Chapter 25 ~ 𝐀𝐦𝐨𝐧𝐠 𝐎𝐮𝐫 𝐖𝐚𝐥𝐥 #1

470 45 6
                                    

(Author's Note : Please read. Lagu yang disediakan sesuai dengan pendukung suasana Afa. Seseorang punya pendukung suasana yang berbeda,Afa sarankan,putar lagu yang menurut kalian sedih selama membaca chapter 𝐀𝐦𝐨𝐧𝐠 𝐎𝐮𝐫 𝐖𝐚𝐥𝐥 #1,#2 dan #3 )

――――――――――𝄞𝄞𝄞―――――――――――

Ini adalah dunia.

Suka,duka.

Apa sebenarnya suka dan duka itu...
Kenapa mereka perlu ada...
Mereka tidak pernah adil...
Mereka tidak pernah memandang siapa yang pantas,dan yang tidak pantas...

Apa gunanya mereka...

Hope.
Harapan.
Satu kata itu juga.

Apa gunanya.
Tidak ada gunanya. Benar?

𝐀𝐦𝐨𝐧𝐠 𝐎𝐮𝐫 𝐖𝐚𝐥𝐥
ᵈⁱᵗᵘˡⁱˢᵏᵃⁿ ᵇᵃᵍⁱ ᵃⁿᵈᵃ ʸᵃⁿᵍ ᵐᵃᵘ ᵐᵉⁿᵍᵉʳᵗⁱ

Dunia.

Semua orang punya dunia. Tidak,bukan dunia yang sedang kita tinggali. Melainkan dunia yang tengah kita hindari. Adakah dunia itu...?
Tentu.

Merekalah yang selalu disebut fantasi.

Halu. Khayalan. Dan apa yang selama ini kita sebut Fantasi memang selalu lebih baik dari apa yang menjadi fakta realita.

Kita tidak menghindarinya,kita selalu menggenggamnya dalam pikiran kita.

Itu salah.

Semakin manusia masuk ke dalam fantasi itu,maka manusia tengah menghindari fantasi itu sendiri.

Semua pasti setidaknya sekali pernah berfantasi dengan dunia yang dibangunnya sendiri. Hal yang wajar,tapi sesungguhnya mematikan.

Mematikan dari segi mana? Dari segala segi.
Fantasi selalu membuat kita mengatakan kata
Keramat. Andai saja. Ketika kata itu sudah muncul,semua realita hanyalah sekadar kenyataan tanpa makna berarti yang sedang dijalani dengan beratnya hati.

Lalu.

Pernahkah aku berfantasi?
Aku telah mengatakan semua orang pernah berfantasi setidaknya satu kali. Maka aku adalah mereka yang berfantasi lebih dari ribuan juta kali. Dan Andai saja,sudah aku katakan lebih dari ratusan kali.

Andai saja kemarin aku tidak melakukannya.
Andai aku mengatakannya lebih awal.
Andai saja kalau aku bisa lebih peka.
Andai saja aku bisa menatap lebih lama wajahnya.

Andai,andai,dan andai. Hidup ini hanyalah sekadar kata andai. Apa gunanya semua kata andai itu. Mereka hanyalah sekadar kata. Mereka hanyalah sekadar jurang agar kita tidak menerima realita.

Tapi.

Aku masih tidak bisa melihat jurang itu. Aku berdiri di ujung jurang Andai. Menunggu satu kata andai lagi agar aku berjalan maju,lalu jatuh.

Jatuh ke rasa hangat.

Jatuh ke dalam kehangatan yang telah aku cari. Aku mau kehangatan itu. Sesuatu rasa yang aku sendiri tidak tau bagaimana definisinya. Karna itulah kehangatan itu spesial. Karna definisinya,hanya mereka yang mau mengerti yang dapat mengetahuinya.

𝔹𝕖𝕥𝕨𝕖𝕖𝕟 𝐔𝐬 // 𝐘𝐀𝐎𝐈 𝐈𝐜𝐞𝐋𝐚𝐳𝐞 𝐀𝐔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن