Animo

147 8 17
                                    

Cuap-cuap Jeng Deesar, wkwk

Bukan QnA, cuma mau writing something aja.

Yang gak mau baca, boleh skip.

Eh, tapi baca aja, deh.
Penting soalnya.

(Maksa!)

...

# Kenapa Mila dan Sherly pergi semudah itu?

Disclaimer dulu, ya.

Aku bukan psikolog, psikiater, ahli kejiwaan, atau semacamnya. Semua yang aku tulis murni hasil dari riset sana-sini. Jadi, kalau reader merasa pemahamanku ada yang salah, please, correct me (tentunya dengan cara yang sopan, ya). Aku bakal sangat berterima kasih.

Oke, lanjut.

Aku pernah baca, alter ego dari DID itu punya beberapa alasan buat di-shutdown atau dihilangkan sepenuhnya.

1. Bisa melalui terapi.

2. Bisa dengan mewujudkan 'keinginan' si alter. Misal, Sherly ini adalah protector emosional. Tugasnya adalah mengambil serangan emosional atau menghibur alter lain untuk melunakkan efek serangan emosional. Bisa jadi, keinginan Sherly adalah agar Zita bisa mengelola emosinya sendiri. Dan kalau ini terpenuhi, 'maybe' Sherly bisa menghilang.

Begitu juga dengan Mila yang tugasnya sebagai protector fisikal sekaligus care taker. Sebagai protector fisikal, tugasnya adalah menjaga alter yang lebih muda, lebih lemah, atau lebih mudah untuk diserang. Mungkiiiinnn, keinginan Mila--salah satunya--adalah ingin Zita lebih kuat untuk menjaga dirinya sendiri. Tapi, bisa jadi, 'keinginan' yang alter mau ini dalam hal memiliki suatu benda atau mewujudkan sebuah mimpi. Di cerita ini, Mila kubuat punya keinginan dalam dua hal, yaitu mau balas dendam, juga mau Zita--yang menurut dia lemah--jadi lebih kuat.

3. Bisa karena si alter 'memilih' pergi dengan sendirinya.

4. Alasan lain-lain.

Dari beberapa alasan itu, aku ambil yang ketiga. Mila dan Sherly pergi karena kemauan mereka sendiri. Tapi ... perginya alter ini (as I know) bukan yang pergi terus nggak akan balik lagi. Para alter ini 'bisa saja' kembali lagi, kalau memang ada trigger tertentu (cmiiw). That's why di part sebelumnya Mila menjawab 'mungkin' saat ditanya apa dia mau pergi.

Terussss, just FYI aja, buat nambah wawasan.

Ada kasus juga di mana para alter itu menghilang karena melebur dengan alter lain.
Jadi, ambil contoh Sherly menghilang. Dia sebenarnya nggak menghilang tapi melebur jadi satu ke diri Mila. Alter hasil dari peleburan ini bisa saja menyebut dirinya dengan nama yang baru, kita sebut saja Mawar. Nah, Mawar ini, karena hasil peleburan dari Mila dan Sherly, dia punya ingatan kedua alter dan sikapnya pun perpaduan dari keduanya.

Kalau kalian ingat, aku pernah nyebut nama salah satu alter di author note salah satu part. Nah, dia adalah contoh alter yang menghilang karena mengalami peleburan ini.

Dan untuk cerita ini, aku nggak membuat Mila dan Sherly melebur terus membentuk alter baru, tapi aku hanya buat mereka melebur dengan semua ingatan dan kepribadian yang nantinya jadi satu ke diri Zita.

# Kenapa aku jelasin hal ini?

Sebenernya untuk menegaskan aja kalau aku nulis cerita ini tuh penuh dengan riset, nyari referensi dari beberapa sumber, nonton wawancara beberapa penyintas, nanya psikolog, bahkan nyoba nanya ke penyintasnya langsung.

Bener-bener yg se-effort itu karena nggak mau sampai salah menyampaikan hal yang berkaitan dengan medis. Walau sesungguhnya tak ada manusia yang luput dari kesalahan. Seenggaknya, aku mau menyampaikan sesuatu karena aku punya 'sumber' buat dijadiin acuan.

Tapi nih tapiii, balik lagi, ini hanya fiksi. Jadi, pasti ada bagian yang enggak valid sama dunia nyata. Meski begitu, semua istilah medis InsyaAllah aku jabarin sesuai informasi yang aku dapat, yang tentunya juga bisa kalian browsing sendiri kalau mau tahu lebih detailnya.

