Enam Puluh Satu

153 8 13
                                    

Can everyone stop calling me 'Thor'?So annoying

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Can everyone stop calling me 'Thor'?
So annoying.

I'm Hulk, okay?

Wkwk, gak deng bersyaaanda...

Bebas mau panggil apa or just call me by my name, 'Dee', 'Sar', 'Sayang' (ini khusus kalo ada transferannya aja), atau panggil 'Nyai' juga boleh (NYAI!!!)
Hahahahaha

It's okay, gwenchanaaa...

....

"Yang gue tahu, saat ini ... gue cuma berharap lo selalu ada di dekat gue."

Tak ada yang bisa Mila ucapkan. Bibirnya hanya diam, matanya menatap lurus ke mata coklat terang lelaki di hadapannya.

Setelah beberapa saat hanya ada keheningan, Mila akhirnya bersuara. "Lo tahu, Dip, walau mengelak berkali-kali, gue sadar kalau hidup gue bukan sepenuhnya milik gue. Ini milik Zita. Gue protector, gue yang seharusnya jagain Zita, tapi malam itu, justru gue yang hampir ngebunuh dia. Karena itu, gue pengen ngelepasin semuanya. Rasanya ... gue mau meninggalkan semuanya."

Adifa menatapnya, mendengarkan semua perkatannya.

"Gue bisa aja pergi hari itu," lanjut Mila, "tapi gue merasa Zita masih butuh gue." Mila tersenyum tipis. "Ini hanya soal waktu. Gue nggak mau serakah lagi. Gue nggak mau lo berharap sama seorang Mila yang bisa menghilang sewaktu-waktu. Dan selagi sempat, gue mau bilang terima kasih buat semuanya, Dip. Lo orang pertama yang ... mengharapkan gue. I ... really .... "

Mila tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Sibuk mengedip-ngedipkan mata yang mulai kabur digenangi air.

"Sorry ...," ucapnya diiringi tawa hambar sambil mengusap jejak basah di pelupuk mata. "Kayaknya ada yang masuk ke mata gue."

Adifa menahan tangan Mila agar tak terus mengusap matanya. Membuat kedua netra mereka kembali bertemu, saling tatap begitu lekat.

"Gue bener-bener berharap lo nggak pergi ke mana-mana," ujar Adifa. Tangannya bergerak menyentuh pipi Mila, ibu jarinya mengusap sisa air mata yang ada di bawah mata Mila. Pandangannya lantas turun ke bibir Mila yang kemudian disusul helaan napas berat. "Gue merasa berengsek banget sekarang." Pandangan Adifa kembali ke dua manik hazel milik Mila. "Can I?"

Mila memang sudah bilang jika dirinya tak ingin serakah, tapi untuk satu hal yang sedang coba Adifa lakukan sekarang, bolehkah ia menerimanya sebagai hadiah perpisahan?

Tanpa menjawab, Mila memejamkan mata. Tangan Adifa yang berada di pipi beranjak turun ke bawah telinga Mila. Menarik pelan tengkuk gadis itu agar wajah mereka semakin dekat.

Akan tetapi, suara pintu yang terbuka kemudian tertutup, membuat Mila kembali membuka mata. Adifa terdiam di tempat, sadar untuk mengurungkan niatnya. Sejenak, mereka hanya saling pandang dalam jarak dekat, hingga akhirnya Adifa tersenyum. "Ridan datang. He saved you from me." Ibu jari Adifa mengusap pipi Mila tanpa memutuskan kontak mata mereka. "Dia bakal syok kalau lihat kita kayak gini sekarang."

My True Me (END)Where stories live. Discover now