Chapter 39 ~ 𝐃𝐚𝐭𝐞

377 37 13
                                    

Aku menceritakan kepergian Solar dan Halilintar pada Ufan. Dan Ufan juga bilang merasakan keanehan pada mereka.

"Entahlah, Blaze. Mereka masuk sekolah semaunya. Keluar sekolah juga mendadak sekali. Apalagi mereka sudah absen 3 bulan tanpa kabar, terus enak amat tiba tiba pergi. Mana pas udah mau ujian kelulusan. Aku bingung, Blaze. Itu dua sejoli minat sekolah apa enggak."

"Terus, itu Si Solar juga. Dia tuh enggak mungkin cewe deh. Asli. Ragu aku, Blaze."

Aku hanya mengangguk ngangguk saja, mendengarkan Ufan sambil membaca novel pendek.

Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh.
Supernova #1.

(Author's Note⁹ : Credit To ; Dee Lestari)

Demikian judul buku itu. Itu menceritakan dua orang pasangan homo dengan otak Albert Einstein yang berusaha menulis sebuah buku tentang kerumitan cinta antara seorang CEO berjiwa pujangga yang mencintai seorang wartawan bersuami.

Tapi aku menyukai sosok Diva yang menjadi seorang Supernova. Aku menyukai karakter gadis itu. Dia cerdas.

Aku sampai di bab 19 saat Ufan tiba tiba berhenti berceloteh dan diam di tempat.

"The f-ck, Fan! Jangan berhenti mendadak!"
"Sssssh, liat deh. Lucuk."
"Lucu, Pan. Kek muka lu."
"Ih, liat dulu."

Aku kemudian melihat ke arah yang Ufan tunjuk.

Seorang gadis. Rambutnya sebahu dengan model short wolfcut. Memakai topi ke arah belakang dan membawa skateboard. Dia tidak menggunakan seragam, hanya hoodie, rok, semada dengan rompi hijaunya dan tingginya tidak sewajarnya gadis SMA.

Tapi aku rasa aku kenal dengan wajahnya yang agak gembil dan bulat.

Mhm...

"Kak Thorn!"
"Ha?"
"Kak Thorn. Temen kelasnya Kak Ice tahun kemarin. Pasti dia! Tapi seingatku, Thorn itu laki laki.."

Aku tak lagi melihat Ufan di sampingku ketika aku selesai menjelaskan. Aku segera berlari mengejarnya yang dengan sembrono hendak menghampiri Kak Thorn.

"Annyeong, Thorn hyung!" Ufan menyapa.

Kak Thorn langsung melihat ke arah Ufan. Wajahnya bulat lucu, pipinya berisi, bibirnya pink natural dan ada sedikit blush di kanan kiri pipinya.

"Annyeong. Siapa ya? Sepertinya belum pernah lihat." Katanya. Suaranya agak cempreng dengan sedikit suara bas di sana.

"Oh, ini Blaze, ya? Adiknya Ice?" Katanya sambil menengok ke arahku yang baru sampai.

"Ah, iya Kak. Maafkan teman ku, ya. Memang sedang kumat rusuhnya. Kakak sedang apa di SMA?"

"Hanya mengambil barang yang tertinggal. Apa sedang istirahat?"
"Tidak. Jam kami sudah selesai. Oh, dan...maaf kalau lancang, tapi seingat Blaze, Kak Thorn itu laki laki?" Kataku sedikit kikuk.

Ufan langsung melotot ke arahku, memukul di bagian punggung sementara Kak Thorn tertawa.

"Tidak, kok. Saat kamu datang ke kelas itu, seragam perempuan sudah habis, jadi aku menggunakan seragam laki laki. Dan kebetulan juga rambutku sedang pendek. Itu saja." Jelasnya.

Aku dan Ufan ber'oh' ria sambil saling menatap.

Lalu karna aku merasa Ufan dan kak Thorn memang cocok, aku tersenyum jahil dan menanyakan hal bodoh;

"Kak, sudah ada pacar, Kak?" Tanyaku yang membuat Ufan terkena serangan jantung.

"Oh? Belum. Aku sedang mencari yang cocok. Lagipula, aku tidak mau pulang ke Jepang. Di sini nyaman. Jadi aku pikir masih banyak waktu untukku mencari pasangan."

𝔹𝕖𝕥𝕨𝕖𝕖𝕟 𝐔𝐬 // 𝐘𝐀𝐎𝐈 𝐈𝐜𝐞𝐋𝐚𝐳𝐞 𝐀𝐔Where stories live. Discover now