# Kenapa nulis panjang kali lebar kali tinggi kayak gini?

Sejujurnya, karena aku lagi overthinking. Wkwk.

Lagi banyak banget kasus plagiarisme, apalagi dilakukannya sama author-author femes.

Walau My True Me (selanjutnya kusebut MTM) hanyalah hasil karya penulis kecil moengil seperti baby panda, tapi aku nulisnya sambil berdarah-darah (lebay).

Aku menulis cerita ini nggak asal-asalan. Nulis dari 2021 loohhh, dan baru bisa dengan yaqquueenn menyatakan 'akan tamat' di tahun ini karena prosesnya emang harus se-researchable itu. Meski ini fiksi, berkali-kali aku harus riset ulang buat make sure kalau yang aku tulis memang sudah mendekati ke-valid-an yang ada sesuai sumber yang aku punya.

Selama aku nulis, aku nggak maksa buat vote ataupun komen. Ada yang datang buat baca aja aku udah saaaangaaatt bersyukur. Tapi, aku cuma mau minta tolong, kalau semisal menemukan cerita serupa dengan MTM yang punya alur persis sama, tolong kasih tahu aku, ya.

"Heleh, karya jelek aja. Siapa juga yang mau plagiatin?"

Iyaaa, tauuu. I really know about that.

Seperti yang udah kutulis, aku cuma lagi overthinking aja. Apesnya orang nggak ada yang tahu. Dan walaupun ini dibilang 'cerita jelek', tapi aku tetap menganggap MTM seperti Malika, si kedelai hitam pilihan yang dirawat seperti anak sendiri.

Jadi, nggak rela kalau jerih payah dari nge-riset, begadang, jari kram, terus tahu-tahu dijiplak sama orang lain yang apesnya lagi bisa aja author gede yang jelas punya power dan banyak bala-bala buat ngebelain.

Aku mah apa atuh.

Jadi ....

Balik ke ke-overthinking-an hamba dengan deep talk kayak gini sebagai upaya pencegahan.

Untuk para reader budiman happy kiyowo yang sudah mau mampir, tolong bantu hamba menumpas kejahatan seperti para Rangers (aku Rangers Pink, wkwk) kalau memang ada yang memplagiat cerita ini. Bukan cuma cerita ini aja, sih, tapi semua cerita author lain yang terdeteksi diplagiat.

Daaaann, (lagi-lagi karena ke-overthinking-an aku) kalau di antara reader MTM ada yang 'berniat' atau bahkan mungkin 'sedang' memplagiasi cerita ini, pleaseeee ... diurungkan aja.

Kalian pasti sesama penulis dan pasti tahu gimana susahnya nyari ide buat nulis, mulai dari buat outline, merangkai narasi, sampai jadi sebuah bacaan utuh. Masa tega kamu sejahat itu menyakiti, mendzalimi, dan menjahati sesamamu sendiri?

Jangan, ya.
Yang rugi kamu sendiri.

Apalagi diriku ini punya hati yang selembut gula-gula kapas. Manis loohh, tapi bisa bikin sakit tenggorokan.

Kamu plagiat cerita orang, terus dapet reader jutaan, eh tapi kamu lupa kalau kamu sedang menumpuk dosa jariyah dari reader yang baca cerita hasil plagiatmu.

Jadi yawes, cukup jadi reader baik hati yang berbudi santun aja. Kalau tidak bisa berbuat baik, setidaknya jangan berbuat jahat. Hargai orang lain seperti kalian mau dihargai oleh orang lain.

Sudaaahhh, sekian dari hamba yang gemoy mempesona ini. Semoga ini hanya akan menjadi ke-overthinking-an saja karena hamba sudah mengeluarkan keluh-kesah, gundah, resah, desah, dan ah-ah-ah yang lain.

Aku percaya reader MTM adalah orang-orang baik.

Taratengkyuuuuuu, terima kasih, matur suwun, danke, arigato, gamsahamnida, sukron, buat semua yang masih setia baca sampai sekarang.

Jarjit said, "I love you, All."

Peluk hangat,

Salam literasi
Dee (220224)

PS. : Aku belum sempet nulis part baru, tungguin aja. Wkwkwk.

My True Me (END)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