Lima Puluh Delapan

177 10 14
                                    

2301 kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2301 kata.

Mau ku-cut, tapi nanggung.

...

“Lo mau tahu sesuatu nggak, Sher?” tanya Iddar begitu mereka keluar dari salah satu outlet pakaian wanita.

“Apa?” Sherly yang berjalan di sebelahnya balas bertanya.

“Kak Galen, kakaknya Zivana, tahun lalu meninggal.”

“Hah?” Langkah kaki Sherly seketika berhenti. Ia reflek menatap Iddar dengan kedua mata melebar. “K-kenapa?”

“Dibunuh sama ... seseorang.”

Kabar mengejutkan itu membuat jantung Sherly berdetak cepat dan napasnya terasa tercekat. “Di ... dibunuh? Sama siapa?”

“Aduh, gimana ya, Sher?” Iddar tampak ragu-ragu. “Gue nggak yakin lo harus denger ini. Lihat respon lo kayak gini, gue ragu kalau lo pembunuhnya.”

Sherly tak mengerti. Pembunuh? Dirinya?

Iddar mengeluarkan ponselnya, menunjukkan rekaman CCTV koridor lantai VIP di Ascension. Tak berapa lama, terlihat Galen berjalan diikuti seorang gadis. Mata Sherly tak rabun untuk mengenali jika gadis itu adalah dirinya--lebih tepatnya, sosok itu mungkin Zita atau Mila.

“Lo sama Kak Galen masuk satu ruangan. Nggak ada yang tahu kalian di dalam ngapain,” jelas Iddar yang kemudian mempercepat rekaman hingga menunjukkan seorang pria datang dan masuk ke ruangan itu. Pria yang Sherly kenali sebagai teman lelaki Mila, pria yang pernah ia temui dan hanya mengijinkannya minum segelas brandy.

Tangan kiri Sherly lantas terangkat, ibu jarinya ia gigit dengan perasaan cemas. Apa itu artinya Mila ada di rumah lelaki itu untuk melakukan pembunuhan pada Kak Galen?

Rekaman itu kini memperlihatkan satu lagi pria menyusul masuk ke ruangan itu. Pria yang berbeda, pria yang sempat Sherly lihat datang bersama Theo saat ia terbangun malam tadi.

Tak lama, dua pria tadi keluar bersama Mila yang tangannya dibalut kain. Reflek Sherly melihat telapak tangan kanannya, menatap bekas luka yang tercetak di sana.

Setelah kalian keluar, Kak Galen ditemukan udah sekarat,” jelas Iddar sambil melirik Sherly.

Dada gadis itu naik turun dengan cepat, napasnya mulai tak beraturan. Nggak! Nggak mungkin!

Iddar melihat bekas luka yang tengah Sherly pandangi. “Luka di tangan lo jadi bukti kalau cewek yang ada di CCTV adalah lo.” Iddar menaikkan sebelah alisnya sambil tersenyum tipis. “Kalau Zivana sampai nemuin lo, gue nggak yakin lo bakal selamat.”

Tangan Sherly mendadak gemetar. Ia benar-benar tak tahu apa yang sudah terjadi, tapi ia percaya Mila bisa melakukan hal gila seperti itu.

Wajah Sherly terangkat, menatap Iddar dengan raut ketakutan. “K-kak Galen b-beneran meninggal?”

My True Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang