That Night (5)

532 76 213
                                    

Ridan melenguh saat tubuhnya lagi-lagi terbanting ke lantai berbalut matras yang dipijaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ridan melenguh saat tubuhnya lagi-lagi terbanting ke lantai berbalut matras yang dipijaknya. Tubuh Mila yang hanya setinggi 160 senti dengan bobot tidak sampai 50 kilogram punya pergerakan yang lebih lincah dibanding dirinya yang lebih tinggi 21 senti.

Di ruangan selebar 5x15 meter yang berada di ruang bawah tanah rumahnya, Ridan menyanggupi tantangan Mila untuk bertarung. Namun, sejak pertarungan dimulai, Mila dengan mudah menghindari setiap serangannya. Gadis itu bisa tiba-tiba menjegal kakinya, memutar tubuh untuk menendang belakang lututnya, atau menarik tangan hingga dengan mudah membanting tubuh tambunnya ke lantai.

Satu yang pasti, Mila belum melancarkan satu serangan pun pada Ridan. Gadis itu hanya memanfaatkan celah, menyesuaikan gerakan, lalu menggagalkan serangan yang Ridan lakukan.

Adifa yang berada di tepi ruangan hanya diam dan mengamati. Karate dan judo. Ia yakin, Mila menguasai setidaknya dua jenis bela diri itu.

"Jangan pertahanan doang, dong!" gerutu Ridan sambil bangkit berdiri.

Mila tertawa. "Gue cuma melakukan pertahanan aja lo jatuh mulu, apalagi kalau balas nyerang."

"Kalau defense doang, gue bisa lebih jago dari lo," sungut Ridan tak mau kalah.

Mila mengangkat sebelah alisnya. Tanpa menjawab, tanpa aba-aba, dari jarak yang cukup dekat itu, Mila langsung mengangkat tinggi kaki kirinya.

Ridan yang mengira Mila akan mengarahkan kaki untuk mengunci kepala guna menarik jatuh tubuhnya, kontan mengangkat sebelah tangan sebagai tangkisan. Di saat bersamaan, ia sudah bersiap mengarahkan kakinya untuk menjegal satu kaki Mila yang menjadi tumpuan berdiri.

Sayangnya, perhitungannya salah. Itu hanya gertakan.

Sebelum kakinya sempat menjegal kaki Mila, lawannya itu telah lebih dulu menarik turun kaki kirinya, lalu mengubah arah serangannya menjadi sebuah tendangan ke area dada.

Manik Ridan melebar saat telapak kaki Mila menjejak kuat hingga tubuhnya terdorong mundur dan lagi-lagi membuatnya terjerembab ke lantai.

"Lebih jago, ya?" sindir Mila pada Ridan yang telentang menatap langit-langit dengan napas terengah.

Tanpa mengubah posisi, Ridan meliriknya sekilas. Bibirnya mencebik menunjukkan kekesalan. Namun, lelaki itu cukup sadar diri jika dirinya sudah kalah telak.

Mila tertawa ringan saat Ridan membalik tubuh untuk memunggunginya, layaknya bocah sedang tantrum. Namun, tawanya tak berlangsung lama saat menyadari sesuatu sedang mengarah padanya.

Mila menoleh dan reflek mengambil langkah mundur saat melihat Adifa mendekat dan nyaris menendang tungkai kakinya.

Gagalnya serangan Adifa membuat Mila punya kesempatan untuk balas mengayunkan kaki ke bahu Adifa. Namun, lelaki itu berhasil membungkuk hingga serangannya hanya menjadi sapuan kosong di udara.

My True Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang