ingin mencoba berbagai jenis alkohol di dunia.

My True Me (END)Where stories live. Discover now