Chapter 10 ~ 𝐒𝐜𝐥𝐮𝐩𝐭𝐨𝐫 & 𝐆𝐢𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐜

727 79 10
                                    

"Blaze,kamu lihat bantal ku?"
"Bantal yang mana? Pinguin? Kucing? Kelinci? Jerapah? Ga-"
"Paus"
"Oh..aku cuci. Nanti kalau sudah kering akan aku berikan"

Dan setelah itu Ice tanpa henti terus merengek,mengomel,bersungut,misuh misuh tentang bantalnya.

Maksudku,siapa yang mau memeluk bantal yang jarang sekali dicuci. Berapa kali bantal itu di cuci dalam setahun? Hey,akan ku ganti pertanyaannya.

Berapa kali bantal itu di cuci dalam 5 tahun? 2 kali.

"Ice,hentikan. Bantal itu bau,kotor. Sudah tengil sekali bantal itu,Ice sayang. Diamlah dan biarkan aku bekerja." Aku menegaskan padanya.

Bukannya diam,malah tambah menjadi. Akhirnya bantal itu aku ambilkan dalam keadaan masih lembab. Anehnya,Ice nyaman nyaman saja tidur dengan bantal jorok itu.

❃❃❃

"BLAAAAZE PAGIII" Taufan loncat,langsung memelukku bahkan sebelum aku sempat melihatnya masuk kelas. "Pfft,homo" Seorang gadis tak jauh dari kami berceletuk.
Aku tak menghiraukan,tapi,bukan Taufan dan Blaze kalau tidak membalas.

"Lihatlah,Blaze,siapa yang bicara. Nona,kemarin aku melihatmu berpelukan dengan sahabat mu. Kalian lesbian,ya?"
"Taufan,jaga sopan santun mu di depan Gadis. Nanti dia tidak akan menyukai mu. Oh,oh,maaf. Nona ini kan lesbian"

Aku dan Taufan tertawa lepas. Gadis itu langsung bersemu merah sekaligus menatap ku tajam. Tak heran,jarang aku ikut ikutan membalas dengan bicara. Biasanya aku dan Taufan akan menjahili yang mengejek kami.

Hampir seisi kelas berbisik bisik. Entah menggosipi aku dan Taufan atau menggosipi si gadis itu.

"Permisi" So-ji berkata.

"Oh,hey,So-Ji. Apa ada yang bisa para homo ini bantu?" Tawa ku dan Taufan lepas lagi,kali ini lebih panjang,lalu diakhiri oleh high five.

"Begini. Seharusnya hari ini aku memberi tour kepada anak baru yang akan masuk ke kelas ini besok. Tapi kepala sekolah memintaku meyelesaikan hal lain. Bisakah kalian membantunya?"

Aku dan Taufan saling tatap. "Kenapa kami? Maksudku,banyak orang lain yang lebih..waras?" Taufan bersender di mejaku.

"Yang tidak waras itu kau,Taufan. Jangan membawa aku" Taufan memutar bola matanya. "Sebenarnya,aku juga maunya begitu. Tapi anak baru itu maunya bersama orang yang hiperaktif,dan orang yang seperti itu hanya kalian."

"Kalau si bocah itu maunya yang hiperactive,kenapa kamu yang pertama disuruh menemaninya?"
"Karna kepala sekolah yang mau."
"Aku bingung,Blaze"
"Ya,aku juga"

"Intinya,tolong temani dia,ya"
"Tidak ma-"
"Kalian akan bebas kelas hari ini jika menemaninya"

Aku dan Taufan langsung saling menatap licik. Mata kami berbinar. Itu dia,refreshing. Kami mengangguk dengan semangat. Siapa sih yang tidak mau jamkos seharian?

"Mana anaknya?"
"Di kantin,membeli smoothie"
"Yasudah. Sampai nanti,So-ji"


Kami berlalu. Langsung menuju kantin.

Aku memutar agar tidak melewati kelas Ice.
Apalagi karna kejadian semalam. Kami benar benar tertidur bersama dalam posisi yang tetap. Ice merengkuhku dari belakang,menumpukan kepalanya pada tengkuk ku.


Dan aku menyenderkan kepala di bahunya. Tangan kami saling menggenggam,dan itu yang membuat kami canggung saat pagi harinya.

𝔹𝕖𝕥𝕨𝕖𝕖𝕟 𝐔𝐬 // 𝐘𝐀𝐎𝐈 𝐈𝐜𝐞𝐋𝐚𝐳𝐞 𝐀𝐔Where stories live. Discover now