That Night (4)

540 71 223
                                    

Hanya sekian menit, Mila tersadar dirinya hampir saja tertidur saat merasakan kepalanya merosot dan tak sengaja tersandar di bahu Adifa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya sekian menit, Mila tersadar dirinya hampir saja tertidur saat merasakan kepalanya merosot dan tak sengaja tersandar di bahu Adifa. Ia urung membuka mata saat mendengar langkah kaki mendekat. Dari mata yang masih terpejam, tak ada percakapan yang ia dengar sampai akhirnya Adifa dengan perlahan memindahkan kepalanya ke punggung sofa, dan beranjak dari sisinya.

Mila baru membuka kedua matanya setelah yakin Adifa pergi menjauh, mungkin menyusul si pemilik langkah kaki yang didengarnya tadi. Meski telah sepakat bekerja sama dengan Adifa , Mila tetap memasang kewaspadaan terhadapnya. Ia lantas bangkit dari tempat duduknya, kemudian mendekati salah satu pintu yang ia yakini dimasuki oleh Adifa.

Suara yang hanya terdengar samar-samar memaksanya untuk mendekat ke daun pintu agar dapat menangkap lebih jelas percakapan di dalam sana. Satu yang bisa ia tangkap dari aksi mengupingnya itu adalah rekan Adifa--yang ia perkirakan adalah Ridan--tidak setuju dengan ide Adifa untuk melibatkannya dalam rencana.

"Gue lebih nggak mau lo yang berada dalam bahaya dengan masuk ke sana." Suara Adifa masih berkeras pada keputusannya.

Ke sana? Mila berkerut dahi.

"Pura-pura jadi bartender di sana memang sama aja dengan masuk ke lubang buaya. Gue sadar ini nggak ada bedanya sama menyerahkan hidup gue ke Galen, tapi gue akan aman selama dia nggak tau rencana kita," balas Ridan. "Tapi sedikit aja Galen percaya, rencana lo-rencana kita buat balas dendam ke dia bakal berjalan lancar."

"Membuat Galen mempercayai orang baru kayak lo jelas bukan hal yang mudah." Adifa kembali menentangnya. "Itu pasti makan banyak waktu, dan selama waktu yang lo lewatin itu, besar kemungkinannya Galen akan mencurigai lo. Resiko yang lo ambil terlalu besar, Dan."

"Tapi nggak dengan melibatkan orang lain juga, Bang. Ini sama aja dengan melibatkan dia dalam bahaya."

"Kita tahu kebiasaan Galen, kita bisa manfaatin itu dengan menggunakan Mila. Galen nggak akan menaruh curiga sama dia, karena Mila hanya akan dianggap mangsa. Bahkan kalau Mila gagal, kita akan punya cukup waktu untuk menyelamatkan diri."

"Lo mau ngorbanin dia?" tanya Ridan.

Tidak. Mila tahu Adifa tidak mengorbankannya. Adifa hanya mengatakan apa yang menjadi keputusannya tadi pagi.

"Kita yang gue maksud bukan cuma lo dan gue, tapi Mila juga."

"Maksudnya?" Ridan tak mengerti.

Mila pun ikut dibuat bingung. Bukankah ia sudah mengatakanya dengan jelas jika Adifa harus meninggalkannya jika rencana mereka gagal? Saat itu terjadi, ia akan bantu mengulur waktu agar Adifa dan Ridan punya kesempatan untuk melarikan diri. Lalu apa maksud kata kita yang Adifa ucapkan sekarang?

"Jika rencana ini gagal ...." Adifa kembali memaparkan jawabannya. "Galen pasti berusaha membawa Mila pergi sebelum Mila berhasil ngasih minuman ke dia. Kalau itu terjadi, Mila hanya perlu menghindar, kita anggap rencana ini sudah gagal. Kita-termasuk Mila, harus secepatnya pergi dari sana. Selama kita masih ada di tengah-tengah orang ramai, itu kesempatan kita untuk pergi karena Galen nggak akan bertindak bodoh secara terang-terangan."

My True Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang