Chapter 16 ~ 𝐍𝐨𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠 𝐓𝐨 𝐃𝐨,𝐦𝐡𝐦?

580 64 24
                                    

Aku tidak tau apakah aku pantas menceritakan beberapa malam lalu dengan kalian. Aku takut beberapa dari kalian masih belum cukup umur. Kalian mengerti...?

Tapi aku akan menceritakannya.

Mungkin beberapa dari kalian mengalami padam listrik beberapa hari yang lalu karna ada perbaikan gardu.   

Hari itu adalah hari terburuk sejak aku lulus kuliah.

Laptopku habis baterainya,dan listrik belum benar juga. Malam mulai menguasai bagian bumi yang aku tinggali,dan bulan sudah menampakkan diri di luar sana.

Salju turun dengan lebat,dan warna putih mengisi ruang sejauh mata memandang.

Dengan lampu darurat dan beberapa lilin,aku dan Ice memiliki cukup penerangan di rumah. Tapi ya itu. Laptopku habis baterai,dan aku tak bisa mengerjakan buku ku malam itu.

Powerbank milikku juga sudah habis baterai,dan naskah cadangan di ponselku tidak bisa dibuka. Sungguh,sebagai penulis,hal hal ini adalah mimpi buruk.

Aku merebahkan diri di ranjang dengan posisi tengkurap karna bosan. Dan Ice baru kembali dari dapur membawa beberapa camilan dan minuman ringan untuk kami.

Aku menatap semua rintikkan salju yang menutup jalan kecil di depan rumah kami. Beberapa kekasih berjalan dengan romantisnya sambil membawa beberapa makanan hangat di kanan kiri tangan mereka. Ada juga yang berjalan sendiri hanya untuk sekadar berjalan jalan santai.

Tadinya Ice mengajak keluar untuk memakan hotpot,tapi kali ini aku rasanya sangat malaaaaaaaaaas sekali. Dan aku merutuki diri sendiri karna hal itu. Aku jadi mirip Ice yang malas menggerakkan kaki.

"Bosan sekali ya?" Ice duduk di tepi,membelai lembut rambutku. "Laptop ku,Iceeee" aku merengek,memukul mukul Lilith(nama kasurku).

"Makanya ayo makan di luar. Untung tidak sedang badai."
"Enggak..malas,ah"
"Lalu kamu mau apa"
"Mau menulis buku!"
"Kan laptopnya mati."
"MAKANYA. HWAAAAAAAA"

Ice menghela napas dengan suara beratnya.

"Makan ini dulu saja,biar bosannya berkurang sedikit,mhm?"
Aku mengangguk,mungkin bisa sedikit membantuku.

Ice menyodorkan keripik kentang yang sebenarnya favoritku,tapi karna aku sedang tidak dalam mood,rasanya jadi biasa saja.

Sambil menatap lekat Ice yang tengah menggambar disain karakter game sambil menyeruput boba,aku mengunyah kasar keripik ku.

Asin.

"Ice!"

Ice langsung menengok refleks ke arah ku.
"Sini bobanya!" Mata Ice membulat heran.
"Siniin!!" Sungguh memalukan mengingat aku merebut boba favoritnya dari tangannya.

"Tuker" Sambung ku lagi sambil menyodorkan keripik yang sudah setengah habis. "Mau bertukar?" Ice mengambilnya tanpa ragu,seakan apa saja yang aku berikan akan diambilnya.

Setelah bertukar,Ice kembali sibuk dengan sketsa designnya,dan aku membuka ponselku. Seingatku,aku punya game yang tak pernah aku mainkan. Aku memutuskan memainkan game itu.

Sister Location : Five Night At Freddy's.

Aku memakai headphone bluetooth ku,mencoba menghayati game horror itu. Meski akhirnya aku menyesal,karna jumpscarenya membuat telingaku pekak.

10 menit,aku sampai pada Night 2,Ballora's Gallery. Dan momen menyebalkan sudah tak jauh dari sini.

Aku semakin fokus dengan game ku,memelototinya seakan game itu akan hilang meski aku hanya berkedip.

𝔹𝕖𝕥𝕨𝕖𝕖𝕟 𝐔𝐬 // 𝐘𝐀𝐎𝐈 𝐈𝐜𝐞𝐋𝐚𝐳𝐞 𝐀𝐔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang