Chapter 3 ~ 𝐖𝐓𝐅?

1.1K 111 32
                                    

Aku berjalan di sisi Taufan yang mati matian menutupiku ketika kami melewati kelas 8-1 (8A). Kelas Ice.

"Taufan..kalau gelagat mu seperti itu,bukannya malah mencolok?" Aku menarik tudung jaketnya.

"L-lepas,aku tidak bisa bernapas-"

"Hey,waktu istirahat sudah mau habis,ayo cepat" aku mempercepat langkah ku,menarik Taufan pergi.

Kalian tau,saat itu aku tak memperhatikan ternyata Ice melihat kami,tapi nanti nanti aku tau.

Kami kembali ke kelas tepat saat bel masuk berbunyi setelah membalut luka ku.
Pelajaran Sastra dimulai.

Pelajaran Sastra adalah pelajaran favorit ku,terutama saat sedang membahas karangan. Meski beberapa kali aku gagal dalam penilaian harian,Sastra tetap menjadi nomor satu.

Berbeda dengan ku,Taufan selalu mengeluh saat pelajaran Sastra. Pelajaran favoritnya adalah pelajaran Bahasa. Bahasa Inggris dan Perancis adalah andalannya,sekarang ini Taufan tengah fokus dengan Bahasa Arab. Salah satu bahasa internasional yang dikategorikan bahasa sulit.

"Blazeee~" Panggilan panjang itu adalah panggilan khasnya. Biasanya ketika dia mau meminta jawaban. "Tidak mau,dasar malas" aku berketus.

"Aah,cuma sisa nomor saja,aku sudah mengerjakan sebagian"
"Berapa nomor yang sudah kau kerjakan?"
"1"

Aku melotot padanya,tawanya meledak dalam suara kecil,takut mengundang perhatian kelas.

"Gini amat sih,lo" Aku berceletuk dengan bahasa gaul Indonesia. Biasanya ketika sudah kesal sekali.

Taufan semakin memecah tawanya. "Apa yang lucu,Taufan?" Bu Kim menatap tajam Taufan,membuat seisi kelas menengok.

"Tidak Bu,hanya teringat kejadian lucu" Taufan beralasan,menggaruk tengkuknya yang aku yakini tidak gatal.

"Mampus" Celetukku lagi sambil menahan tawa. "Blazeee bagiiiii" Taufan tidak menyerah,terus meminta jawaban ku. "Mhm,satu jawaban soal bahasa setiap nomornya,deal?" Aku menawarkan burter,disetijui oleh Taufan.

Sebenarnya,burter jawaban selalu terjadi di antara kami. Meski biasanya Taufan yang lebih diuntungkan.

Kami mengikuti pelajaran seperti biasa. Asik sendiri dengan dunia kami berdua,sesekali akan ditegur guru,dan alasannya selalu sama "Teringat kejadian lucu,Bu" Selalu berpegang pada alasan itu,Guru juga biasanya hanya menghela napas,sudah hapal dengan tingkah aneh kami.

Pelajaran Sastra selesai,istirahat kedua sudah mulai. Aku dan Taufan membereskan buku,memasukkannya ke loker kami yang bersebelahan.

Setelahnya kami hendak keluar,menemui Ice. Tapi tidak mungkin kami keluar kelas tanpa ada gangguan dari Hyejin.

"Woah,woaah,buru buru sekali. Tidak mau menyapa kami dulu?" Yoo-na⎯⎯teman geng Hyejin,menghadang jalan kami.

"Mau apa lagi,sih?" Taufan menarik tubuh ku ke belakangnya. "Mau apa ya? Hyejin,mau apa kita kira kira?"

"Mau temennya Taufan yang lemah itu,loh,Yoo-na. Masa lupa,sih?"

"Tauf-"

"Kalian bisa tidak sih tidak mengganggu kami? Mendengar napas kalian saja sudah malas,masih harus menghadapi sikap bocah kalian. Tidak punya kerjaan lain,ya!?" Taufan berseru keras,membentak Hyejin.

"Tauf-"

Belum selesai satu kata dari ku,Yoo-na mendorong keras Taufan,membuatnya terjatuh. "Kau-"

"Taufan,sudah,biarkan. Ah-" Seojin menarik rambut ku,membenturkan aku ke dinding. "Lemah" Tuturnya menyeringai.

𝔹𝕖𝕥𝕨𝕖𝕖𝕟 𝐔𝐬 // 𝐘𝐀𝐎𝐈 𝐈𝐜𝐞𝐋𝐚𝐳𝐞 𝐀𝐔Where stories live. Discover now